Hari ini adalah hari kepulanganku dari salah satu tempat membosankan yang pernah aku kunjungi. Aku pernah mengunjungi tempat yang paling membosankan selain rumah sakit ini yaitu kantor tempat ayahku bekerja. Selain tempat yang membosankan disana banyak sekali ahjussi-ahjussi pemilik badan bak Aderay itu, aku bergidik mengingatnya.
Kepulanganku hari ini ditemani oleh ayah. Dia sedang menyelesaikan administrasi sejak beberapa jam yang lalu, lama sekali semoga ayah tidak lagi melupakan black cardnya itu membuat kita terlihat sangat miskin. Meskipun ayah membawa kartu lain, black card adalah favoritku.
Sayangnya ayah tidak memberiku kartu itu lagi-lagi dengan alasan aku masih dibawah umur. Andaikan ayah memberiku.....
Suara pintu kamar ini terdengar, benar itu ayah yang kembali dari ruangan administrasi.
“Ayah kenapa lama sekali?”
“Iya maafkan ayah. Ayah tadi sempat ke dealer mobil sebentar untuk memilih mobil yang pas untuk menjemputmu”. Ujar ayah yang tengah sibuk mengangkut barang-barangku.
“Apa setelah ini ayah akan membiarkanku menaiki mobil itu?”
“Ah anniya! Ayah akan menjualnya lagi setelah ayah kembali. Lagipula mobil itu sangat besar untuk kau gunakan sendiri”. Aku mengeluh mendengarnya.
Kami berhenti sebentar di depan lift menunggu kloter selanjutnya. Aku menunduk untuk memastikan telah memasang tali sepatuku karena aku sering melupakan bagian itu. Kemudian pintu lift terbuka dan begitu terkejutnya aku melihat sosok jangkung di dalamnya yang kini tengah menatapku dengan senyum melebar.
“Hyunji!”
Ayah otomatis menoleh padaku.
“Dia temanku ayah”, aku menjelaskan kerutan didahi ayah kemudian Junyeong segera memberi salam pada seseorang yang tadi kupanggil ayah.
“Oh.... kau temannya Hyunji?”. Tanya ayah setelah kita bertiga berada di dalam lift.
Yang di tanya ayah mengangguk dengan antusias pasti dia sudah berpikir yang tidak-tidak.“Kenapa Hyunji tidak bercerita pada ayah?”
Terakhir aku hanya bercerita pada ayah jika aku memiliki teman perempuan yang sangat baik, aku melupakan bagian Junyeong.
Kami sampai di apartemenku, Junyeong membantu ayah membawakan barang-barangku. Kami kembali menaiki lift karena unitku berada di lantai 17.
saat perjalanan menuju kamar unitku Junyeong benar-benar terlihat akrab dengan ayah. Mereka membicarakan banyak hal seperti pemain sepak bola andalan mereka atau entahlah aku tidak begitu memperdulikannya.
Begini memang kenyataanya meskipun ayah seorang pemimpin gangster tapi dia tetap ramah dengan semua orang. Kita sudah berada di depan kamar unitku tepat saat mereka tertawa karena merasa memiliki hobi yang sama, gaming. Ayah membeli permainan itu untuk ia taruh di dalam kamar unitku yang digunakannya untuk mengusir rasa bosan ketika menjengukku.
Tting........
Aku memasukkan kembali password kamarku dan ini kesekian kalinya aku salah memencetnya.“Hyunji?! Lama sekali kau membuka pintu!”
“Ayah, apa aku lupa dengan password ini?”
“Ah.... ayah menggantinya kemarin. Itu angka dari tahun kelahiranmu dan tanggalnya!”. Ucap ayah santai tidak melihatku yang hampir saja meledak.
Oke biarkan ayah asyik dengan teman barunya!
Sekarangpun sama setelah ayah dan Junyeong masuk ke dalam apartemenku kemudian ayah sempat membereskan barang-barangku sebentar. Kemudian ayah langsung menuju ruang tengah dimana Junyeong sudah menunggunya.
Ayah menyalakan permainan playstation5 nya yang kemudian di sambut tawa mereka berdua. Harus sekali ya tertawa ketika layar sudah mulai menyala? Apa itu adalah bentuk dari upacara penyambutan? Entahlah sedetik kemudian mereka asyik sendiri dengan stick yang mereka pegang.
Saat aku sudah mulai bosan dan hampir kumatikan sambungan listrik kamarku agar mereka berhenti bermain. Ponselku berbunyi Donghyuk menelponku.
“.......”
“Ah.... benar hari ini aku pulang”
“.......”
Donghyuk menutup teleponnya.
Dia hanya mengatakan dia tidak bisa menjemputku karena jadwal padatnya. Kemudian meminta maaf dan membuat janji padaku untuk segera menemuiku. Aku tidak sabar meskipun aku tidak tahu kapan ia bisa menemuiku.Saat aku kembali ke ruang tengah mereka masih saja asyik dengan permainan itu sesaat tiba-tiba ayah menaruh sticknya kemudian seperti mengingat sesuatu.
“Hyunji? Berapa jam ayah bermain? Dan pukul berapa sekarang?”
Kami mengantar ayah hingga depan pintu apartemenku saja. Ayah lupa akan jadwal pertemuannya dengan koleganya malam ini dan ia harus merelakan menghentikan permainannya dengan Junyeong yang katanya jika ayah meneruskannya sedikit ia akan mendapatkan sebuah istana emas.
Itu pasti halusinasi ayahku saja. Aku menutup pintu kemudian berbalik dan mendapati Junyeong telah berada dihadapanku dengan tatapannya yang seolah-olah akan membunuhku jika aku berani bergerak satu langkah saja.
Namun aku tidak takut ancaman itu aku menghapus jarak tiga langkah ini menjadi sangat dekat. Dan aku menyesali perbuatanku, ini membuat jarak kami benar-benar menjadi satu jengkal saja.
,.
Itu PS5 ya cuma kasih tau aja! Bapaknya Hyunjikan ber-uang ㅋㅋㅋㅋ
이 존영nya masih belom debut jd gabisa ku publish in wajahnya ㅎㅎㅎㅎ
KAMU SEDANG MEMBACA
BackStage || Zhong Chenle
FanfictionKalian tahu aku memiliki kartu AS keluarga Zhong Chenle? Dan aku yakin kalian akan merasa sangat iri denganku. Ah! ya satu hal lagi aku adalah teman masa kecil Chenle. . . . Itu terjadi karena aku sangat dekat dengan keluarganya. Mengapa? Bagaiman...