10. Radio Kampus

65 10 40
                                    

Mayrine, Lia, dan Chika terpaksa duduk di bangku taman. Mereka menatap malas kedua lelaki yang ada di depannya.

“Cepat, aku dan Chika  lapar. Mau ke kantin.”  Lia dan Chika sudah mulai merengek.

Entah apa yang membuat Jeno dan Mark betah berlama-lama disini. Katanya sih karena koneksi WiFi yang cukup cepat.

Tapi apa mungkin tuan muda Mark dan juga Jeno pergi ke kampus hanya untuk menumpang WiFi? Sepertinya itu bukanlah alasan yang tepat.

“Hey, berapa menit lagi?” Jeno menyenggol siku Mark.

Mark tersenyum kecil, “Dua detik lagi.”

Mark dan Jeno menghitung bersamaan di dalam hati. Ini akan menjadi hal yang  mengejutkan Mayrine dan seisi kampus.

“Selamat pagi warga kampus. Hari ini saya Junata, seperti biasa saya  akan menemani pagi kalian semua selama 1 jam kedepan. Berhubung rekan saya sedang berhalangan hadir, maka saya yang akan  menggantikannya, dan hadir lebih awal untuk melanjutkan tugas teman saya.”

Jeno dan Mark tersenyum bersamaan, berbeda dengan Mayrine yang kebingungan.

“Terakhir kali, rekan saya bilang ada satu orang yang belum di putarkan  request. Sebentar, saya bacakan dulu... Oh ini dari Narendra Janaloka mahasiswa fakultas ekonomi merequest lagu Marry You dari Bruno Mars, katanya sih untuk Mayrine ashani.” Terdengar suara tawa yang begitu khas di telinga Mayrine.

Mungkinkah?

Beberapa mahasiswi berbisik pelan, agak kaget ketika mendengar nama Nana terdengar di siaran radio kampus. Sejak kapan seorang Narendra menggunakan cara kuno seperti ini untuk mendekati perempuan?

Mereka yang ada di taman ingin tersedak saja rasanya. Lagipula, bagi mereka tindakan Nana terlalu beresiko. Memangnya dia tidak tahu sedingin apa  seorang Mayrine Ashani?

Katakan saja Nana sudah gila. Memang begitu kenyataannya.

“Itu serius Nana yang meminta lagu seperti itu? Kuno haha.”

“Tidak bisa dipercaya Nana akan mengejar perempuan yang seperti Mayrine.”

“Lihat saja, seberapa kuat Nana menghadapi sikap Mayrine yang seperti itu.”

Entah di lingkungan Sekolah Menengah Atas maupun Universitas pergunjingan  memang hal yang tidak bisa dihindari. Ini adalah kebiasaan buruk yang di budayakan oleh orang-orang, dan lebih banyak dilakukan oleh perempuan.

Sebenernya Mayrine sudah muak dengan gosip dan rumor yang bertebaran tentang dirinya dengan Mark, dan sekarang dirinya menjadi topik hangat yang akan disangkut pautkan dengan buaya darat kampus ini, Nana. Mayrine tidak bisa membayangkan kalau nanti seisi kampus tahu kalau ia berpacaran dengan Renjun.

Jeno dan Mark hampir tertawa, kali ini mereka akan mendengar keributan dari kedua belah pihak. Antara Mayrine dan Nana, atau antara Nana dan Renjun.

“Baik, biar saya putarkan lagunya.”

Jeno dan Mark yang awalnya bisik-bisik menjadi hening, begitu juga orang-orang yang ada di taman kampus.

Sepersekian detik kemudian, suara petikan gitar terdengar.

It's a beautiful night, we're looking for something dumb to do
Hey baby, I think I wanna marry you
Is it the look in your eyes, or is it this dancing juice
Who cares baby, I think I wanna marry you

Well I know this little chapel on the boulevard
We can go
No one will know
Oh c'mon girl

“Itu bukannya suara Renjun?” Lia menepuk pundak Mayrine.

Ternyata bukan Mayrine saja yang merasa kalau ini suara Renjun.
Tapi mengapa bisa Renjun ada di ruang siaran kampusnya?

Atau selama ini?

Mayrine mengusap wajahnya kasar, terlalu banyak kemungkinan jika membicarakan tentang Renjun.
Kekasihnya memang suka menyusahkan, kepalanya bisa sakit kalau memikirkan kemungkinan ini.

Who cares if we're trashed
Got a pocket full of cash we can blow
Shots of Patron
And it's on girl

Don't say no no no no no
Just say yeah yeah yeah yeah yeah
And we'll go go go go go
If you're ready, like I'm ready

'Cause it's a beautiful night, we're looking for something dumb to do
Hey baby, I think I wanna marry you
Is it the look in your eyes or is it this dancing juice
Who cares baby, I think I wanna marry you

Oh
I'll go get a ring
Let the choir bell sing like ooh
So what you wanna do
Lets just run girl
If we wake up and you want to break up
That's cool
No I won't blame you
It was fun girl

Don't say no no no no no
Just say yeah yeah yeah yeah yeah
And we'll go go go go go
If you're ready, like I'm ready

'Cause it's a beautiful night, we're looking for something dumb to do
Hey baby, I think I wanna marry you
Is it the look in your eyes, or is it this dancing juice
Who cares baby, I think I wanna marry you

Just say I do
Tell me right now baby
Tell me right now baby, baby
Just say I do
Tell me right now baby
Tell me right now baby, baby

Oh
It's a beautiful night, we're looking for something dumb to do
Hey baby, I think I wanna marry you
Is it the look in your eyes, or is it this dancing juice
Who cares baby, I think I wanna marry you

“Untuk Narendra Janaloka, saya sudah putarkan lagunya. Tetapi saya sendiri yang menyanyikan, karena lagu yang tadi di request ditujukan untuk kekasih saya, Mayrine Ashani. Saya yang akan menikahinya, sekian dari saya.”

Seisi kampus terkejut, bukan hanya Mayrine. Namun, Jeno dan Mark juga terkejut. Mereka hanya tahu kalau Nana akan merequest lagu itu untuk Mayrine tapi mereka tidak tahu kalau Renjun akan muncul hari ini.

Mereka tidak tahu kalau Renjun menempuh pendidikan di kampus ini. Renjun terlalu pintar menyembunyikan sesuatu.

“Kekasihmu galak juga ya,” Nana muncul di sebelah Jeno, menggendong tasnya dengan sebelah tangan.

Jeno hanya tertawa, andai saja Renjun tidak di ruang siaran, maka ia dan Mark bisa menonton pertengkaran secara gratis.

“Berisik.” Mayrine tidak menghiraukan Nana,  yang ada pikirannya dan Lia hanyalah satu.

Mereka harus meminta penjelasan kepada Renjun tentang semua ini.

Hallo, maaf ya  baru update. Belakangan ini aku nggak enak badan hha. Jadinya bolos bolos terus updatenya. See ya di next chapter.

ᴵⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ 2  Ft.Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang