14. Fakta Baru

74 11 57
                                    

“Jangan biarkan Nana mendekati pacarku.” Kata-kata  itu tergiang di telinga Haechandra.

Nana itu Narendra dari fakultas ekonomi kan?

Oh, pantas saja Renjun menyuruhnya untuk tidak membiarkan Mayrine di dekati oleh Nana. 

Nana kan buaya darat.

“Permisi, ada Mayrine?” Haechandra menoleh ketika mendengar suara yang familiar di telinganya.

“Maaf, tapi Mayrine akan pergi denganku. Ada urusan.” Haechandra tersenyum ke Nana, tidak peduli dengan wajah Nana yang terlihat kesal.

“Ada apa sih?” Mayrine meregangkan tangannya, presentasi sudah usai dan berjalan dengan lancar.

“Tadi kan kau sudah sudah berjanji untuk mengantarku ke ruang UKM.” Haechan tersenyum kearah Mayrine, namun Mayrine merasa itu senyum yang mengerikan.

“Ya sudah ayo.”

Mayrine tahu ini hanya akal-akalan Haechan agar dirinya bisa kabur dari Nana. Ingatkan pada Mayrine agar ia  nanti mengucapkan terima kasih.

“Terima kasih.”

Haechan mengibaskan tangannya ketika mendengar ucapan Mayrine, lagipula ia sudah terlanjur berjanji pada Renjun.

“Nah, sudah sampai.” Haechan melepas genggaman tangannya.

“Katanya ke ruang UKM. Kenapa ke gedung fakultas hukum?” Mayrine terheran, sejak kapan ruang UKM nya pindah kesini?

“Tuh, pacarmu memintaku untuk mengantarmu kesini. Sudah ya, aku ke kelas dulu, ada yang lupa kukerjakan.” Belum sempat Mayrine berkata iya, Haechan sudah melenggang pergi begitu saja.

“Itu Mayrine Ashani kan?”

“Yang berteman dengan anak himpunan?”

“Penulis terkenal,bukan?”

“Untuk apa dia kesini? Aku tidak tahu kalau dia mempunyai teman di fakultas ini.”

“Sebentar, bukannya dia sedang didekati Nana?”

“Nana yang dari fakultas ekonomi kan?”

Sialan, lagi-lagi mulut penggosip.

Mayrine mengusap lengannya, merasa merinding ketika beberapa kakak tingkat jurusan ini melihatnya dengan tatapan yang tak biasa.

Seperti ia akan diterkam beberapa detik lagi.

“HALO CANTIK, LAMA TAK JUMPA!” Sapaan itu terdengar dari kejauhan. Pemuda dengan kemeja cokelat itu berjalan mendekati Mayrine.

“Eh, maaf. Aku tidak mengenalmu.” Mayrine sedikit mundur ketika pemuda itu makin mendekat.

Pemuda ini tersenyum, tangannya merangkul pundak Mayrine. “Mau bertemu Renjun kan? Ayo sekalian. Aku juga mau bertemu dengannya.” 

Mayrine agak terkejut ketika mendapat perlakuan tersebut.

“Pacarmu, Win?” Salah seorang mahasiswa yang ada  di koridor gedung melemparkan pertanyaan ini yang sukses membuat beberapa pasang mata terfokus pada mereka.

“Bukan, dia pacar saudaraku.” Setelah itu pandangan orang-orang yang ada di koridor sedikit melunak. 

Saudara?

Sejak kapan Renjun mempunyai saudara?

“Terakhir kali kita bertemu ketika pemakaman orang tuamu.” Winata terus berjalan beriringan bersama Mayrine.

Mayrine masih berusaha mengingat kejadian waktu itu. Namun, hasilnya nihil. Wajah yang ada di sebelahnya tetap saja terasa asing.

“Kakak dari fakultas hukum juga?”

ᴵⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ 2  Ft.Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang