10-REASON

161 22 2
                                    





Biar kuperjelas kembali bagaimana aku bisa memilih antara dua pilihan.


Maksudku tentang Lee Donghyuk, ya! Bagaimana caranya secara tiba-tiba aku bisa jatuh cinta padanya. Sebenarnya ini bukan tiba-tiba atau bagaimana, ini semua hanya berhubungan dengan perasaan dan aku yang terlalu menghakimi.


Mengartikan semuanya dengan semauku saja. Menghakimi perasaanku sendiri, memaksakan pada perasaanku yang awalnya bingung menjadi jelas. Ini hanya sebatas diriku dan perasaanku.


Baik, akan kuperjelas lagi.....


Setelah Donghyuk dan aku bertemu di sebuah acara amal, Donghyuk menjadi dekat denganku.

Pertama ia selalu tiba-tiba mengirim pesan untukku hanya karena dia telat memakai skincare-nya atau hal-hal kecil lain yang seharusnya tidak perlu ia jelaskan padaku. Bagaimana aku tidak merasakan hal semacam ini?

Bahkan dia adalah orang yang super-perhatian nomor dua setelah ayahku.


Kedua ia selalu menceritakan seluruh kegiatannya padaku setelah selesai latihan. Padahal Donghyuk suka membatasi dirinya dengan orang baru. Dia tidak mudah menerima orang baru, ya! Kalian pasti tahu hal ini. Dan dia suka membatasi dirinya jika bertemu dengan orang baru namun denganku?










Ponselku berdering menampilkan nama Donghyuk yang berarti telepon itu darinya.


“Yeobsseo?”

“.....”

“Donghyuk? What’s goin on?”

“.....”

“Apa yang membuat suaramu menjadi seperti ini?”

“.....”

“Ceritakan padaku Donghyuk-ah!”

“......”

“Bagaimana kau bisa bilang seperti itu. Tidak kau harus menceritakannya padaku atau mungkin kau bisa menceritakan masalah itu pada seseorang yang bisa kau percayai jika itu terlalu privacy!”

“......”

“Donghyuk-ah! Coba turuti apa yang aku perintahkan. Percayalah semua beban yang kau miliki akan terasa sedikit meluruh”

“......”

“Donghyuk-ah, kau tidak bisa terus-menerus seperti itu. Ehm...... atau kau bisa membaginya dengan orang tuamu, dulu sebelum aku mengenal Anna aku juga suka menceritakan semua masalahku pada ayahku”

“.....”

“Tapi Donghyuk setidaknya kau bisa membagi rasa sakit itu dengan orang lain. Kau akan merasakan peran seorang sahabat disana. Setidaknya baru-baru ini aku dapat merasakannya”

“......”

“Kau bisa mencobanya lain waktu”

“......”

“Jigeum?”

“......”

“Kau akan menjemputku? Oke aku akan bersiap-siap tunggu setidaknya lima menit lagi”

“......”

“Bye!......”


Dan aku benar-benar mendengar semua keluh-kesahnya yang mungkin sudah sangat lama ia simpan sendiri. Aku tidak pernah memaksanya menceritakan semuanya padaku namun Donghyuk sendiri yang memilihku.

Donghuk yang secara perlahan membuatku spesial bukan karena perkataanya melainkan karena seluruh perlakuannya padaku.
Padaku yang baru hadir dalam kehidupannya, membantu membuatnya mencoba sesuatu yang baru. Yang mampu membuatnya melepas seluruh bebannya, membuatnya semakin percaya hingga rasa nyaman hadir diantara kita berdua.


Aku sendiri sebenarnya tidak mengerti apa yang tengah kuraskan sekarang kepada Donghyuk. Apakah aku jatuh cinta? Apakah aku bersiap melupakan Zhong Chenle?


Atau aku akan bersedia membuka sesuatu yang baru sama halnya saat Donghyuk memutuskannya ketika bertemu denganku?


Aku sekarang seakan merasa menjadi tempatnya bersandar atau sekedar tempatnya berkeluh kesah.

Dan mungkin saja Donghyuk menganggapku sebatas tempatnya bersandar tidak lebih. Ini semua menjadi rumit karena diriku sendiri. Entahlah aku salah atau benar dalam mengartikan semua ini aku tak tahu.
















💚💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💚💚💚




BackStage || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang