empat

2.5K 181 4
                                        

Ass. Siapa yang menunggu kelanjutan cerita ini? Tunjuk jempol. Hahaha... gomen-gomen.. wah... cerita ini benar-benar jadi cerita yang jauh dari ekspektasi author dalam menulis cerita.. susah jelasin nya.. pokoknya untuk fujodanshi silahkan klik tanda bintang di pojok kiri bawah ya.. 

Kalau kalian punya pertanyaan tetang author.. bukan spoiler ya.. silahkan komen...

One. More. Thing...
Mungkin kalian ada yang salah kaprah.. itu chapter satu sebenarnya udah masuk cerita ya.. dari reaksi kalian rasanya seperti prolog untuk kalian.. jadi satu jangan sampai kalah dari yang lain ya.. *minta di tabok authornya.. 

So .. enjoy the story..

....

Beberapa saat yang lalu.

"Eiji, apa yang kau lakukan? Kita harus cepat sebelum acara itu berakhir." Ucap seseorang dengan semangat. Sedangkan yang di ajak berbicara hanya bisa memutar bola mata malas, apa memang begini jika punya atasan yang super tampan tapi bodoh karena jatuh cinta??

"Aku harus sabar.. ini demi Akira-kun juga." Batin nya.

Hanya demi Boss, Eiji rela menembus jalanan yang sengang dengan kecepatan tinggi, padahal ia sangat tidak suka mengebut. "Bisakah anda menghilangkan senyum konyol dari wajah anda? Maafkan saya hanya saja, orang-orang akan berpikir jika anda adalah orang mesum. Yurushitekudasai." Buru-buru Eiji menambahkan kalimat terakhir nya.

"Ah. Benarkah? Aku tidak tahu, hanya saja saat memikirkan tentang Akira aku selalu bersemangat. Terimakasih sudah mengingatkanku Eiji." Kazusa kembali menetralkan ekspresi wajahnya seperti biasa. Ia seperti bocah polos yang bahkan tidak tahu kesalahannya.

"Tidak masalah Tuan." Sebenarnya Kazusa masih menyanyangkan panggilan yang di terimanya dari Eiji. Bagaimana pun ia dan Eiji adalah teman namun saat bekerja perbedaan status sangat mempengaruhi kedudukan keduanya.

Murmur murmur..

Begitu banyak pelajar berkumpul di satu tempat bahkan orang dewasa juga ada disana. Ini adalah masa dimana Kazusa tak pernah melewatinya, ia hanya menghabiskan masa pertumbuhan di kantor dan di temani berbagai dokumen. Ia cukup takjub dengan keadaan sekitarnya, tapi keinginan untuk bertemu Akira jauh lebih besar dan  itu menghentikan kekagumannya.

"Tuan, lewat sini." Ajak Eiji yang sudah di beritahu dimana letak stand makanan kelas Akira.  Beruntung Kazusa mengenakan masker dan kacamata jadi tak ada yang akan mengenalinya. Bayangkan jika orang-orang tahu seorang Fujiwara Kazusa datang ke salah satu sekolah hanya untuk salah satu muridnya, ini akan jadi topik panas selama  musim dingin ini.

Tubuh tinggi Kazusa sangat efisisen untuk mencari letak stand itu, dan akhirnya ia menemukannya. Sementara Eiji berbaur, ia celingukan mencari keberadaan Akira. Tapi senyumnya semakin lama semakin hilang, tak ada Akira.

Yuki. Bisakah kau membantu Akira? Sepertinya ia kesulitan membawa semuanya sekaligus. Ini sudah lebih dari 10 menit kurasa kau harus menjempunya. Ujar ketua kelas mereka.

Kazusa langsung menoleh mendengar nama itu dan dirinya juga baru sadar jika Yuki yang ada di depannya adalah teman yang di bicarakan Akira hingga menangis tersedu kemarin.

"Ano.. Apa kau Yuki-kun?" Yuki mengangguk kearah Kazusa, ia belum sadar. "Maaf , tuan, kau bisa memesan pada yang lain, aku harus menjemput temanku. Permisi." Ia tampak terburu waktu.

"Tunggu." Cekal Kazusa meminta izin untuk ikut. Yuki sudah lengah ia bahkan melupakan fakta siapa yang ada di belakangnya.

Sebelum itu Kazusa meminta Eiji untuk mengantikan Yuki di luar sana.

Alpha Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang