tujuh

1.5K 101 7
                                    

Assalamualaikum.. halo minna..

Thanks buat yang udah add cerita author ke library kalian .. Hontou ni Arigatou.. Gak papa kalo kalian gak mau vote.. mungkin emang cuman segini kemampuan Author buat memuaskan hasrat para fujodansi yang barang kali mampir..

soo.. ga usah banyak bacot lagi authornya..

Happy Reading..

...

"Hai.." ucap pemuda itu dengan senyum fake miliknya. Akira ingin protes tapi ia tak bisa.

"Pagi semuanya..." sapa profesor mereka yang baru saja memasuki kelas. Dengan pasrah Akira duduk dan menerima.

Kenapa aku tidak menyadari jika kami berada di kelas yang sama? Dan apa lagi ini? Bagaimana bisa kami jadi teman sebangku? Batin akira.

Namun bukan Akira namanya jika tak bisa melakukan apa pun dengan benar. Mengesampingkan masalah pribadi dan mengedepankan masa depannya tentu saja Ia bisa melewati semua rintangan ini.

...

"Shinomiya-san, bisa kah kau ikut aku ke kantor?" Panggil salah satu profesor, Akira tidak tahu di mana letak kesalahannya, Jadi ia hanya berpikir untuk mencari tahu dan menyelesaikannya.

Akira bergegas mengekor pada Yamada-sensei, pengajar kelas utamanya. Ia juga tak lupa untuk membantu profesor muda itu membawa buku pelajaran.

"Etto.. Shinomiya-san nee? Aku dengar kau salah satu dari peserta yang mendapatkan nilai terbaik saat seleksi. Aku tahu kau cukup jenius, Tapi Shinomiya-san, di mata kuliahku, Jika kau tidak mengikuti pelajaran dengan baik, aku takut itu akan merusak nilai mu."

"Jadi.."

"Jadi aku ingin kau bisa mengejar ketertinggalan di kelasku. Lebih baik jika kau meminjam catatan salah satu dari teman mu. Karena aku tidak mungkin akan menjelaskan dari awal lagi untuk mu. Apa kau tidak masalah, Shinomiya-san?"

"Tentu saja sensei.. aku akan meminjam dari mereka. Arigatou.. sudah memberitahunya. Sore jaa.. aku pergi sensei." Pamit akira sopan dan di angguki oleh Yamada-sensei.

Bagaiman caraku mendapatkannya? Pikir Akira yang tak terlalu akrab dalam bergaul. Jika saja ia sekelas dengan Yuki ia pasti akan lebih mudah belajar.

Akira menghela nafas kembali dan seseorang sengaja terkekeh saat melihatnya. "Kau butuh bantuan Akira?" Siapa lagi yang selalu mengusik batin Akira selain dia?

"Tidak. Aku tidak apa. Hanya berpikir tentang sesuatu yang tentunya Naoya-kun tidak perlu tahu." Ketus Akira masih menyisakan keengganan untuk manik elang itu.

"Kau yakin? Mungkin hanya aku yang bisa memberi apa yang kau inginkan. Tapi jika kau tidak butuh.. Baik.. Aku akan pergi." Balas Naoya dengan smirk di wajah tampan nya.

"Tunggu!!"

Aku akan mengutuk kebodohan ini Ya dewa..!! Sesal Akira.

Senyum Naoya mekar seutuhnya mengetahui Akira tidak bisa lepas dari genggaman nya begitu saja.

"Biarkan.. aku meminjamnya.." pinta Akira dengan ragu.

Naoya berjalan ke sisi Akira dan membisikkan sesuatu. "Bukan begitu caranya meminta bantuan, Akira."

Akira beringsut mundur dengan tangan mengepal erat. "Na..Naoya-kun.. bolehkah Aku meminjam catatannya?" Wajah Akira memerah, baru kali ini ia di perlakukan seperti anak kecil.

"Ppfft.."

"Tentu saja. Oh ya.. tapi.. Sebaiknya kau cepat menyelesaikan nya sebelum pekan depan, aku tidak akan menunggu selama itu." Ujar Naoya sebagai syarat.

Alpha Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang