Keesokan paginya kami sibuk sendiri mempersiapkan segala sesuatu mengenai acara amal itu.
Aku ingin mengajak Anna untuk segera berangkat namun saat kulihat dia tengah sibuk menelpon seseorang. Jadi kuputuskan saja untuk berangkat terlebih dahulu dan Anna mengizinkannya, dia bilang akan segera menyusulku.Aku pergi memesan taxi kemudian berangkat menuju tempat berkumpulnya seluruh anggota organisasi amal. Aku sangat antusias.
Setelah sampai di tujuan, orang-orang yang memakai kaos sepertiku sudah banyak berkumpul. Beberapa orang terlihat sedang mengangkut kardus-kardus, bergotong-royong. Sebagian lagi sibuk berbincang-bincang menunggu brieffing dimulai.Aku menunggu Anna sembari membantu mencatat jadwal kedatangan anggota organisasi.
Ketua organisasi mulai meminta kami segera berkumpul untuk melakukan brieffing sebelum acara amal dimulai.Anna belum juga datang, hingga acara brieffing sudah hampir dimulai. Aku kebingungan mencarinya.
Saat aku sibuk mencari Anna tiba-tiba saja seorang laki-laki dengan postur tubuh yang tidak asing menghampiriku.Jangan bilang secara tiba-tiba dia adalah Junyeong yang ingin memberi kami kejutan. Aku tak bisa melihat wajahnya karena dia sedang mengenakan masker.
“Ayo! Acara amal akan segera dibuka, kau harus mengikuti brieffing dulu?”, ajaknya padaku.“Iya... aku sedang menunggu temanku”.
“Jangan sampai terlambat atau kau akan tertinggal banyak informasi”, ingatnya.
“Iya terima kasih”. Kemudian laki-laki itu pergi meninggalkanku. Namun aku tetap merasa bahwa aku pernah mengenalnya, aku sangat hapal postur tubuh itu. Tetapi siapa dia?Tapi yang jelas aku bersyukur karena dia bukan Junyeong, kalau benar itu Junyeong, sudahlah hancur sudah hari bahagia ini. Mungkin ini hanya kebetulan saja postur tubuhnya mirip dengan seseorang yang ku kenal ya mungkin saja!
Aku tetap menunggu Anna yang tak kunjung datang hingga brieffing sudah selesai dan seluruh anggota sudah mempersiapkan apa yang harus mereka lakukan sesuai dengan perintah dari ketua organisasi.
Aku menelpon Anna berkali-kali tapi tetap tak ada jawaban, kemana dia?Sekali lagi aku mencoba menelponnya.
Ini panggilan terakhirku pada Anna dan untung saja dia mengangkat teleponku.
“Anna?”
“....”
“Oh.. oke kau akan menyusulku nanti?”
“....”
“Oke! Hati-hati”
“....”
“Bye!”Itu alasan Anna terlambat, dia harus menemui temannya yang sedang sakit sebelum mengikuti acara amal.
Oke aku akan memintakan jadwal double, untukku dan untuk Anna. Aku pergi mencari seseorang yang bisa memberiku informasi.
“Permisi!”. Ujarku pada seseorang yang sibuk memilah-milah buku dalam kardus.
“Iya?”
“Aku ingin bertanya dimana aku bisa melihat jadwal tentang isi brieffing tadi, maaf itu karena aku terlambat”
“Ohh.......tanyakan saja kepada mereka”. Ujar wanita itu sembari menunjuk segerombolan laki-laki dengan pakaian serba hitam dan hanya beberapa saja yang memakai kaos seperti kami, maksudku seragam acara amal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BackStage || Zhong Chenle
FanfictionKalian tahu aku memiliki kartu AS keluarga Zhong Chenle? Dan aku yakin kalian akan merasa sangat iri denganku. Ah! ya satu hal lagi aku adalah teman masa kecil Chenle. . . . Itu terjadi karena aku sangat dekat dengan keluarganya. Mengapa? Bagaiman...