sebelas

894 73 0
                                    

...

Kazusa duduk di samping Akira, ia mengenggam tangan mungil itu lebih dari lima jam lamanya, bahkan hari sudah menunjukkan pukul empat pagi. Tapi matanya seolah tak mempunyai rasa kantuk dan tubuhnya juga tak lelah.

"Kazu-chan, sebaiknya kau beristirahat, bukankah ada rapat hari ini?" tepuk seorang gadis dengan tubuh semampainya, itu Kirishima.

"Gomen.." ucap Kazusa serak. Gadis itu mengerutkan keningnya, "Untuk??" tanya nya.

"Untuk semua hal, aku hanya bisa menyakiti kalian semua, maaf aku tidak bisa menyelamatkan Eiji. Aku minta maaf sudah memukul adikmu, aku tidak bermaksud.."

"Yame o.. Kikoete kunai.. aku tahu kau tidak bermaksud untuk melakukannya, Nii-chan pasti sudah memikirkan alasan mengorbankan dirinya, kau tahu Kami klan Sato, sudah hidup begitu lama untuk melayani klan Fujiwara, meski ada beberapa orang seperti aku dan Ai-chan yang menolak nya, tapi Nii-chan.. dia pasti sudah memikirkan semua konsekuensi dari pekerjaan ini, aku yakin ia baik-baik saja, aku tidak akan menuntut mu lebih, aku hanya ingin kau berdoa agar ia bisa kembali lagi bersama kami." Dengan tatapan sendunya, Kazusa menatap Kirishima penuh arti.

"Gantikan aku menjaganya, aku ingin memberihkan diriku, akan ku lakukan semua yang kubisa untuk menemukannya." Kazusa beranjak dari kursinya dan diangguki lemah Kirishima. Pikiran nya lebih terbuka sekarang.

Menggeser pintu dengan pelan, ia menemukan sosok ayahnya di depan pintu bersandar pada dinding di belakangnya. "Tou-san.." cicitnya.

"Ikut aku.." seru Kei tidak ada penolakan. Mengabaikan tujuan awalnya ia pergi mengekori sang Ayah.

Mereka masuk keruang yang di huni pria paruh baya lainnya, Shinomiya Haruto dengan bersandar di kepala ranjang menatap Kazusa dalam tak bermakna.

Kneel

"To..Tou-san." Panik nya, untuk pertama kalinya, Kei berlutut di hadapan orang lain demi puteranya.

"Ke..Kei.. Apa yang kau lakukan?" Haruto masih bingung dengan kejadian yang menyerang nya secara beruntun dan mendadak ini.

"Aku minta maaf untuk semua kesalahan putera ku yang bodoh ini, aku mohon jangan ambil cucu ku dengan anakmu pergi." Mau tak mau Kazusa juga ikut berlutut. Semua tahu dengan tempramen Haruto, ia di duga akan membawa sang anak dan cucu nya menjauh dari keluarga Kazusa.

"Hentikan kalian berdua..! aku tidak akan melakukan itu, tapi jika kalian berniat untuk mengusir puteraku dan mengambil cucu ku maka akan ku pastikan kalian tak akan bisa lagi menjenguk keduanya." Ancam balik Haruto.

Cukup dengan dirinya dan puteranya menderita, kedua ayah dan anak ini ingin membuat sakit kepalanya tambah parah.

"Hontou ni??" tatap Kei seperti bocah kecil polos. "Hontou da yo." Balas Haruto mengembangkan senyum Kei.

"Sore ja.. Ada sesuatu yang ingin ku beritahu kan pada kalian semua, tentang siapa yang ada hubungannya dengan semua ini. Sebelum itu, panggilkan Aihara dan Arima." Kazusa tanggap dan melaksanakan perintah ayah nya. Anak baik.

Aihara dengan kebingungan nya dan Arima dengan profesionalitas nya, mereka memasuki ruangan itu. Kelas VVIP jadi tak akan jadi masalah seberapa banyak keluarga pasien yang masuk.

"..Ekhemm." Kei membuka percakapan.

"Dengarkan baik-baik aku disini, jangan ada sanggahan ataupun tindakan sesuka hati kalian, aku ingin kalian mendengarnya dan mencari jalan keluarnya bersama." Tambah Kei. Aihara bisa mengerti kenapa dirinya dan Arima bisa bergabung, tapi ia tidak mengerti apa hubungan Naoya dengan urusan keluarga antara dirinya, Fujiwara dan Shinomiya.

Alpha Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang