💢 Sebelas

1.4K 246 3
                                    


Beberapa saat setelah kerusuhan di grup IPA 5.

Minhee duduk tenang di teras rumah Allen, sementara pemilik rumah itu sendiri sedang masuk ke dalam rumah untuk mengambil minum. Ada Hyungjun, Dongpyo dan Wonjin juga di sana. Mereka berempat hanya diam, karena Allen melarang ketiganya untuk merecoki Minhee yang kelihatan belum ingin cerita.

Dua menit kemudian, Allen keluar dengan diekori seorang asisten rumah tangga yang membawa minuman dan beberapa camilan, bersamaan dengan masuknya sebuah motor di pekarangan rumahnya.

Hyungjun, Dongpyo dan Wonjin juga Allen kompak menatap ke sumber suara dan mereka dapat menemukan sosok Junho yang datang bersama pacarnya, Eunsang.

"Nyai, lo gak pa-pa kan?" Eunsang yang sudah turun dari jok belakang, membuat Junho ikut turun. Dan setelah ia turun, ia langsung berlari kecil ke teras rumah Allen sambil mengajukan pertanyaan tadi.

Minhee tak menanggapi pertanyaan Junho. Pemilik marga Kang masih duduk tenang dengan wajah tanpa ekspresi. Membuat Junho mengerutkan kening dan menatap keempat orang lain di situ dengan tatapan menyelidik.

"Lo berempat apain dia sampe diem begini? Hah?" tanyanya cepat lalu kembali menatap Minhee, "Nyai, lo diapain sama mereka? Kok jadi kayak patung gini?"

"Ck, berisik lo!"

Junho merengut lalu mengalihkan tatapannya dari Minhee pada Eunsang yang baru saja mengatakan kalimat tadi.

"Gue kan khawatir, Sang. Jadi gue nanya," ucapnya dengan nada manja, membuat bukan hanya Wonjin, Hyungjun dan Dongpyo mencibir tak jelas karena Eunsang juga ikut melakukan hal yang sama.

"Tapi, liat keadaan dulu, bego!"

Junho merapatkan bibirnya saat kalimat yang baru saja Eunsang ucapkan itu disertai dengan tatapan super tajam seakan tatapan itu bisa menikam dirinya.

Suara deru motor kembali berbunyi, membuat mereka semua yang ada di teras itu kompak menatap ke arah gerbang. Dari posisi mereka saat ini, mereka bisa menangkap empat motor yang memasuki halaman dengan beriringan.

Yujin melompat dari motor pertama, lalu berjalan menuju motor yang berhenti ketiga. Dengan ekspresi kesal, gadis itu mendorong helm si pengendara hingga si pengendara yang tak lain adalah Yunseong memarahinya dengan kesal. Mereka lalu bertengkar.

Sementara dua motor lainnya adalah Minkyu dan Serim, sementara yang lainnya adalah Yohan dan Hangyul yang sudah melangkah ke teras rumah, menghampiri Minhee yang masih diam di sana. Disusul Minkyu dan Serim, lalu Jungmo yang tadi bersama Yujin.

"Min, lo gak apa-apa?" pertanyaan itu pertama diajukan oleh Yohan. Pemilik marga Kim itu sudah mengambil tempat duduk di samping Minhee.

Wonjin yang melihat itu ikut maju, lalu berjongkok di hadapan si manis Kang, "Kok bisa ikut sama Yunseong?" tanya si Ham itu lembut.

Minhee menatap kedua sahabatnya itu bergantian, lalu menggeleng pelan saat suara pertengkaran Yunseong dan Yujin semakin keras, menandakan jika kedua orang itu sudah ada di teras rumah.

Yunseong yang sudah tiba di teras, melempar tatapannya pada Minhee. Pada saat yang sama, Minhee juga sedang menatapnya dengan tatapan datar, sehingga tatapan mereka terkunci.

"Lo gak apa-apa?" tanya Yunseong cepat, membuatnya mendapat pukulan di kepala dari Yujin yang masih ada di belakangnya.

"LO KENAPA, SIH?"

Yunseong sudah emosi dengan Yujin yang sejak di grup sudah marah-marah tak jelas. Bahkan gadis itu juga menelponnya dan melakukan hal yang sama. Padahal, di sini tuh masalahnya sepeleh. Cuma dia yang karena ada urusan, terpaksa ninggalin Minhee di jalan.

"Minta maaf yang bener, bego!" jawab Yujin tidak senang.

"Iya, gue bakal minta maaf! Tapi, lo gak usah marah-marah gini juga kan?! Lebay banget tahu! Masa cuma hal sepeleh gini lo ngamuk ke gue?! Gak jelas lo!"

Yujin juga semakin emosi dengan ucapan Yunseong, tapi melihat tatapan tajam yang Minkyu berikan padanya disusul suara Yohan yang terdengar memanggil Yunseong membuat ia urung.

"Seong?"

Yunseong menoleh, menatap Yohan yang kini menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

"Mending lo pulang aja, deh," ucap Yohan pelan.

"Hah?"

Yunseong jelas dibuat kaget. Kok Yohan nyuruh dia pulang? Emang salahnya apa kalau dia ada di situ?

"Lo pulang aja," ucap Yohan lebih tegas.

"Kenapa gue harus pulang?" tanya lelaki Hwang itu tak terima, "Gue kan udah bilang kalo gue bakal minta maaf! Lo juga gak usah lebay, deh, Han!"

"Bukan masalah lebay atau gaknya, Yunseong. Tapi ini tuh....!"

"Alah, lo semua emang lebay! Gue kan cuma ninggalin dia di jalan, masa lo semua sampe segitunya sih marah sama gue?! Lagian dia juga gak apa-apa kan?!"

"PERGI LO!"

Semua yang ada di teras itu terlonjak kaget saat Wonjin tiba-tiba bangun dan berteriak keras pada Yunseong. Si pipi gembul itu bahkan tidak bisa menyembunyikan raut marahnya pada lelaki itu. Ini bukan hanya masalah sepeleh, atau masalah lebay atau tidak. Ada masalah lain yang lebih besar sehingga ia benar-benar panik tadi. Dan ia tak suka bila kehadiran Yunseong, membuat masalah ini semakin terasa berat.

Yunseong yang tadi tersentak kaget, kini balik menatap Wonjin dengan tatapan serupa dengan yang lelaki Ham itu berikan padanya.

"Gila lo semua!"

"Seong," Hangyul yang merasa suasana semakin tak baik, akhirnya maju selangkah. Ia lalu meraih bahu Yunseong dan menariknya pelan, "Ayo pulang aja. Lo jangan buat masalah ini jadi lebih besar."

Yunseong balik melemparkan tatapan tak terimanya pada Hangyul. Ia ingin protes. Jelas. Tapi saat ia melihat tak ada emosi di mata Hangyul-yang biasanya kelakuannya tak jauh berbeda darinya, ia jadi mendengus. Detik berikutnya, ia melempar tatapannya pada Minhee yang kini hanya duduk diam tanpa menatapnya. Selanjutnya, ia berbalik dan meninggalkan teras rumah Allen dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Menuju motornya lalu ia benar-benar pergi.

Beberapa saat setelah kepergian Yunseong, Wonjin kembali berjongkok di hadapan Minhee dan menatap sahabatnya itu dengan lembut.

"Min?"

"Gue mau pulang," ucapan itu sangat pelan dan nyaris tak terdengar. Begitu lirih dan sarat akan luka.

"Lo gak mau cerita dulu?" tanya Yohan.

"Gue mau pulang," tak menjawab pertanyaan Yohan,  Minhee kembali mengatakan kalimat yang sama, tanpa menatap semua yang ada di tempat itu.

"Ya udah. Ayo. Gue anter," ucap Wonjin sambil beranjak dari posisinya.

 Gue anter," ucap Wonjin sambil beranjak dari posisinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Thank you...

[4] FAKE ENEMY || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang