Aku tertidur sangat pulas.
Hingga aku terbangun di malam hari seperti ini. Aku menengok jam yang tergeletak di samping ranjangku. Aku sedikit terkejut melihatnya, pukul 22.45 aku tidur berapa jam?
Saat aku menengok ke arah jam di sebelahnya sudah tersedia sebuah nampan yang berisi obat-obatku. Dan kuraih nampan itu perlahan agar tidak menumpahkan air minum diatasnya. Ini waktunya aku meminum obat.Aku melihat ada sebuah sticky note yang tertempel diatas nampan itu. Aku mengambilnya dan mulai membaca, aku tidak pernah melihat tulisan seperti ini. Dahiku berkerut sembari mengingat-ingat apakah ada seseorang yang menjengukku tadi kemudian dengan sengaja menempelkan sticky note ini?
Ah..... benar bukankah Donghyuk tadi kemari dengan membawa bunga? lalu aku menoleh ke arah bunga benar itu bunga baru yang ia bawa. Kemudian aku mengingat kejadian setelahnya. Asataga aku tertidur saat dia mulai menceritakan hubungannya dengan Junyeong, bahwa Donghyuk adalah paman Junyeong setelah itu aku tidak ingat. Aku hanya mengingat bagian Donghyuk menjelaskan silsilah keluarganya dan aku tertidur.
Bodoh sekali aku! Aku memukul kepala. Memalukan! kenapa aku harus tertidur di depannya?
Dan kubaca lagi sticky note yang berada di tanganku. Aku tidak bisa menyembunyikan senyuman di wajahku.
“Jika kau terbangun jangan lupa untuk menghubungiku bahwa kau sudah meminum obatmu”
-Donghyuck Lee-
Oke aku akan memberitahu Donghyuk jika aku sudah meminum obatku. Kuraih gelas berisi air minum dan obatku kemudian dengan perlahan aku meneguknya.
Tidak seperti biasanya aku meminum obat sesemangat ini. Ah.... aku akan gila jika terus-menerus tersenyum seperti ini. Astaga! Donghyuk hanya mengingatkanku untuk meminum obat saja bukankah itu lumrah? Aku memang gila. Namun aku menjadi sebahagia ini seperti aku telah mendapat lotre sebanyak aku dapat membeli sebuah pulau.
Aku meraih ponselku, banyak sekali notifikasi. Aku mengeceknya sebentar kemudian menemukan sebuah email yang terlihat sedang mengirimiku file foto. Ini siapa?
Kubuka email itu dan benar dia mengirimiku sebuah foto buram. Terlihat tiga anak kecil yang sepertinya sedang menaiki sebuah sepeda? Foto ini benar-benar buram. Aku mencoba memperjelasnya dengan berbagai filter namun nihil foto itu tetap tidak terlihat.Siapa yang mengirim foto ini? Bahkan ini bukan fotoku karena sudah sangat jelas jika Hyunji kecil takut naik sepeda. Sudahlah ku abaikan saja mungkin mereka salah alamat yang jelas alamat email bukan alamat palsu.
Kubuka room chatku dengan Donghyuk.
Chae Hyunji :
Annyeong!
Belum sempat aku mengirim pesan Anna menelponku, video calling?. Segera kugeser layar ponselku benar saja di sana terlihat Anna yang sedang bersama Junyeong.
Tatapan Junyeong seperti menandakan “Kita bahas itu nanti!”. Oke aku paham aku akan berakting di depan Anna bahwa tidak ada yang terjadi di antara aku dan Junyeong.
“Hyunji! Kapan kau bisa pulang?”
“Aku juga sangat bosan di sini Anna”
“Apa Hyunji kau bosan? Bahkan fasilitas kamarmu itu melebihi segalanya!”
Aku memutar bola mataku.
“Kalau kau sangat suka dengan kamar ini. Tak apa aku bisa menyewakannya untukmu. Atau kau ingin kita bertukar tempat?”
“Yaa... Hyunji kau ingin aku sakit?”. Gatal sekali tanganku untung saja Junyeong sedang bersama Anna jika dia sedang berada di sampingku kupastikan tanganku akan memerah karena terus menjitaknya.
“Anna-ya! Bilang pada temanmu itu, aku akan tertidur jika dia terus saja mengoceh”
“Ahh.....Hyunji aku hanya bercanda jangan menganggapnya serius atau kau memang ingin aku segera menyeriuskan hubungan kita.....”
“Anna kapan kau bisa datang lagi? Aku benar-benar merindukanmu”. Ucapku memotong perkataan Junyeong dan Anna hanya tertawa melihat wajahku yang mulai memerah karena Junyeong.Ini bukan blusshing tapi mukaku sudah seperti banteng yang siap menyeruduk mangsanya kapanpun.
Dan aku sangat senang karena malam ini aku tidak sendiri ada mereka berdua yang menemaniku hingga aku tertidur kembali. Meskipun aku dan Junyeong terus bertengkar, sebenarnya aku juga tidak tega melihatnya. Tatapan Junyeong juga terlihat kecewa denganku, namun aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya aku juga merindukkan tingkah absurdnya bagaimanapun Junyeong sudah seperti malaikat pelindungku jika berada di sekolah.
:")
KAMU SEDANG MEMBACA
BackStage || Zhong Chenle
FanfictionKalian tahu aku memiliki kartu AS keluarga Zhong Chenle? Dan aku yakin kalian akan merasa sangat iri denganku. Ah! ya satu hal lagi aku adalah teman masa kecil Chenle. . . . Itu terjadi karena aku sangat dekat dengan keluarganya. Mengapa? Bagaiman...