8-THE LAST

185 28 10
                                    





Pada kenyataannya aku benar-benar merasa bahagia dengan Donghyuk. Dan aku juga takut akan hal lain, aku akan merindukannya beberapa hari ke depan.
Jadi kuputuskan untuk mengiyakan ajakannya.


Donghyuk membawaku menuju taman kota, entah apa yang akan kita lakukan di sana.

Setelah turun dari dalam bus kami melihat suasana taman kota yang sangat ramai. Bagaimana bisa se-ramai ini? Apa karena hari ini adalah hari weekend?

Bagaimana dengan Donghyuk? bagaimana dengan fans-fansnya? Apakah Donghyuk akan baik-baik saja?


Namun saat aku melihat wajah Donghyuk dia terlihat tidak khawatir sedikitpun akan keselamatannya.




“Hyunji? Apakah kau ingin bersepeda?”. Tanya Donghyuk yang tidak melepaskan tanganku semenjak turun dari bus.

"Apakah kau gugup? Tenanglah takkan ada yang mengenaliku sekarang", ujarnya menenangkanku.

Pasti wajahku terlihat sangat khawatir, tentu saja aku tidak ingin dia terluka karena hal ceroboh kami.

"Bagaimana kau ingin bersepeda?", tanyanya lagi.

“Aku tidak bisa bersepeda”


“Aku bisa mengajarimu”, ujar Donghyuk bersamangat sembari menarikku menuju rental sepeda. Aku tak bisa menolak senyumnya jadi tanpa sadar aku mengangguk.

Donghyuk pergi menuju rental sepeda.


Banyak sekali sepeda yang terparkir disini, dan saat Donghyuk mulai memesan sepeda dan memilihnya. Aku tak sengaja melihat seorang anak kecil yang memakai sepeda beroda empat. Lucu sekali.......


Secara tiba-tiba kepalaku terasa sangat berat...........

                              😌😌😌



“Palli oppa!!!!”, secara tiba-tiba anak itu tak bisa mengatur arah kendali sepeda karena satu roda terlepas. Membuat keseimbangannya menghilang dan menabrak sesuatu.


                          😌😌😌



Ah..... kepalaku sakit sekali.....



Dimana Donghyuk? Aku tak bisa menemukannya.


“Donghyuk? Neo eodisseo?”


“Hyunji? Kau kenapa?”. Dia datang di waktu yang tepat, sebelum aku benar-benar kehilangan kesadaranku.


“Tidak tahu aku merasa pusing dan pandanganku menghitam”. Aku menjelaskan keadaan.


“Mari pulang saja”, ajak Donghyuk yang terdengar sangat khawatir.


Aku menggeleng keras, aku tak ingin mengacaukan semua rencana ini. Sebelum aku tidak bisa menemuinya untuk beberapa hari ke depan.


“Anniya! Aku hanya butuh istirahat sedikit”.


Entahlah kepalaku terasa sangat pusing dan pandanganku menjadi buram.


Donghyuk mengiyakan saja kemudian membawaku menepi dan duduk di sebuah kursi taman.

Kemudian pamit pergi sebentar dan memintaku untuk menunggunya sebentar.

Aku mengingat apa yang baru saja terjadi saat aku melihat anak kecil yang bersepeda dengan roda empat. Lalu?


Setelah itu kepalaku terasa sakit dan hampir membuat tubuhku tumbang. Aku tidak bisa menjelaskan detailnya pada diriku sendiri.

Apa yang sebenarnya terjadi?


Donghyuk berlari menghampiriku dengan sekantung plastik ditangannya dan sebuah botol minum.


“Kau bilang tadi pusingkan? Ini minum dulu obatnya”, ujarnya setelah duduk dengan napas terengah-engah.


Aku mengambil obat yang disodorkan Donghyuk dan sebotol air mineral. Aku meneguk obat itu tanpa melihat dosisnya.


Setelah merasa lebih ringan aku kembali menyusun jadwal bersama Donghyuk untuk menghabiskan waktu bersama lagi.
Setelah Donghyuk benar-benar yakin jika aku sudah pulih kembali. 


Dan kami membuat keputusan yang tepat untuk pergi ke restoran daging yang terkenal di daerah ini. Kami memutuskan untuk pergi makan malam.




Biarlah kubiarkan perasaan ini tumbuh.
Aku tak bisa memungkiri semua kebahagiaan yang kurasakan saat bersama Donghyuk.



Saat dia mulai mengenalku.....


Memperhatikanku.......


Dan tanpa ragu dia mulai berani menggenggam tanganku...........


Hingga rasa bahagia ini secara perlahan berubah menjadi nyaman.

Membuatku gegabah mengartikan jika semua ini terjadi karena Donghyuk memiliki rasa yang sama denganku.



Tanpa sadar aku memilih pilihan ini dan melupakan konsekuensinya.


Donghyuk....



Terima kasih untuk semua ini, untuk senyummu, untuk tawamu, untuk memberiku kenyamanan dalam kendalimu.






Apakah ini pilihan terakhirku atau hanya pelarianku?






Jadi? Perasaanya si Haechan gimana? Terus apa kabar Zhong Chenle?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi? Perasaanya si Haechan gimana? Terus apa kabar Zhong Chenle?

          🤯🤯🤯

Buat semangatan yang kalian kasih ke aku itu sama harganya dengan aku menuntut diriku sendiri membuat project ini mwnjadi sempurna.

💚💚💚

BackStage || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang