💢 Empat Belas

1.4K 247 10
                                    


Minhee melangkah tenang ke arah ruang tamu setelah membawa gelas susu yang tadi Daniel antarkan padanya ke dapur. Ia dapat melihat Yunseong yang tengah duduk diam di ruang tamu sambil menunduk. Lelaki itu tak melakukan apa-apa, sekalipun melihat ponselnya.

Menghela nafas, Minhee melangkah dan mendekati lelaki itu. Berdehem pelan hingga lelaki itu mendongak dengan tatapan polosnya. Hanya beberapa detik hingga tatapan itu akhirnya berubah menjadi tatapan berbinar.

"Mini," ucapnya pelan.

Minhee tak langsung menjawab. Ia memilih untuk duduk di sofa yang ada di seberang Yunseong. Membuat lelaki itu beranjak dan jadi duduk di sampingnya. Lalu, menciptakan suatu perasaan aneh dalam dirinya.

Namun, ia berusaha tenang. Menoleh dan menatap Yunseong yang kini menatapnya intens.

"Min, gue minta maaf soal..."

"Gak pa-pa," belum sempat Yunseong menyelesaikan ucapannya, Minhee sudah memotongnya dengan sebuah kalimat, "Lo kan gak tahu."

Yunseong terdiam, merasa semakin bersalah. Bersahabat sejak kecil dengan Sihoon dan Yohan membuat ia sedikit banyak mengerti tabiat uke dan cewek. Apalagi dengan ditambah punya seorang kakak perempuan.

Yunseong tahu, saat mereka mengatakan jika tak apa-apa, maka sebenarnya ada apa-apa.

Kasusnya selalu seperti itu.

Tapi, apakah kasusnya dan Minhee saat ini sama saja?

"Tapi, gue ngerasa bersalah, Min. Apalagi sempat marah tadi," ucap Yunseong pelan. Lelaki itu kini menunduk dan enggan menatap si manis.

"Ya, gak apa-apa, Yunseong. Lupain aja. Lo gak tahu dan gue ngerti kok."

Yunseong menoleh, menatap Minhee yang kini tengah tersenyum tipis. Membuat ia yang melihat itu mengingat saat pertama melihat si manis itu lagi.

Yunseong ingat, hari itu hari pertama sekolah pada tahun ajaran ini. Dan ia pertama kali melihat Minhee saat si manis berbicara dengan Yohan di depan kelas mereka. Minhee saat itu tersenyum tipis juga, membuat wajahnya terlihat begitu manis di mata Yunseong hingga ia terpesona dengan bodohnya.

Dan kini, saat melihat senyum tipis itu hadir lagi, Yunseong tak bisa berbohong jika ia kembali terpesona.

"Min?" panggil Yunseong pelan, membuat Minhee menatapnya.

"Hm?"

Yunseong dapat melihat jika pemilik marga Kang itu tengah mengangkat sebelah alis, menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Lo beneran gak marah sama gue kan?"

"Kagak elah," jawab Minhee gemas. Kenapa Yunseong menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya sih? "Kenapa sih lo mikir kalau gue marah sama lo?"

"Ya, kan tiap hari lo marah sama gue."

Minhee memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan Yunseong, "Itu bedalah, bego. Kelakuan lo tiap hari emang kayak setan. Ngajak semua orang buat marah terus sama lo."

"Gak semua orang ih," jawab Yunseong cepat, "Cuma lo doang."

Minhee diam dan enggan membalas ucapan Yunseong. Membuat lelaki Hwang itu kembali membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu yang membuat ia kembali menatap lelaki itu.

"Min, kenapa lo suka marah kalau gue rusuh? Lo gak suka banget ya sama yang kayak gitu?"

"Hm," Minhee mengangguk dua kali, "Gak bisa konsen kalo ada yang rusuh gak jelas kayak lo."

"Bukan gue aja kali. Yujin noh lebih rusuh. Jungmo sama Junho juga. Hangyul sama yang lainnya."

"Tapi mereka diam kalau dibilangin. Lah elo? Boro-boro diam, nantangin orang buat ribut ada."

[4] FAKE ENEMY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang