💢 Dua Puluh Tiga

1.2K 216 17
                                    


Yunseong mengerjap, mengalihkan tatapan dari layar ponselnya, lalu melirik Yujin yang duduk tenang di depannya. Gadis itu menampilkan wajah datar dan terlihat tenang memainkan ponselnya, berbeda sekali seperti biasanya. Di sisi kanan gadis itu, ada Jungmo yang hanya duduk tenang dalam diam tanpa melakukan apapun. Sedangkan di sisi kanannya ada Serim dan Allen yang tidak jauh berbeda kelakuan mereka dari Jungmo. Ketiganya sibuk menatap si gadis, tapi Yujin seakan tidak melihat kehadiran mereka di situ.

"Yunseong?"

Yunseong kembali mengerjap, kini menoleh ke sisi kanannya di mana Minhee tiba-tiba duduk di sana dengan tenang. Si manis duduk berlawanan arah dengannya. Karena bangku yang mereka duduki saat ini tidak ada sandarannya, jadi Yunseong duduk menghadap Yujin dan tokoh kisah cinta segi banyaknya, sementara Minhee sendiri membelakangi mereka.

Mata lelaki itu lantas melebar, dengan binar bahagia juga semburat merah yang perlahan menghiasi wajahnya, karena kelewat senang si manis tiba-tiba duduk di sampingnya seperti itu. Beberapa detik kemudian, sebuah senyum terbit, membuat pemilik wajah manis yang ia tatap itu berusaha agar tidak terpesona pada senyumnya.

"Iya, Min?" tanyanya manis.

Minhee mengerjap sekali, lalu menghembuskan nafas panjang, seperti ada beban berat hanya untuk melakukan apa yang tengah ia lakukan saat ini.

"Rapatnya kapan mulai?" tanya pemilik marga Kang itu tenang. Kini mengalihkan tatapannya dari Yunseong dan menatap rombongan Yohan dan teman kelasnya yang lain, yang duduk di bangku yang ada di taman depan sekolah. Minhee ingat jika kehadiaran mereka sore ini di sekolah adalah untuk rapat persiapan pesta sekolah bulan depan nanti, "Yohan sama yang lainnya juga nanya. Minkyu sama Sihoon juga kemana?"

“Sihoon kan ijin, Min.”

“Minkyu?”

Yunseong mengerjap lagi, memikirkan jawaban atas pertanyaan yang si manis ajukan lagi padanya. Sebenarnya tidak ada masalah. Hanya saja...

"Kok, lo malah nanya sama gue?"

Kenapa Minhee harus bertanya padanya? Padahal, si manis itu bisa bertanya pada Yujin yang lebih tahu tentang Minkyu. Atau Wonjin yang belakangan dekat dengan si ketua kelas. Tapi ngomong-ngomong, Wonjin juga di mana?

Kenapa harus dia?

Sementara itu, Minhee terlihat mendengus malas. Niatnya ingin bertanya baik-baik dan membuka obrolan baik seperti yang dipaksakan Yohan. Tapi, emang yang namanya Hwang Yunseong itu sialannya minta ampun. Ngajak berantem mulu.

"Ya, nanya sama lo lah," jawab Minhee berusaha sabar.

"Kenapa gak ke Wonjin aja?"

“Wonjin juga gak ada.”

“Yang lain?”

Minhee mendengus lagi, kini menoleh dan menatap malas lelaki itu.

"Kalo yang lain tahu, ngapain gue repot-repot nanya sama lo?"

"Yujin gih," balas Yunseong sambil melirik Yujin yang masih sibuk dengan ponselnya, "Lebih tahu tentang si ketua kelas."

Minhee diam sesaat kini. Lalu dengan ekor matanya, melirik Yujin, Jungmo, Serim dan Allen yang duduk di hadapan Yunseong. Si manis lalu mencuatkan bibir dan tanpa sadar, sudah maju merapat pada Yunseong, hingga jarak mereka semakin tipis.

"Gak enak, Seong," ucapnya berbisik.

Yunseong yang baru saja merasa gemas dan melambung tinggi karena tingkah Minhee jadi mengerjap. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak berteriak kegirangan. Lelaki itu lalu mengulum bibirnya sebelum menatap tepat mata Minhee yang juga menatapnya polos dengan bibir yang mencuat kecil.

[4] FAKE ENEMY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang