Tulisan bertinta merah itu memiliki arti kematian.
Dan semoga surat itu tidak memiliki yang sama. Hanya keisengan seseorang saja.“Hyunji bagaimana dengan hasil tesmu? Apakah memuaskan?”. Tanya Anna saat kami sampai diapartemenku.
“Ya, sangat memuaskan”, sembari membuka pintu.
Aku mengajak Anna untuk menginap diapartemenku.
Karena hari ini hari terakhir tes dan besok adalah hari libur. Kami punya jadwal yang sama, karena aku memutuskan untuk ikut dalam organisasi dompet amal itu.
Sepertinya akan seru.
“Ah.....iya aku dengar kamu meiliki akun fansite?”“Iya kenapa?”
“Siapa idol itu? Beruntung sekali dia memiliki fangirl seperti dirimu”.
Anna menghampiriku yang sedang mengetik beberapa kata untuk artikel yang akan aku terbitkan minggu depan. Tentunya artikel yang memuat tentang kabar dari Zhong Chenle.
“NCT Dream Anna! aku berharap memiliki teman fangirl juga”
“Ah... aku hanya sedikit tahu tentangnya”
“Chenle........”, suara Anna lebih terdengar seperti berbisik.“Kau mengenalnya?”
“Tentu saja!”. Ujarnya bersemangat, ehm... terlalu bersemangat menurutku.
Aku sedikit terkejut karena Anna mengeraskan suaranya. Kenapa Anna terlihat seperti, aneh sangat aneh?“Maksudku siapa yang tidak mengenal NCT Dream? Chenle? Bukannya anak itu yang suka sekali tidur itukan?”
“Hehehe.......... kau tahu banyak juga ternyata”. Ah... ternyata dia juga tahu mengenahi informasi sekecil itu.
Dan malam itu kujadikan dia sebagai objek halusinasiku dan cerita-cerita masa kecilku. Anna sedikit terkejut mendengar ceritaku ini dan terlihat bingung takut-takut jika ceritaku ini sepenuhnya hanya halusinasiku.Memang aku tak pernah menceritakannya pada siapapun.
Tapi setelah kutunjukkan beberapa foto masa kecil Chenle yang tidak pernah terpublikasi Anna terlihat mempercayaiku sepenuhnya."Dan kenapa Chenle sekarang tak ingat padamu?"
"Ah... mungkin itu hanya memori kecil menurutnya yang bisa saja ia lupakan. Tapi tidak denganku". Aku sedikit takut saat menjawab pertanyaan Anna.
Bukan! Aku tidak berbohong memang jawaban itu hanya ayah dan keluarga Zhong yang tahu sebenarnya. Bahkan sepertinya Chenle juga tidak mengetahuinya sama halnya denganku.Sudahlah itu tidak terlalu penting untuk kubahas sekarang, aku mengajak Anna untuk pergi tidur.
Mungkin cerita masa kecilku masih terngiang di kepalanya karena setelah aku bercerita Anna terlihat bingung dan seperti tidak lega mendengar jawabanku.
Itu memang rumit, bahkan aku sendiri tak tahu jawaban pastinya meskipun ayah sudah memberi tahuku. Apalagi untuk dia yang tiba-tiba mendengar semuanya.
Itu aneh dan tidak masuk akal mungkin begitu isi pikiran Anna sekarang.
Tapi Anna memutuskan untuk diam dan pergi tidur. Tidak menanyakan hal-hal lain lagi padaku.Saat kami benar-benar akan terlelap kami dibangunkan oleh suara nada dering ponselku.
“Junyeong menelfonku”, keluhku pada Anna sembari menunjukkan ponselku padanya.“Angkat saja!”. Perintahnya.
“Hai!! Apa yang kalian lakukan? Akan sangat seru jika aku juga ikut menginap ”, tampak muka Junyeong dengan latar belakang stasiun.
Junyeong tadi sempat berpamitan pada kami karena malam ini dia akan pulang ke kampung halamannya.
“Keretamu belum datang?”,tanya Anna masih dengan penuh perhatian. Sangat kontras denganku karena Junyeong mengganggu tidur nyenyakku.“Kenapa kau menelpon kami hanya untuk mengatakan ingin menginap!!”
Belum sempat Junyeong mengatakan perbedaan cara bicaraku dengan Anna, aku sudah mematikan teleponnya. Karena jika dibiarkan begitu saja Junyeong akan semakin berulah.
“Hyunji?”
“Sudahlah Anna kita pergi tidur saja”, ajakku pada Anna yang merasa kasihan pada Junyeong.
Kasih votment nya dong :)
Biar aku semangat nih! Soalnya bakalan susah up lagi kalo udah masuk bulan depan :(
Sedih tapi rulesnya harus gitu
Ehe :v malah curcolllThank you gaisss buat yang udah baca sampee part ini 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
BackStage || Zhong Chenle
ФанфикKalian tahu aku memiliki kartu AS keluarga Zhong Chenle? Dan aku yakin kalian akan merasa sangat iri denganku. Ah! ya satu hal lagi aku adalah teman masa kecil Chenle. . . . Itu terjadi karena aku sangat dekat dengan keluarganya. Mengapa? Bagaiman...