11. Kembali Terselamatkan

87 14 48
                                    

“Jadi, sejak kapan kau kuliah disini?!” Lia setengah membentak, belum lagi tangannya memukul meja kantin.

Sementara itu Mayrine hanya menahan tawa, sebelum dihajar oleh pertanyaannya, biar saja Lia dulu yang memarahi Renjun.

Renjun menutup telinganya, beberapa orang sudah melihat kearah meja mereka dengan tatapan heran.

“Lia, jangan marah-marah, disini banyak orang.” Renjun mengusap kedua tangannya, seperti merinding ketika dimarahi Lia.

Lia tidak peduli dengan pandangan orang lain, yang terpenting adalah penjelasan dari Renjun.

“Sejak awal aku memang kuliah disini.” Renjun berucap tenang, sambil meminum jus melon.

“Sialan, bisa-bisanya kau menipu kami!” Lia menarik kerah baju Renjun.

Mayrine tidak tahu harus melakukan apa karena dirinya tak kalah kesal dengan Renjun.

“Setidaknya, aku sudah disini kan bersama kalian semua.”  Lia yang tadinya mencengkeram erat kemeja Renjun, melonggarkan cengkramannya.

Air matanya menetes, “Kita hampir gila Jun. Jangan terus-terusan menghilang.”

Lia menangis di dada Renjun, sementara itu Mayrine hanya bisa melihat mereka berdua. Dengan satu gerakan, sebelah tangan Renjun menarik tangan Mayrine, menenggelamkan kepala Mayrine di dada Renjun. Kedua tangan Renjun mengelus kepala Mayrine dan Lia.

Rasanya lega, akhirnya Renjun bisa bertemu dengan kedua perempuan ini.  Perempuan yang selalu mendukungnya dalam situasi apapun.

“Karena kalian berdua berharga. Dua tahun belakangan ini memang masa sulitku, aku tidak mau ada korban lagi.”

Masa bodoh dengan orang lain yang lalu lalang di kantin. Yang terpenting adalah akhirnya Renjun dipertemukan lagi dengan dua orang ini, walaupun banyak pertimbangan sebelumnya dan beberapa hal yang akan terjadi. Renjun butuh dukungan,  itu saja.

“Aku sayang kalian.”

Renjun menutup matanya sejenak, terlintas wajah ibunya yang tersenyum ketika hari itu. Rasanya sedikit sakit, tapi Renjun bahagia.

“Jun?” Mayrine menarik ujung kemeja Renjun pelan.

“Hm?”

“Sudah, nanti dilihat orang.”

Setelah itu Lia dan Mayrine bisa mendengar suara tawa dari Renjun yang khas. “Ah iya, maaf.” Renjun melepaskan pelukannya.

“MAAF, TAPI YANG KAU PELUK TADI ITU PACARKU.”  Mayrine mengenali suara ini tanpa harus membalikkan badan, sudah pasti itu adalah suara Jeno.

“Daritadi kami mencari kalian tahu!” Chika berjalan di belakang Jeno, setelah itu ada Mark yang berjalan paling belakang.

“Maaf, tapi tadi kami ada urusan.” Mayrine berucap tenang, sambil mengemasi barang-barangnya dan menggandeng tangan Renjun.

“KAU SAJA YANG BERLEBIHAN, MANA MUNGKIN AKU AKAN BERSELINGKUH DENGAN RENJUN.” Lia melihat Renjun dengan tatapan malas.

“MAAF, AKU JUGA TIDAK MAU MEMILIKI PACAR SEPERTIMU. TELINGAKU BISA RUSAK KARENA MENDENGARMU BERTERIAK TERUS.”

Lia yang merasa tidak terima mendekati Renjun, tangan kirinya menjewer telinga kanan Renjun. “Awas saja kau ya!”

“Ayo Jen, kita ke kelas.”

Mark  memberi kode ke Jeno agar mengikuti kemauan Lia, ia tak mau Lia dan Renjun membuat keributan di kantin. Bukan hanya Mark, namun mereka akan malu.

ᴵⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ 2  Ft.Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang