lastchapter

1.3K 52 1
                                    

duapuluhtiga

Note: penulisan italic dan bold berarti cast bicara dalam hati okee...

...

Kazusa berlari tergesa-gesa setelah mendengar kabar dari sopir pribadinya jika Akira berada di rumah sakit. Merasa dejavu, ia menatap Natsusa di gendongan nya dalam diam, "Tak akan ku biarkan apapun terjadi padamu, Akira." Kazusa membatin. Bagaimana bisa ia hidup tanpa Akira jika isterinya itu pergi?

"Akira..!!!" yang di panggil hanya diam tak menjawab karena dirinya dalam keadaan tak sadarkan diri. "Tidak..!!! Apa yang terjadi dengan nya?" sebisa mungkin Kazusa tak menakuti seluruh penghuni rumah sakit karena feromon. Seorang dokter masuk dengan kacamata bertengger elok di atas hidungnya menambah kesan ketampanan.

"Tenanglah Kazusa, Akira hanya syok, ia dan bayinya dalam keadaan sehat, tak ada yang terjadi. Sebaiknya kau biarkan dia istirahat, dan satu lagi, kita perlu membicarakan sesuatu. Datanglah ke ruangan ku." Ujar Arima yang secara khusus menangani Akira sejak lama.

Untuk sejenak Kazusa bisa bernafas lega, "Syukurlah." Kazusa mencium pipi Natsusa yang tidak gembil lagi. Kemudian ia beralih ke mata anaknya, pandangan Natsusa sulit untuk di jelaskan, ia jelas menatap Akira yang tertidur dan seolah raganya tengah bermain bersama ibunya entah dimana.

Menjelang malam, Akira belum juga siuman jadi ketika saat itu terjadi nanti Kazusa ingin terus berada di samping isterinya. "Tou-san. Kenapa Kaa-san belum bangun juga?" tanya Natsusa yang sudah merubah dialeknya. Mungkin bocah ini sudah dewasa.

Kazusa tersenyum penuh arti dan mengusap surai kehitaman Natsusa, "Tou-san tidak tahu, apa Natsusa lapar?" ia balik bertanya tapi disangkal oleh Natsusa. Anak ini juga tidak mau jauh dari ibunya, beberapa jam yang lalu, saat ia mendengar ibunya masuk rumah sakit dan dirinya di gendong bersama ayahnya, jantungnya berdetak begitu kencang. Ia tidak pernah berpikir jika ibu dan adiknya akan meninggalkan nya berdua saja dengan sang Ayah.

"Natsusa. Kau mau tidur di samping Kaa-san?" tawar Kazusa menyadari sang anak hanya diam tak bergeming di pangkuan. Kemudian puteranya itu mendongak dan mengangguk. Karena ranjang yang kecil Kazusa memilih untuk mengalah, hanya Natsusa yang tidur bersama Akira, melihat dua orang bpaling berharga tidur dengan damai, hatinya menghangat.

Semua uang yang ia punya tak akan mampu untuk membeli kebahagiaan ini, jika saja, matenya bukan Akira apa semua hal ini akan di dapatkan nya? Kazusa mengusap perut buncit Akira kemudian menciumnya, "Tidur nyenyak sayang ku."

...

Kazusa keluar dari lift membawa sesuatu yang besar di tangan nya. Ia khusus kembali ke rumah memasakkan sesuatu untuk isteri dan anaknya.

Ketika ia membuka pintu pemandangan hangat menerpa hatinya, "Kau sudah bangun Akira?" ia berjalan mendekat dan langsung mencium kening Matenya. Akira mengangguk, "Aku minta maaf sudah membuat kalian cemas."

Kazusa menggeleng, bukan saat nya untuk mengatakan maaf, tidak ada yang perlu di maafkan, cukup dengan Akira baik-baik saja bersama bayinya sudah membuat Kazusa senang. "Aku mencintaimu." Akira terkekeh mendengar pernyataan acak namun membuat hatinya tenang.

"Kaa-san.. jangan tinggalkan Natsusa bersama Aka-chan. Natsusa tidak suka sendirian bersama Tou-san saja." Adu puteranya membuat senyum Akira semakin bungah. Ia mengangguk dan meminta maaf lalu berjanji pada Natsusa.

"Akira, mulai sekarang jangan biarkan dirimu sendirian saat di luar, tidak.. jika bisa jangan pernah keluar, kau harus katakan padaku jika ingin sesuatu, biarkan aku memberikan nya. Kau mengerti?" Akira berpikir sejenak, "Jika memang itu keinginan Kazusa-san, aku akan melakukan nya." Keduanya saling berpelukan lagi dan lagi.

Alpha Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang