bonuschapter

1.3K 32 3
                                    

Eiji's ngidam

... sorry.. guys.. ini part saya buat hanya iseng-iseng, rasanya feel Akira hamil untuk yang je dua itu kurang. Kalian boleh kok skip bagian ini, anyway.. Alpha Mate udah tamat, ini hanya sambungan yang terlalu garing. Pokok nya tamat di chap duapuluhtiga oke?

Kalian boleh stay atau skip di bagian ini. karena ini cuman iseng jadi bahasanya jangan ngarep terlalu baku oke?

...

Ada yang bilang kehamilan di trimester pertama dan kedua adalah puncaknya para bumil untuk ngidam. Sama hal nya kaya Sato Eiji, ia sudah merasakan yang namanya morning kiss dan ngidam, saya seperti hari ini. di kehamilan yang ke empat bulan nya, ada sesuatu yang mengganggu pikiran pria omega itu.

"Nee-nee Yuki-kun." Panggil nya dengan nada manja, maklum saja DNA omega sudah merasuk ke tulang nya, jadi sikapnya juga perlahan menjadi feminism layaknya wanita omega pada umumnya.

"Ada apa Eiji-san?" Yuki yang mengotak atik perkas persidangan nanti untuk membela klien nya harus berhenti sejenak demi mendengarkan permintaan aneh sang isteri. "Aku mau takoyaki, Yuki-kun." Yuki sontak menautkan alisnya, semoga ini bukan untuk menyiksa Yuki mencari hingga ke Shinjuku (jauh) oke?

"Tapi Eiji-san, took mana yang masih bukan di jam segini?" mereka sama-sama melihat jam di dinding, tahu apa yang di lihat, Eiji mengerucutkan bibirnya merajuk. Elihat itu Yuki merasa kerongkongan nya kering, ingin menolak tapi ekspresi itu, tahukah Eiji bahwa lawannya merasa tergoda sekarang dan ingin menerkam dirinya?

"Eiji-san.. kumohon,, hentikan itu. Aku akan membelikannya, jangan pasang wajah seperti itu, kumohon." Suara Yuki mengecil di kalimat terakhir, tak tanggung-tanggung, ia juga memalingkan wajah lalu menutup kedua visi nya dengan tangan.

Eiji berjengit heran, apa yang salah dengan wajahnya? Ketika ia tak sengaja merasakan sesuatu mengeras di bagian bawahnya di atas milik Yuki barulah ia sadar. "YUKI-KUN...!!!!" Geram Eiji memekakkan telinga Yuki.

"Ma-Maaf Eiji-san.. aku tidak sadar, maafkan aku yaa??" bujuk Yuki menangkan emosi Eiji yang labil.

Pria hamil itu sesugukan, apa ia Yuki tega membuatnya melayani di saat tengah berperut besar seperti ini? "Hidoi yo Yuki-kun." Keringat dingin semakin turun melalui pelipisnya. Padahal ini masih musim semi tapi sudah sedingin ini hawanya?

"Ahh.. Gomennasai Eiji-san.. nakanaide yo onegai.." Yuki mengusap airmata yang turun deras. Perasaan nya di penuhi rasa bersalah yang besar, ya siapa yang tahu kapan adik kecilnya akan bangun melihat wajah cantik Eiji nya yang memang imut.

Masih dengan isakan kecil, Eiji semakin tenang di pelukan Yuki, lalu ia berujar lagi, "Aku ingin makan takoyaki buatan Yuki." Rasanya saliva Yuki tersangkut di tenggorokan nya, seumur hidup ia tidak pernah membuat jajanan itu, lagipula, apa ia punya gurita di kulkas nya?

"Are..? bukankah Eiji-san mau makan takoyaki yang enak *itu?" (anggap sebagai nama brand atau menunjuk ke takoyaki yang rasanya enak, berhubung gak tahu nama kedai atau tempat yang terkenal jadi di ganti dengan *itu. Oke?)

"Jadi Yuki-kun tidak akan membuatkan nya?" sungut Eiji lagi.jadi Yuki merasa tercekat namun akhirnya menuruti juga keinginan calon ibu dari bayinya, atau sebaliknya, yang terpenting takoyaki first.

Membuka kulkas, melihat di mana benda yang dinginkan tersedia, Yuki akhirnya bernafas lega. "Atta..!!" (bener gak sih, Ada..! gitu maksudnya.)

Yuki ingin menolak permintaan ini, tapi tatapan berbinar milik Eiji terus saja tertuju kearahnya, punggung nya terasa berkeringat dingin. Mengikuti resep dari internet, ia berhasil membuat satu sample, ini masih sample.

"Kenapa rasanya begini?" gumam Yuki merasa ragu setelah makanan itu jadi. Apa ini layak di berikan pada orang yang hamil? Kenyataan nya, rasa takoyaki itu terlampai asin, mungkin ia tidak mencicipi dulu saat mengaduk bahan-bahan.

