💢 Tiga Puluh Satu

1.6K 209 35
                                    

INGAT DONG!!😆😆







Yunseong tersenyum lebar. Lelaki itu lalu menopang dagunya dengan tangan kiri, sedang tangan kanannya bergerak naik meraih pipi bulat Minhee dengan jari telunjuknya. Senyumnya melebar, dengan iseng ia mulai menekan-nekan pipi Minhee, membuat si manis merasa risih karena ia sedang minum.

"Ck, apa sih?"

Minhee berdecak, lantas menatap lelaki di sampingnya itu dengan tatapan kesal.

Bukannya risih, Yunseong malah tersenyum semakin lebar. Jarinya bahkan terus menekan-nekan pipi Minhee, seakan mengundang si manis untuk marah.

"Suka deh sama pipi kamu, gemes."

Wajah Minhee sukses memerah. Yunseong bilang apa tadi? Suka sama pipinya? Gemes? Mana pake kamu lagi.

Woy ah.. Minheenya ambyar...

"Makin suka kalo muka kamu merah gini," ucap lelaki itu. Kini sudah mencubit-cubit kecil pipi Minhee.

Minhee diam, berusaha tenang. Padahal ia sudah ingin berteriak dan guling-guling. Yunseong tuh ya, emang dari dulu suka banget buat dia ngerasa gak karuan kayak nih.

"Iih, apa sih, Yunseong?" si manis lalu berusaha berucap galak. Seperti setiap kali ia menghadapi lelaki itu. Tapi, kenapa jadi terdengar seperti itu? Ini sedikit terdengar manja. Dan sungguh, ia merasa geli sendiri.

Lalu Yunseong? Lelaki itu tersenyum makin lebar. Ia sungguh suka dengan nada suara Minhee barusan. Manja dan menggemaskan. Ah, Minhee memang sesuatu baginya.

"Aku makin suka sama kamu," ucap Yunseong, lalu mencubit kecil hidung Minhee, membuat si manis jadi memekik sakit.

"Heh taplak meja, mana traktiran gue?!"

Yunseong tersentak saat ada suara lain tiba-tiba terdengar di dekatnya. Hal yang sama juga terjadi pada Minhee. Keduanya lantas mendongak dan menemukan Yujin serta Junho yang sudah berdiri di samping meja mereka di caffe tempat mereka berada saat ini.

"Gue juga, Seong," timpal Junho.

Yunseong berdecak malas, membuat Yujin dan Junho kompak mendelik kesal ke arahnya.

"Heh, lo jangan jadi orang gak tahu diri ya, Seong! Gue udah banyak nolongin lo. Lo juga udah janji, jadi siniin traktiran gue," Yujin berucap lagi, membuat Yunseong gatal ingin melemparnya dengan gelas plastik berisi minuman milik Minhee yang ada di depannya.

"Lo gak iklas nolongin gue?" tanya Yunseong.

"Gue iklas ya! Kalo kagak, mana ada gue bantuin lo sampe titik darah penghabisan?!"

Yunseong berdecak, namun diam tak menjawab banyak. Teringat lagi kejadian beberapa hari lalu di kelas mereka hingga ia dan Minhee bisa duduk tenang berdua di caffe itu tanpa pertengkaran yang berarti.







"Pacaran yuk, Min?"

Mata Minhee membulat, dengan bibir sedikit terbuka menatap Yunseong yang baru saja mengajukan pertanyaan tadi dengan santai. Ia bahkan tersenyum, tanpa raut gugup atau sejenisnya seperti yang biasa orang lain alami ketika sedang menyatakan perasaannya pada seorang yang disukai. Lelaki itu bahkan tidak terlihat seperti sedang meminta seorang untuk menjadi kekasihnya. Ia lebih terlihat seperti bocah tujuh tahun yang sedang mengajak temannya untuk mengejar layangan di lapangan.

"WOOAAA... ASYIK BANGET, SEONG! BARU ISI BENSIN YA?!"

"GAS BANGET, ANYING!"

"YA AMPUN, KOK LO BISA SO SWEET SIH, SEONG?!"

[4] FAKE ENEMY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang