💢 Enam

1.8K 292 11
                                    


Jungmo dan Allen saat ini ada di kamar Yunseong. Mereka sedang main PS milik Yunseong sambil menunggu Hangyul yang katanya akan membawa makanan dan Jaemin yang tumben ingin ikut. Jadi, rencananya mereka hari ini akan tanding PS bersama, semuanya ikut termasuk Jaemin, hanya Serim dan Minkyu yang tak bisa ikut karena ada urusan keluarga.

Jika Jungmo dan Allen sibuk dengan PS mereka, Yunseong sendiri sedang sibuk menatap sebuah kertas lusuh. Tidak. Kertas itu tak benar-benar lusuh. Hanya saja, sudah kusut bekas diremas oleh orang yang membuang kertas itu.

Jika ada yang penasaran apa sebenarnya isi kertas itu, maka jawabannya adalah kertas yang berisi gambar wajah Yunseong yang Yujin temukan di tempat sampah di belakang kelas.

Ya, Yunseong sibuk menatap kertas itu. Ia masih penasaran tentang siapa yang sebenarnya menggambar itu dan membuangnya di tempat sampah kelas. Sebenarnya, Yunseong bukan orang yang akan peduli, tapi karena gambar itu adalah gambar wajahnya, ia jelas harus peduli.

"SEONG, ADA HANGYUL SAMA JAEMIN NIH."

Suara Kak Eunbi yang terdengar dari luar kamar seketika membuyarkan pikiran Yunseong. Ia segera melipat kertas tadi dan menyimpannya dalam nakas di sisi tempat tidurnya dengan cepat. Lelaki itu lalu melempar tatapannya pada Jungmo sebelum ia melempar bantalnya pada lelaki Koo itu.

"APA SIH, ANJIR?" amuk Jungmo yang kesal karena lemparan Yunseong membuatnya kalah dari Allen yang kini sudah tertawa bahagia.

"Bukain pintunya, nyet!" suruh Yunseong cuek.

"Elo aja napa? Gue lagi sibuk," jawab Jungmo malas lalu mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi Instagram tanpa beban dan dosa.

"Gue yang punya rumah. Lo cuma numpang nurut aja napa?" balas Yunseong kesal.

"Aturannya tuh tuan rumah yang buka, bego," Jungmo masih acuh.

Ceklek...

Ketiganya sontak menatap ke arah pintu, di mana pintu itu sudah terbuka dan menampilkan sosok Hangyul yang memegang sebuah plastik besar dengan Jaemin di belakangnya.

Padahal, pintunya gak kekunci, tapi mereka malah ribut tentang siapa yang harus buka pintu.

"Penjahat emang lo, Seong!" sembur Hangyul sambil meletakan plastik yang ia bawa ke atas karpet, membuat Allen langsung mengeluarkan isinya.

"Lah, gue ngapain?" tanya Yunseong tak mengerti.

"Gue datang bukannya dibukain pintu, lo malah enak-enak di kasur."

Yunseong melongo tak percaya saat mendengar keluhan Hangyul. Serius, itu gak penting banget.

"Gak penting banget, njir!"

Hangyul memasang wajah sok merajuk lalu menjatuhkan dirinya di sisi Allen yang sudah asyik dengan kripik kentangnnya. Jaemin sudah duduk di sisi Jungmo dan kini sedang mengutak-atik stik PS milik Yunseong.

"Gyul, lain kali bawain pizza, dong," celetuk Allen yang baru akan memasukan kripik ke dalam mulutnya, "Bosen gue dibawain makanan rakyat jelata lo mulu."

Hangyul sontak menoyor kepala Allen dengan sebal, "Udah bagus gue bawain," balasnya kesal, "Adanya tuh lo yang bawain mie ayam ke sini."

Yunseong hanya melongos malas saat melihat mereka. Lelaki itu lebih memilih untuk turun dari kasurnya lalu menghampiri Jaemin dari pada masuk dalam obrolan tak bermanfaat Allen dan Hangyul.

"Gila ya, gambarnya si Wonjin bagus banget," belum sempat Yunseong meraih stik PSnya, celetukan Jungmo membuatnya menoleh ke arah lelaki itu. Bahkan Allen dan Hangyul juga ikut menghentikan pembicaraan mereka dan turut menatap lelaki Koo itu.

[4] FAKE ENEMY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang