15-ENCOUNTER

109 18 2
                                    




Aku sedang bersama Junyeong di dalam kelas. Suasana kelas sedang sepi karena sekarang adalah jam istirahat.


Aku menaruh kepalaku di atas meja, ini membingungkan. Seorang siswa dari kelas satu memberiku surat bertinta merah ini tadi sebelum jam istirahat berlangsung.

Ini yang ke tiga kalinya, tadi aku sempat menanyakan pada siswa itu siapa yang menyuruhnya dan dia hanya mengatakan.

“Entahlah aku tak yakin yang ku ingat hanya membawa surat itu kepadamu”


Junyeong sempat menanyakan beberapa pertanyaan padanya namun tetap kami tidak mendapat informasi tambahan apapun.


Aku menghela napas.


“Hyunji-ya! Bolehkah aku meminjam ponselmu?”. Ujar Junyeong yang duduk di bangku sebelahku.

Aku menyodorkan benda itu padanya dan membalikkan mukaku. Junyeong menerimanya kemudian berterima-kasih, entahlah apa yang akan ia lakukan dengan ponselku aku tak peduli. Sekarang kepalaku hanya dipenuhi oleh siapakah pengirim surat-surat itu?



Angin berhembus pelan melewati wajahku yang tengah menghadap ke arah jendela. Dan tanpa sengaja angin itu membuat kain gorden sedikit tergeser. Membuat sinar matahari masuk melewati kisi-kisi jendela dan menimpa wajahku, kubiarkan saja sinar matahari ini menelusuri tiap jengkal wajahku. Aku malas memutar posisi kepalaku.


Sesaat kemudian kurasa ada sesorang yang sedang menghalangi wajahku dari sinar matahari, aku membuka mataku perlahan. Benar! Itu Junyeong yang sedang berusaha menutup gorden tanpa menyentuh tubuhku. Tangannya menggapai-gapai ujung gorden kemudian secara perlahan menutupnya. Menghalangi sinar matahari yang menerpa wajahku.


Kubuka mataku dengan lebar sembari membalikkan posisi tubuhku. Junyeong terkejut melihatku dan aku lebih terkejut lagi karena wajah kita yang benar-benar dekat. Kami terpaku selama beberapa detik hingga Junyeong mulai tersadar dan perlahan menjauhkan tubuhnya dariku.


Kami yang tidak sadar saat itu kelas mulai ramai karena jam pelajaran sudah hampir di mulai lagi, membuat kami semakin akward. Seluruh anggota kelas bersorak kepada kami.


“Ini ponselmu Hyunji”. Junyeong menyodorkan ponselku.

“Junyeong-ah apa yang kau lakukan?”. Ujarku dalam hati sembari menundukkan kepalaku dalam-dalam.

Tindakan Junyeong itu membuat seluruh isi kelas semakin rusuh, menyoraki kami berdua.



😌😌😌




Aku merasa benar-benar bosan sekarang, hanya bergelut dengan tempat tidur sedari sepulang sekolah. Malas sekali hanya untuk sekedar mengganti baju saja.

Aku memainkan ponselku membuka-buka aplikasi secara random. Dan secara tidak sengaja aku menggeser tampilan daftar yang sempat Junyeong buka tadi. Email? Aku tahu dia pasti sedang mengcopy-paste tugas bahasa inggris.

Tanganku mulai men-scroll tumpukan email yang tidak pernah kuhapus selama satu tahun lebih dan kemudian aku menemukan email tanpa nama. Itu email nyasar yang pernah mengirimiku foto buram. Aku membuka email itu, untuk melihat kembali kiriman foto yang salah kirim itu.


Tunggu!?


Bukankah terakhir kali aku melihat foto ini sangat buram? Tapi kenapa sekarang terlihat sedikit lebih jelas? Atau ini hanya perasaanku saja?


Notifikasi lineku berbunyi.


Aku membuka notifikasi tersebut. Donghyuk? Kenapa dia mengirimiku pesan?


Lee Donghyuck :
Kau sibuk?


Chae Hyunji :
Tidak, kenapa?


Lee Donghyuk :
Temani aku makan malam. Aku sedang malas makan bersama Hyung-hyungku.


Chae Hyunji :
Okey!


Beberapa menit setelah mengirim pesan itu kepada Donghyuk aku sadar akan diriku yang belum mengganti pakaianku. Dengan kekuatan secepat angin milik avatar aku berlari menuju kamar mandi.

Setelah bersiap-siap aku  mengecek kembali ponselku. Kebetulan sekali dengan telepon Donghyuk masuk.


Segera kugeser tombol untuk menerima teleponnya.

“Hyunji aku akan menjemput jadi tunggu di depan gedung apartemenmu saja”

“Oh.... oke”

“Lima menit lagi aku akan sampai”

Aku berjalan keluar gedung setelah melewatu lobi gedung. Baru saja aku sampai dilobi parkiran Donghyuk kembali mengirimiku pesan.


Lee Donghyuck :
“Aku berada di mobil hitam depanmu Hyunji”


Aku menemukan mobil itu dan aku seperti mengenal mobil ini. Kemudian Donghyuk keluar dari sisi sebelah kanan driver di susul oleh seseorang bertubuh jangkung dari sisi driver.

Aku tertegun melihatnya, kakiku melemas. Dia menatapku sebentar kemudian melayangkan tatapan kepada Donghyuk seperti memintanya menjelaskan siapa diriku.

Kenapa aku harus bertemu dengannya setelah sekian lama dalam situasi seperti ini?

Napasku seolah terhenti sepersekian detik. Donghyuk menyadarkanku dengan mengatakan sesuatu yang membuatku benar-benar ingin berlari memeluk seseorang yang sedang berada di sampingnya itu.

Aku tidak salah lihat, itu tidak mungkin. Donghyuk juga dengan jelas menyebutkan namanya.

Bagaimana bisa kami bertemu dalam situasi seperti ini?

Dan tatapannya memperjelas semuanya bahwa dia tidak mengenalku lebih tepatnya lupa denganku.

Hatiku  sedikit tidak bisa menerima kenyataan ini. Kenyataan bahwa dia benar-benar tidak mengenalku. Tapi aku tidak boleh gegabah! Aku tidak bisa tiba-tiba mengaku siapa aku padanya dalam keadaan seperti ini.


Pertemuan pertamaku dengannya setelah sekian lama. Pertemuan yang selama ini aku inginkan benar-benar terjadi namun dengan keadaan aku tidak bisa melakukan apapun.

Ya! lelaki yang tengah bersama Donghyuk itu adalah Zhong Chenle, teman masa kecilku sekaligus cinta pertamaku.









,-

,-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BackStage || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang