6-Tujuan Awal

155 21 1
                                    

“Hei,” Yeon Jin menepuk bahu Brian.

Mereka saling tos dan merangkul satu sama lain.

“Tumben sekali kau memberiku kejutan,” ujar Yeon Jin.

Brian tersenyum miring. “Kejutan apanya? Hal mengirim coffee truck itu kan sudah biasa.”

Yeon Jin tertawa lebar, begitu juga dengan Brian.

“Oh iya, besok kau sibuk?” tanya Brian.

“Besok aku ada rekaman sampai sore. Lalu persiapan untuk album SKY di gedung SMC. Kenapa?”

“Yah, tadinya aku mau mengajakmu minum.”

“Hmm lain kali saja. Aku lagi kurang tertarik untuk minum,” jawabnya sedikit meringis.

“Kenapa kau? Biasanya kalau kuajak untuk minum, kau tidak bisa menolak.”

“Ya…” Yeon Jin menggarukan tengkuk yang tak gatal. “Tidak apa-apa.”

Brian sedikit jengkel. Ia hanya mengerucutkan bibir. Ia tau percis sahabatnya itu karena mereka sudah bersahabat sebelum Yeon Jin debut atau jaman di mana Yeon Jin masih belum merantau ke Seoul untuk menjadi seorang idol. Brian yakin, ada sesuatu yang tak biasa yang tiba-tiba menyerang Yeon Jin. Hal yang tak terlihat, namun bisa ia rasakan. Karena tidak mungkin bagi seorang Yeon Jin yang terkenal kuat minum itu, menolak untuk diajak minum. Minum Soju bukanlah sekedar hobi bagi Yeon Jin, namun bisa merupakan alternatif pelepas stress. Meski di luar, Yeon Jin adalah orang yang ceria, aktif dan selalu menebarkan energi positifnya, namun sekali saja ia stress, ia langsung insecure.

“Hei, kau bilang penulis naskah filmmu adalah wanita Indonesia. Mana dia?”

Yeon Jin langsung berwajah datar dan melepas rangkulannya. “Apa maksudmu?”

“Ya aku ingin bertemu dengannya lah,” jawabnya enteng.

“Untuk apa?”

“Aku hanya penasaran seperti apa rupanya, itu saja.”

Yeon Jin menghela nafas. “Dia di backstage sedang istirahat.”

“Ya sudah, antarkan aku padanya.”

Yeon Jin kini bertolak pinggang. “Kan sudah kubilang dia sedang istirahat. Kau mau mengganggu jam istirahatnya?” ucapnya sedikit menahan emosi.

Brian tertawa geli. “Iya, iya. Tidak usah emosi begitu. Tapi lain kali aku harus bertemu dengannya.”

Yeon Jin hanya menggeleng heran dengan memalingkan wajah. Sedangkan Brian masih menatap Yeon Jin sembari tersenyum miring.

Sedangkan di dalam backstage, seperti biasa jika ada sesuatu yang aneh pada Erina, Adelia pasti mencecar dengan beribu pertanyaan.

“Serius kamu besok langsung rekaman? Sama Yeon Jin pula,” tutur Adelia begitu heran.

“Ini baru namanya double rejeki. Berawal dari hobi, tapi bisa membuka pintu rejeki mana aja. Allah itu maha baik banget,” sanjung Erina dengan mata berbinar ke atas.

“Ya kalau begitu selamat ya sayang. Semoga besok berjalan dengan lancar,” ucapnya tersenyum manis.

“Iya aamiin. Makasih del.”

“Eh tapi bentar deh. Aku masih bingung sama sikap kamu tadi. Dan sekarang udah berubah aja. Emang tadi itu kamu kenapa sih rin? Kamu diapain sama Yeon Jin?” cletuknya.

“Ga diapa-apain kok.”

“Kamu lagi PMS?”

“Kalau iya, emang kenapa?” jawabnya enteng.

CINTA DARI UFUK TIMUR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang