enambelas

659 41 7
                                    

Mendengar teriakan pilu Eiji, Yuki mendapatkan kewarasan nya kembali.

"Gomen.. Gomen Eiji-san.. Gomennasai." Lirihnya melihat air mata Eiji bercucuran meski berusaha di tahan dengan tangan nya.

Di peluk nya tubuh yang lebih kecil dari nya dan memberinya usapan-usapan yang sarat akan kasih sayang yang begitu besar. Yuki tidak pernah mengira jika saat ini ia sudah membuat Eiji-nya menangis, di saat ia berjanji tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya, tapi lihatlah sekarang, ia bahkan melanggar sendiri janji nya.

"Bukan.."

"..."

"Bukan ini yang ku maksud.."

"Apa maksudmu Eiji-san." Yuki mengernyit bingung. Apa yang sebenarnya ingin di katakana Eiji?

"Aku hanya ingin kita pergi kencan karena aku tidak pernah melakukan nya.. tapi kau.. kau .." Yuki tidak habis pikir jika yang di maksud Eiji dengan *itu adalah itu yang salah.

Ia ingin tertawa tapi juga malu di saat yang bersamaan, mengingat ia baru saja akan memasuki Eiji untuk yang pertama kalinya.

Kalian tidak salah dengar, dia memang menganggap ini pertama kalinya, karena sosok Yuki yang putih, bersih dan suci bak nya salju, sebelum matanya di butakan oleh cinta.

"Hontou ni gomennasai Eiji-san, aku tidak mengerti keinginan mu." Sembah nya di hadapan Eiji yang sudah terisak pelan.

"Kita pergi sekarang, sesuai permintaanmu." Tariknya tak mengenal situasi. Dan begitu ia menarik keluar Eiji yang pasrah dari dalam apartemen, keduanya membeku.

Silence...

Siapa yang nekat kencan di malam hari yang dingin ini? Jika itu ada pastilah mirip dengan pasangan ini. Yuki sendiri mematung menyadari gelap nya situasi malam hari ini, kini giliran Eiji yang tertawa melihat tingkah sok(?) polos Yuki ini. Jadi ia menarik kembali lengan Yuki kembali ke sarang nya yang hangat.

Memilih membersihkan dan mengistirahatkan diri, di sinilah mereka berakhir, di atas ranjang yang hangat dan empuk. Biarlah Yuki mengambil libur esok untuk menghabiskan waktu bersama Eiji sepuas nya.

"Aku memang bilang hari ini akan libur tapi, aku tidak ingat pernah mengajak kalian untuk menganggu kencanku?!" kesal nya berkacak pinggang dan menggembungkan pipi nya.

"Lihatlah, untuk siapa dia bertingkah begitu?" bisik Kazusa di telinga Akia di tanggapi cengiran manis.

"Ma..cukup Yuki-kun, kanapa kau harus marah pada mereka?" tenang nya, mengusap lengan kekar itu.

Yuki-kun Kawaii... pikir nya merasa konyol.

Melalui berbagai bujuk rayu Eiji, dirinya berhasil meyakinkan Yuki. Eiji merasa senang dengan susunan kencan ini, Natsusa yang benar-benar lengket padanya kini membuat kesan seolah dirinya dan Yuki adalah sepasang suami-isteri, memikirkan bagaimana itu terjadi nantinya, membuat wajah nya merona seketika.

Meski begitu tidak dengan apa yang di rasakan Yuki, ia cemburu dengan bagaimana Natsusa mengambil tempatnya dari Eiji dan tanpa dosa kedua orang tuanya malah asik berpacaran bak anak muda, mengabaikan tatapan penuh iri, kagum dan menyilaukan sekitar.

Jadi mau tidak Yuki juga ikut menunjukkan kejantanan.. ups..maaf.. kegentlean nya dengan merangkul pinggang ramping milik Eiji. Sudah merona di tambah merah jadilah warna wajah itu begitu padam dan panas bak api unggun di perkemahan musim panas.

"Yu-Yuki-kun.. apa yang kau lakukan?" tanya nya terbata. Bisa-bisanya Yuki bersikap kekanakkan begini.

"Kenapa? Ini memanglah yang harus di lakukan sepasang kekasih saat berkencan," jawabnya enteng dan terus berjalan menyusuri taman mengikuti jejak Akira dan Kazusa.

Alpha Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang