“Pilih mana? Es krim coklat atau kue coklat?”“Aku gak suka coklat, Yunseong.”
“Tapi, yang paling laris dan terkenal di tokonya kak Eunbi yang ada coklat, sayang. Kata kakak, cuma bisa ambil yang paling laris aja.”
“Tapi kan aku gak suka coklat. Lagian, emang gak bisa beli aja?”
“Kan sayang kalau gak dipakai. Ini dikasih gratis sama kakak. Jarang-jarang loh dia mau ngasih gratisan.”
“Kalau sayang, sini kasih gue aja.”
Yunseong mendengus keras ketika Yujin tiba-tiba masuk dalam percakapan manisnya dengan Minhee. Lelaki itu lalu mendelik ketika menoleh dan menatap gadis itu yang sejak dua puluh menit yang lalu duduk di depannya—dan Minhee—dengan sebuah buku ensiklopedia besar di depannya.
Ngomong-ngomong, saat ini mereka sedang berada di perpustakaan karena jam kosong. Tumben memang, karena siswa semacam Yunseong dan Yujin biasanya lebih memilih untuk berkeliling sekolah tanpa tujuan yang jelas—sambil bermain kucing-kucingan dengan guru BK, tapi kali ini memilih perpustakaan sebagai tempat menghabiskan jam kosong. Alasan Yunseong memilih perpustakaan tentu saja karena ia ikut kesayangannya—kata Junho, bucin memang beda—sementara Yujin entah apa tujuannya.
“Gue gak lagi ngomong sama lo ya, babi,” Yunseong berucap kesal pada Yujin ketika Serim datang dan duduk di samping gadis berambut pendek itu dengan sebungkus biskuit di tangannya.
“Heh, dilarang ngomong kasar di perpus,” lelaki itu berucap begitu saja, membuat delikan tajam Yunseong makin menjadi.
“Elo goblok! Yang ada dilarang bawa makan dan makan di perpus!” tapi, bukan Yunseong yang menjawab ucapannya karena Yujin yang lebih dulu melakukannya. Gadis berambut pendek itu bahkan tidak ragu-ragu untuk menabok lelaki yang kini duduk di sebelahnya.
“Anjing Yujin, sakit sialan!”
“Makanya jangan aneh-aneh!”
“Ya, tapi gak ditabok juga dong! Gak ada lembut-lembutnya jadi cewek lo!”
“Suka-suka gue dong, anjing! Masalah buat lo kalo gue gak..”
Brak...
Meja dipukul pelan, tapi sukses membuat Yujin tidak melanjutkan kalimatnya. Keduanya bahkan dengan gerakan kompak mengatup mulut masing-masing sebelum menoleh ke tempat di mana Yunseong dan Minhee duduk. Dapat mereka lihat jika Yunseong tengah menatap mereka malas dan Minhee yang menatap mereka dengan tatapan datarnya. Tangan si Kang itu ada di atas meja—yang membuat keduanya sadar jika pukulan di meja tadi berasal darinya.
“Jin, kantin, yuk. Jungmo tadi katanya mau traktir,” Serim berucap kemudian sambil menarik-narik ujung lengan kemeja Yujin—memberi kode untuk pergi dari hadapan Yunseong dan Minhee.
Yujin yang mengerti langsung melotot sebelum menabok pelan pundak Serim, “Kok lo gak ngomong dari tadi sih, anjir?”
“Lupa, Jin,” jawab Serim begitu saja, “Lo sih pake mukul gue tadi. Kan jadi lupa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] FAKE ENEMY || HwangMini
FanfictionKerjaan mereka ribut terus. Tapi kok, lama-lama jadi manis ya? ⚠bxb HwangMini Yoa's Flash Work 270520-290520