"Yuki-kun.. masih lama?" tanya Eiji di meja nya. Yuki menggeleng, "Belum Eiji-san, sedikit lagi." Sangkal nya.

Begitu percobaan kedua dan ketiga di lakukan Yuki hingga rasa yang diinginkan tercapai. Ia menimang rasa nya, sama atau tidak dengan takoyaki yang pernah di makan nya bersama Akira saat Hana matsuri.

"Lumayan." Setelah menghiasnya, dan mendapatkan visual yang layak di sajikan, ia membawa piring itu ke ruang tau di mana setelah kebosanan akhirnya Eiji berpindah.

"Eiji-san aku sudah sele.." kalimatnya terpotong mendapati isteri manja nya tengah tertidur meringkuk di atas sofa seperti seekor kucing kecil. Ingin rasanya Yuki berteriak, tapi di urungkan. Ia tidak boleh membangunkan Eiji.

"Eiji-san pasti hanya bercanda kan, membuatku melakukan semua ini." batin Yuki membawa Eiji ala bridal ke kamar mereka.

Melihat bibir merah chery alami itu sedikir bergerak dan menggumamkan 'Takoyaki', Yuki hampir tersedak saliva nya sendiri. Bahkan saat tertidur ia masih bisa membayangkan permintaan nya, ini artinya Eiji tidak main-main saat ingin makan itu.

Bingung harus di apakan, akhirnya Yuki menyantap jajan bulat itu sendiri di ruangan kerja sembari meneruskan apa yang tertunda sebelumnya.

Pendek kan? Ya iyalah, namanya juga iseng. Hope you like that.

Oke lanjut ke Akira...

...

Akira's ngidam.

Berbeda dengan Eiii, Akira tidak begitu ambil pusing dengan masalah ngidam, apa yang menjdi masalah adalah tanggapan Kazusa dan Natsusa.

Ambil saja satu kejadian, malam itu ketika musim panas terjadi sangat panas membuat Akira merasa begitu kegerahan. Ia bergumam ingin sesuatu yang dingin. Niatnya ia hanya ingin makan soba dingin di supermarket tak jauh dari mansionnya. Natsusa yang mendengarnya pun langsung berteriak ke telinga ayah nya yang tertidur. Ya, semenjak Akira hamil, si kakak Natsusa selalu tidur bersama mereka. Alhasil, kasur yang sudah ukuran king size harus di pesan lebih luas, dan tidak tahu lagi harus menyebutnya apa.

"Tou-chan.. Kaa-chan ingin makan soba dingin..!!!" Akira ingin protes namun mendapat perlakuan hangat dari Kazusa kenapa tidak?

Dirinya dengan cepat di bawa keduanya ke dapur, ketempat di mana wewangian bahan rempah tercium, ya, ini membuat hati Akira tersentuh. Bahkan puteranya Natsusa duduk di pangkuan nya meski terhalang perut buncit, terkantuk-kantuk hampir menghantam meja dahinya kalau Akira tidam memberikan tangannya sebagai bantalan. Melihat itu, Kazusa tergerak mengambil sesuatu dari kamar dan meletakkan bantal kecil untuk Natsusa lalu menambah selimut untuk di kenakan Akira hingga bahunya.

"Arigatou, Kazusa-san." Ucap Akira.

Tidak seperti Yuki, Kazusa lebih berpengalaman tentang hidup mandiri sejak usia belia, dirinya tak perlu repot mempelajari resep online dari dunia maya, karena dirinya sudah ahli dalam melakukan segala hal.

Tak perlu menunggu lama, Akira sudah bisa mencium hangatnya kuat soba yang di buat Kazusa. Dan begitu lidahnya mengecap rasa itu, "Luarbiasa, Kazusa-san memang sangat ahli dalam hal memasak disbanding aku." Akira merendah memuji Kazusa hinga terbang stinggi-tinggi nya.

"Hora Natsusa, coba cicipi buatan Tou-chan juga." Si kecil bangun begitu ibunya menepuk pelan pipi bocah itu, bukan mengganggu, tapi jika melewat kan soba ini akan sayang sekali. Satu suap di berikan Akira ke mulut anak itu, mata bulatnya sontak berkaca-kaca kagum dengan kenikmatan nya, menurut Akira rasa di kuah sobanya begitu kaya rasa hingga rasanya ia ingin menghabiskan semua yang di buat Kazusa.

"Cukup, Akira. Kau tidak boleh makan banyak-banyak, ini sudah malam, kau harus tidur." Dengan raut kecewa Akira bisa mengerti itu, ia lebih tahu dari siapapun tentang situasi saat ini. jadi dengan langkah santai ia kembali ke kaar di temani Kazusa yang menggendong si kecil. Niat untuk makan soba instan dingin tertunda dan di gantikan dengan soba lezat buatan suami tercinta.

...

Sekian part Ngidam ini saya buat... sorry gak masuk akal banget.. lagi pengen nulis tapi belum nemu ide baru yang ngena.. oke..

Thanks
Bye Bye..

Alpha Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang