delapan

1.3K 90 0
                                    

...

"Arima, katakan ada apa dengan Akira?!!" Kazusa menarik Arima dengan sigap.

"Jangan khawatir, dia hanya terkena gastritis biasa, mungkinkah ia tidak makan dengan terartur akhir-akhir ini?" Jawab Arima dan bertanya lagi.

Kazusa berpikir keras, "Aku..Aku tidak tahu pasti bagaimana pola makannya saat kuliah, yang aku tahu ia sudah sarapan bersama ku di pagi hari. Apa ini salahku?" Ucap Kazusa dengan mata yang sendu. Arima akan tertawa jika tak di tahan, ini sudah keberapa kalinya melihat wajah Kazusa yang berekspresi lucu(?) Dan semua ini karena satu orang pemuda yakni Shinomiya Akira.

"Tidak.. Ini bukan salahmu." Jawabnya santai. Ia menepuk pundak sahabat sekaligus keluarga yang di layani nya.

"Tapi ia sangat kesakitan tadi, Arima, kau yakin memeriksanya dengan benar?" Ia masih tak puas dengan penjelasan Arima. Bahkan bisa di lihat kerutan dahinya nampak jelas di sana.

"Tentu.. saja..(?) Tapi itu mungkin bisa di sebabkan oleh beberapa hal selain pola makan, misalnya stress, ataupun tekanan yang lainnya?" Kazusa mengernyitkan alisnya. 

"Stres...?"

"Kazusa-san. Akira-kun sedang mencarimu." Ujar Eiji dari tempat Akira yang di baringkan. Mereka masih berada di mansion besar Fujiwara Kazusa.

"Kazusa-san.." Rengek Akira entah mengapa membuat nya heran.

"Maaf meninggalkanmu, Kau sudah baikan? Masih ada yang sakit? Katakan, aku akan meminta Arima untuk memeriksamu kembali." Akira menggeleng lemah. Ia hanya ingin Kazusa. Dipeluknya tubuh Akira yang penuh dengan kehangatan.

Teringat bagaimana pucatnya wajah Akira beberapa menit lalu membuat Kazusa tak tega meninggalkannya. Jika di izinkan ia ingin seharian ini bersama Akira bergelung di balik selimut untuk sekedar tidur bersama.

"Apa aku terlalu kasar padamu tadi malam?" Kazusa menyibak poni halus Akira ke samping. Akira hanya bermanja saja dengan perlakuan ini. Ia menggeleng, "Tidak, Kazusa-san. Seperti kata Arima-sensei,, aku hanya terkena maag biasa. Aku janji akan meminum obatku hingga sembuh. Jadi Kazusa-san bisa bekerja dengan tenang. Untuk hari ini aku ingin di samping Kazusa-san.. Bolehkah?" Mohon Akira dengan puppy eyes nya.

Boom..

Mana mungkin Kazusa bisa menahannya. Tentu saja ini yang di harapkannya. "Tentu saja. Aku tidak akan meninggalkanmu. Apa kau ingin sesuatu untuk di makan? Aku sudah memasakkan sesuatu untuk kita sarapan tadi." Tawar Kazusa mendengar nasehat Arima dengan benar. Jika itu masalahnya sekarang, Akira harus makan dengan benar, ya kan?

...

"Yuki-kun Apa kau melihat Akira?" Tanya seseorang yang diam-diam merasa rindu akan kehadiran omega pria itu.

Yuki menghela nafas jengahnya, "Untuk apa kau bertanya tentang Akira, Dia tidak masuk hari ini, ia mendapatkan gangguan pencernaan karena sibuk menyalin catatan mu hingga lupa makan." ketus Yuki.

"Apa..?!! Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Apa ia baik-baik saja?" Yuki merasa terganggu dengan sikap Naoya yang menurutnya sangat berlebihan dan aneh.

"Kenapa kau bertanya? Apa kau ingin membuat parah sakitnya? Cukup jangan menganggu nya, Ia akan baik-baik saja." Yuki melangkah gontai meninggalkan Naoya yang mematung. Ia sangat kesal dengan pemuda itu.

Ada perasaan aneh yang saat ini menggerogiti hatinya, Ia tidak suka Akira, tapi sikapnya menujukkan hal sebaliknya, ada apa dengannya?

Puftt..

Kekehan terdengar dari belakang nya, Naoya memutar tubuhnya dan melihat siapa yang sudah membuat darahnya   . "Kau..!!" geramnya.

"Kau.. tidak pantas mendapatkan omega rendahan sepertinya. Kau bahkan tidak tahu apa yang sudah di lakukan bocah sialan itu sejak dulu." smirk Kabakura.

Alpha Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang