1. Awal

325 28 77
                                    

Mayrine melangkahkan kakinya menuju toko buku yang ada di pusat kota.

Kalau ada yang bertanya dimana Mark, jawabannya adalah ia masih sibuk dengan organisasi kampusnya.

Mayrine suka heran dengan mereka berdua, maksudnya si Mark dengan Chika.  Ketika SMA mereka sudah mengikuti OSIS selama tiga tahun dan di kampus mereka kembali mengikuti himpunan.

Kalau Mayrine, mungkin ia sudah menolak ketika ditawari bergabung oleh katingnya.

Antara bingung karena tidak ada kegiatan atau memang mereka suka mengikuti organisasi, entahlah Mayrine tak tahu.

Lia Aneh
Dimana?

Mayrine mengembuskan napasnya, kalau bukan Renjun atau Mark, sekarang Lia yang selalu menanyakan dimana dan sedang apa dia sekarang .

Toko buku, jangan berisik.

Mayrine langsung mengunci layar ponselnya. Menatap lurus kearah gedung pertokoan yang ada di depannya.

“Perlu ditemani? Kebetulan aku juga sedang mencari beberapa buku.”
Atensi Mayrine yang tadinya fokus ke gedung pertokoan beralih ke suara yang ada di sebelahnya.

Narendra Janaloka yang biasa disapa Nana itu tiba-tiba ada di sebelah Mayrine, menyunggingkan senyum lebar disertai kedipannya.

Memang siapa yang tidak tahu dia?

Mahasiswa fakultas ekonomi ini memang terkenal di kampus karena ketampanannya dan hobi buruknya.

Mendekati banyak mahasiswi dan hubungan mereka akan  berakhir begitu saja tanpa alasan yang jelas.

Kalau bahasa sekarangnya sih, playboy, buaya darat, atau yang paling parah, fuckboy.

Mayrine memasang tampang dinginnya, melihat Nana sekilas, “Kalau kau mau masuk, masuk saja. Aku tidak butuh ditemani.”

Mayrine melenggang pergi meninggalkan Nana, ia langsung masuk ke toko buku.

“Hey, jangan tinggalkan aku!” Nana mempercepat langkahnya, berusaha menyusul Mayrine.

Sementara Mayrine tak peduli. Ia sibuk mencari buku yang ia butuhkan untuk kelas besok.

“Kudengar novelmu laris terjual ya. Aku belum sempat baca. Memangnya tentang apa?” Sebenarnya ini hanya akal-akalan Nana agar bisa mengobrol lebih jauh bersama Mayrine.

Mayrine tetap sibuk memilih buku, “Kau tinggal beli lalu baca dan kau akan tahu itu tentang apa.”

Nana cemberut, sepertinya caranya untuk mendekati Mayrine sudah gagal. Mayrine terlalu dingin.

“Kalau ada penulisnya, kenapa aku tidak bisa tanya langsung? Siapa tahu nanti kisah kita akan dituliskan di dalam novelmu.” Nana kembali tersenyum, mencolek bahu Mayrine sambil cekikikan.

“Berisik, jangan ganggu aku.” Mayrine mengibaskan tangannya, berniat untuk mengusir Nana.

“Ya sudah, nanti aku akan mengganggumu ketika sudah sampai di rumah. Minta nomor WhatsApp mu dong.” Nana menaik turunkan alisnya, berusaha  menggoda  gadis kelahiran Mei yang sedang menempuh jurusan sastra Indonesia itu.

ᴵⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ 2  Ft.Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang