2-CLOSE FRIENDS

464 39 2
                                    



Aku melemaskan badan setelah menautkan jari-jari pada keyboard laptopku. Ini sedikit melelahkan.





Menyeruput minumanku kemudian kembali mengecek pekerjaanku. Membaca ulang tulisanku dan mengecek tidak adanya kesalahan di sana. Artikelku hari ini sedang membahas mengenai issue-issue yang sedang beredar di sekitar penggemar Zhong Chenle. Salah seorang dari sassaeng-nya membuka suara bahwa dia adalah bagian dari kehidupannya.


Seperti sedang menantangku yang selama ini banyak memiliki kecurigaan di kalangan mereka. Mereka sengaja membuatku terpancing dan membuka jati diriku.


Mereka mencurigaiku karena artikel-artikel yang kubuat selalu sinkron dengan pelakunya Zhong Chenle. Dan aku sedikit khawatir mereka akan bertindak untuk mencari-tahuku dari artikel terkahir yang kubuat. Beberapa minggu yang lalu.



Aku memandang ponselku yang tergeletak di samping minumanku. Haruskah aku menegurnya? Apakah kesalahan ini memang murni karena ketidak sengajaannya?


Secara tidak sengaja artikel itu mengungkap sedikit bahwa aku mendapat semua informasi dari keluarganya. Itu benar adanya karena aku memiliki kartu AS Zhong Chenle.





Kartu AS Chenle?





Aku akan menceritakan sedikit tentang masa kecil yang kuberitahu kemarin.

Saat umurku baru memasuki delapan tahun ayah mengajakku menemui nenek.







Tentu saja aku mendapat akses dari kelurganya dan memberiku izin untuk meyakinkan para bucin Chenle agar tidak percaya dengan rumor-rumor tentangnya. Itu mengecualikan privasi miliknya, aku hanya memastikan keadaanya sedang baik-baik saja dan berusaha membuat image baik untuknya.






Itu memberikan keuntungan untuk Chenle agar dia tidak perlu mendengar komentar-komentar jelek karena aku akan segera melenyapkannya. Menggantinya dengan kabar-kabar baik tentangnya.




Tunggu! Kenapa wanita ini sangat ribut aku menegurnya. Bukan hanya aku saja yang akan terganggu, ini adalah kendaraan umum dia harus menjunjung kesopanan.

Setelah sampai di sekolah, aku langsung mengerjakan semua hukumanku dengan rapi kalau tidak ayah akan mengancamku untuk tidak lagi memfasilitasiku kamar apartemen. Ia akan menyuruhku untuk tinggal di dorm ah.... tidak! Itu sungguh membuatku frustasi.

Aku kembali dari kamar mandi untuk mengembalikan peralatan-peralatan mengepel dan membersihkan diri.

"Annyeong! Hyunji-yaa!", sapa seseorang yang duduk di sampingku saat aku sudah menempatkan dudukku.

"Dont bother me!". Sergahku aku sedang tidak ingin marah-marah.

"Kenapa? Aku tidak sedang mengganggumu". Aku mengacuhkan perkataanya dan kembali memasang airpodsku.

"Kau memiliki banyak pembaca di workmu Hyunji"

Aku hanya menatapnya tak paham. Bukankah memang sudah seharusnya akun berita milikku banyak pembacanya? Lantas untuk apa aku membuat sebuah tulisan jika tidak untuk dibaca?

"Aku ingin mengajakmu merayakannya bersamaan dengan diterimanya club basketku untuk menghadiri.........".

Aku mengangguk untuk tawarannya kali ini.

"Okee.... setuju kau akan mengajakku makan di mana?". Ujarku sedikit to the point.

Junyeong menyengir memyadari aku mengiyakan ajakannya. Ini kali pertama aku mengiyakan ajakan Junyeong sebelumnya aku tidak pernah seperti ini.
Jangan salah paham kuiyakan ajakannya karena aku merasa bahwa aku layak memiliki seorang teman.






BackStage || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang