sembilanbelas

648 40 0
                                    

Open po komen monggo silahkan di tunggu.. 😂😂😂

Udah ah.. cap cuzzz ..

....

Tiga hari berlalu dan Akira selalu menghindari Yuki, biar Yuki merasakan derita saat di jauhi oleh mate sendiri. Yuki tampak nya menyerah, ternyata hanya segini besar nya cintamu pada Eiji?

Akira kembali ke rumah dengan wajah selalu lelah, tapi begitu dirinya melihat sang anak, lelah nya seakan sirna. Jadi sore itu ia langsung ke kamar Eiji di mana Natsusa sering bermain. "Natsusa.. Kaa-san puu..."

"Huweeeee..."

"Ada apa Sayang?" Akira menggendong Natsusa menenangkan nya, tidak biasanya Natsusa akan menagis saat bermain dengan Eiji.

Dan juga.. dimana Eiji-san?

Akira melirik kamar mandi yang terbuka dan segera menemukan Eiji berpegangan lemah di wastafel. Wajahnya semakin hari semakin pucat, seolah raganya mulai tak betah lagi menetap.

"EIJI-SAN..!!!" Akira segera meletakkan Natsusa dan membawa Eiji keluar dari sana, bukan hanya mual saja yang di rasakan Eiji tapi seolah kepalanya ingin pecah dan tubuhnya hancur, inilah yang terjadi dengan fated pair jika mereka saling menolak, Akira tahu itu. Bagaimana ibunya bisa pergi dari sisi nya karena mate nya muncul namun menolaknya, jangan kira Akira bodoh, ia bisa tahu tanpa di beritahu siapapun.

Dari luar Akira bisa mendengar suara Kazusa yang memanggilnya jadi ia memanggilnya dengan kencang. Mendengar teriakan mate nya yang nyaring, Kazusa segera berlari di ikuti sang Asisten(kalian kangen? Sama saya juga. Halu)

"Doushita no Akira?"

"Kazusa-san.. tolong.. tolong Eiji-san.. kumohon." Kazusa mengusap wajah nya dengan gusar, mengambil Akira ke pelukan nya dan segera men-deal nomor seseorang.

Di tempat terhubung..

Beberapa menit sebelumnya.

Arima masih terus membujuk Kabakura untuk makan karena pria besar itu beralasan tidak nafsu dan mengancam akan memberitahu apa yang sudah di lakukan nya tadi malam pada Eiji. Ah.. Arima lupa jika pria di depan nya ini pandai mengancam, tapi. Rasanya nya ada yang aneh.

Ini rumahnya tapi kenapa dirinya harus di kunci di luar? "Astaga pria itu.." desah nya frustasi, tapi sedetik kemudian senyum menawan terbit di wajah tampan yang menggunakan kacamata itu.

"Lakukan sesukamu, aku tak peduli lagi." Kesal Arima berpura-pura, meletakkan nampan kecil berisi makanan yang sehat menimbulkan bunyi dentingan yang kuat dari salah satu sendok nya.

Kabakura masih mempertahankan harga dirinya, bagaimana ia bisa melupakan tentang kejadiam malam itu dan akhirnya berakhir di kamar tidur secara mengenaskan karena demam, kataArima jika saat itu dirinya tak muncul, mungkin ia sudah ada di dunia lain sekarang.

"Besyukurlah karena aku menolongmu setelah melakukan *itu." Arima tahu menekan perasaan orang sakit hanya akan memperparah ny tapi ia senang melihat ekspresi Kabakura, ekspresi merah menahan malu namun dengan level kegarangan tingkat dewa.

Prank..!!!

"Rupanya kucing kecil ku marah.. heh.." sarkas nya tersenyum miring.

Ring. Ring. Ring.

Tepat di situlah Kazusa menelpon dirinya, ada nada paksaan dan tekanan ia harus mematuhinya.

Sebenarnya dari tadi Arima mengamati pergerakan kucing manis nya dari CCTV yang bahkan langsung terhubung ke layar tv super besar di apartemen nya. Saat matanya kembali melihat tampilan Kabakura, pupil emerald nya yang terang menegang,

Alpha Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang