22-Hurt (Pembaruan)

85 12 3
                                    

Dua hari setelah kejadian traumanya itu, Erina full berada di dalam apartement. Bahkan ia izin tidak ke lokasi syuting karena rasa shock masih sedikit ia rasakan. Akibatnya, seharian itu Erina kehilangan semua minatnya. Minat untuk makan, untuk menulis dan beraktifitas di luar. Bahkan beberapa pesan dan telepon masuk pun tak ia angkat. Di tambah, Erina melihat berita di internet bahwa SMC, selaku agensi yang menaungi group Yeon Jin dan Sora menyatakan keduanya telah berpacaran, namun saat ini mereka sudah tidak ada hubungan apa pun.

Erina hanya duduk dekat jendela kamarnya sembari menatap langit dengan wajah kusam, rambut berantakan dan kedua mata yang sudah membengkak. Hatinya kacau sekarang. Hatinya begitu sakit. Di tambah dirinya masih takut pada Ki Hyun karena memaksanya untuk ke rumah sakit kemarin. Namun di satu sisi Erina menyayangi Ki Hyun, namun hanya sebagai sahabat, tidak lebih. Hati Erina pun juga merasa kasihan karena ia tak mampu membalas perasaan Ki Hyun dan malah membiarkan hatinya justru terluka lebih dalam karena Yeon Jin. Erina ingin melupakan Yeon Jin, namun di saat ia berusaha melupakannya, hati terasa betul-betul tak ingin melupakannya dan membuat hatinya semakin terluka. Apalagi, Yeon Jin selalu saja muncul, entah di pikiran atau dalam keadaan nyata seperti kemarin.

Saat ini, Erina tengah menangis di balkon apartemen sembari menatap jalanan Kota Seoul.

"Kenapa dengan kedatanganku kesini, malah semakin banyak peristiwa dan kebohongan lain yang terus memacu jantung aku. Berarti selama ini, diatas aku tertawa, ada penderitaan orang lain. Situasi macam apa ini ya Allah."

Erina terpejam menangis sembari memegang dadanya.

"Kenapa hati aku sakit banget sekarang. Di saat dia yang selalu kuharapkan untuk menjadi alarm kebahagiaanku, justru dia yang menggoreskan luka ini begitu dalam. Justru ketika aku bersama dia, aku sama aja berdiri di depan ribuan anak panah yang siap melesat kearahku."

Erina menyandarkan kepalanya di kursi. Apalagi tangisnya semakin tumpah ketika pikirannya membawanya ke tragedi kecelakaan yang menjadi sumber awal luka masa lalunya.



***



Lalu keesokan harinya, barulah Erina sedikit ada minat untuk keluar dari apartement hanya untuk membeli kebutuhan pokok di supermarket halal di Itaewon.

Di dalam supermarket, Erina bertemu dengan Min Ah yang tengah memilih produk susu.

"Bibi?" tegurnya sedikit shock.

Min Ah begitu terkejut, namun ia segera menormalkan ekspresinya seperti tak melihat Erina di sampingnya.

Erina langsung paham ekspresi tersebut. Ia memilih untuk diam dan tak menegur Min Ah lagi.

Seorang pria di belakang Min Ah terlihat berjalan memilih produk yang memunggungi Min Ah. Namun matanya sembari melirik ke arah tas Min Ah. Erina pun melihat aksi mencurigakan itu. Bahkan, Erina menjadi saksi tangan keji laki-laki yang hendak mengambil sesuatu dari dalam tas Min Ah yang tengah terbuka.

Erina langsung menghampiri Min Ah, tangannya langsung memegang pergelangan tangan laki-laki berwajah tegas itu.

"Kau mau mencopet ya?"

Syat!

"Argh!" Tiba-tiba tangan Erina di sayat menggunakan pisau dan laki-laki tersebut langsung berlari ketakutan.

"Erina kau tidak apa-apa?" Min Ah khawatir.

Lengan baju Erina sobek dan sedikit mengeluarkan darah.

"Tadi dia mau mengambil isi tasmu, untung saja tidak berhasil," ucapnya sedikit meringis.

Min Ah segera menutup sleting tasnya dan mengapitnya agar aman.

"Ayo, aku bawa kau ke klinik terdekat." Min Ah merangkul Erina dan membantunya berjalan sampai masuk ke dalam mobil.

Min Ah menemani Erina dari awal masuk klinik sampai selesai mendapatkan pertolongan pertama. Bahkan, Min Ah mengantar Erina untuk pulang.

"Nanti, akan aku ganti biaya penanganannya tadi Bi."

"Tidak perlu, kau seperti sama siapa saja," ucapnya tanpa menoleh dan tanpa ekspresi.


Erina hanya menatap Min Ah penuh keheranan.

"Kau sibuk hari ini?"

"Ah, tidak Bi. Kebetulan hari ini aku tidak ke lokasi syuting."

"Baguslah. Aku bisa membawamu ke rumahku."

"Hah, apa? Ke rumah Bibi? Tapi untuk apa?"

"Bukan apa-apa. Kau mau atau tidak?"

"Iya aku mau Bi."

Erina mengalihkan pandangannya, padahal setelah itu Min Ah tersenyum tipis saat berhasil membujuk Erina ke rumahnya.

Di tengah perjalanan, Erina begitu risih karena Yeon Jin dan Ki Hyun terus saja bergantian meneleponnya. Bahkan sudah ada 10 pesan masuk dari Yeon Jin dan 6 pesan masuk dari Ki Hyun

CINTA DARI UFUK TIMUR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang