Bab 10

20 6 0
                                    

Now Playing | That's Okay (D.O Exo)

***
Happy Reading

Note :
Jangan lupa Bismillah dulu sebelum baca ♡

🍑🍑🍑

Suasana pagi hari ini membuat mood Ardila merasa baik. Ia baru saja mendapat pesan dari Fakhri yang berisikan kalimat semangat untuknya. Tak heran, Ardila memang baru kali ini mendapat perhatian dari laki-laki.

Ardila menuruni tangga dan bersiap untuk sarapan dengan keluarganya.

"Annyeong" sapa Ardila pada kedua orang tua nya dan juga bang Ghani

"apaan? Meong?" tanya bang Ghani pada Ardila

"Annyeong bang" ucap Ardila dengan malasnya

"jadi orang tuh harus cinta indonesia." sindir bang Ghani

"lo pikir, lo tuh cinta indonesia?  Gue juga tau kali semua playlist musik lo itu lagu india sama lagu barat. Iyakan? Itu yang namanya cinta indonesia?" ucap Ardila protes

"udah dong. Pagi-pagi udah ribut aja. Buruan makan, dil. Nanti telat loh" lerai Fania selaku mamah Ardila

"iya mah" ucap Ardila pasrah

"nanti berangkat bareng papah kan?" tanya Bayu selaku papah Ardila

"hmm.. Kayaknya engga deh pah. Dila pengen bawa motor sendiri. Lagian juga nyampe nya lebih cepet" ucap Ardila sambil mengoleskan selai pada Roti tawarnya

"yakin? Ntar jatoh lagi kaya yang udah-udah. Ngga kapok emang? " ucap bang Ghani menimpali

"bang, gue itu kan strong woman. Kalo jatoh doang sih ngga ada apa-apanya buat gue. Lagian apa yang mesti ditakutin sih kalo naik motor? Kalo Jatoh juga kebawah kan ?" jawab Ardila panjang lebar

"mah, ini anak itu emang keras kepala jadi susah buat dikasih tau. " ucap bang Ghani

"Biarin aja kenapa sih. Yang penting kan bawa motornya hati-hati. Iya kan dil? " ucap Fania, mamah Ardila

"mamah emang paling ngerti aku." ucap Ardila sembari memeluk mamahnya dari samping

"loh, udah hampir jam 7. Cepet habisin sarapannya dong, dil." ucap papah Ardila

"iya ini udah selesai kok. Mah--pah--bang, aku berangkat dulu ya. Bye" ucap Ardila dan mengambil kunci motor yang terletak di atas meja.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Ardila sempat di klakson oleh seseorang yang baru saja datang dari arah belakangnya. Ardila pun memberhentikan sepeda motornya dan melihat siapa yang datang.

"dil.. Gue ikut ke dalem" ucap Bunga yang baru saja turun dari motor Fakhri.

"ishh--kenapa mereka harus bareng terus sih berangkatnya." ucap Ardila kesal dalam hati

"ayo" ucap Ardila sok santai

"Hai dil" sapa Fakhri pada Ardila yang hanya dibalas senyuman oleh Ardila.

"yaudah kita masuk dulu. Hati-hati ri" ucap Bunga

"bye" Pamit Fakhri dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

🍑🍑🍑

Dikantin, Ardila memakan bekal yang dibawanya dari rumah dengan tidak selera. Pikirannya masih saja tertuju pada Fakhri dan Bunga yang masih akrab padahal sudah jadi mantan. Memang sih ada kalimat bahwa "ngga setiap mantan harus jadi musuh" tapi entah kenapa hal itu justru sangat menganggu suasana hati dila.

"Kalo dibiarin, bisa-bisa mereka balikan. Sialannn" ucap Ardila kesal

"apa yang sialan?"  ucap Aura tiba-tiba datang dan membuat Ardila terkejut

"Hahh?? Ooh.. en--ngga kok ng--ga pp. "  ucap Ardila berbohong

"lo kaya nyembunyiin sesuatu. Cerita dong sama gue." ucap Aura yang mendekatkan wajahnya ke arah Ardila

"orang dibilangin ngga pp. Maksa banget sih" gerutu Ardila

"ooh" ucap Aura singkat

"lo--ke kantin sendirian? Bunga mana? " tanya Ardila dan melihat suasana sekitar kantin

"lagi pesen cilok. Gue disuruh nyari tempat buat kita makan. Eh, kebetulan gue liat lo lagi makan. sambil ngomong sendiri lagi. Gue pikir lo udah agak setres karna ngga ada yang nemenin makan, jadi gue samperin deh. Baik kan gue? " jelas Aura yang menunjukkan sederet gigi putihnya

"thanks ya udah perhatian" ucap Ardila dengan nada datar

"yooii friend"

Tak lama kemudian, Bunga pun datang dengan membawa dua mangkuk cilok dan diikuti oleh mang ujang selaku penjual dengan membawa dua es jeruk yang Bunga pesan.

"gue cariin ternyata disini. Eh, hai dil." sapa Bunga yang hanya dibalas senyuman oleh Ardila

"makasih ya mang" ucap Aura pada mang Ujang

"sami-sami neng" ucap Mang ujang lalu pergi meninggalkan meja yang Ardila tempati.

"ehmm--nga. Gue mau nanya sesuatu" ucap Ardila

"nanya apa? " jawab Bunga sambil mencampurkan saus ke dalam ciloknya

"l--lo kenapa masih berangkat bareng sama Fakhri?" tanya Ardila yang membuat Aura dan Bunga menghentikan aktifitas makannya

Bunga tersenyum kikuk dan menjawab pertanyaan Ardila se-santai mungkin.

"kan lo tau gue ngga bisa bawa motor. Lagian kalo nebeng semuanya jadi lebih hemat. Ehmm--Lo cemburu? " tanya Bunga

"engga kok. Biasa aja" ucap Ardila singkat

"lo tenang aja. Gue udah ngga ada rasa kok sama Fakhri." ucap bunga sambil tersenyum

"baguslah" jawab Ardil dan melanjutkan menyantap makanannya yang masih tersisa sedikit.

"Eh nga, saos nya dong bagi. Dari tadi nuang saos mulu. Udah diare aja baru ngeluh, lo." protes Aura

"nih" ucap Bunga singkat dan memberikan botol saus itu pada Aura.

🍑🍑🍑

Masih lanjut dong. tapi di bab selanjutnya yaa 💋

Jika kalian sudah membaca cerita ini, silahkan tinggalkan jejak 👣dengan vote dan komen supaya Author tau bagian mana yang perlu diperbaiki.

Terimakasih semua ʕ•ﻌ•ʔ

***

Instagram :@s.sefaaa

Waktu Yang Salah (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang