Bab 19

14 2 0
                                    

Now Playing | Setia Menunggu - Afgan

***

Happy Reading ^.^

Note :
Jangan lupa Bismillah sebelum membaca.

🍄🍄🍄

Pagi-pagi sekali, Ardila bangun dan beranjak dari kasurnya. Ia membuka gorden kamar dan membiarkan cahaya matahari pagi menelusup masuk ke setiap penjuru kamar.
Ardila keluar menuju balkom kamar untuk menghirup udara segar.

Ia mengedarkan pandangannya kesegala penjuru arah hingga akhirnya ia melihat sesosok laki-laki yang kini tengah memberikan isyarat supaya turun dan menemuinya.

Dia--Sukma. Entah kenapa akhir-akhir ini sukma lah yang lebih sering datang dan menghubungi Ardila, ketimbang Fakhri yang jelas-jelas sedang dekat dengannya.

Dengan langkah gontainya, Ardila mencoba untuk menghampiri Sukma. Barangkali ada hal penting penting yang perlu ia sampaikan sebelum akhirnya pergi menghilang dari kehidupan Ardila selamanya.

Wangi parfum maskulin itu sama seperti wangi yang ada pada badan Fakhri. Namun, Ardila juga harus tetap menyadarkan diri bahwa orang yang sedang berada di depannya itu bukanlah Fakhri.

"lo udah mandi ya. Kok wangi banget." ucap Sukma dengan nada memuji

"lo ngejek gue? Jelas-jelas, gue baru bangun tidur." ucap Ardila

"baru bangun tidur aja udah wangi, apalagi kalo udah mandi. Hehehe"

"ngapain kesini" ketus Ardila

"biasa, mau nganterin Bunga."

"udah cukup lo kirimin gue bunga. Lagian ya, daripada lo buang duit lo buat beli Bunga yang belum tentu gue terima, mending duitnya lo tabung buat beli tanah, sekalian sama bibit bunga mawar biar ngehasilin duit." jelas Ardila tegas

"pikiran kamu dewasa juga ya. Aku jadi makin suka sama kamu." ucap Sukma genit

"tapi gue engga."

"oh iya. Hari ini kamu mau kemana"

"ngga kemana-mana." jawab Ardila malas

"jalan yuk" ajak Sukma

"kemana"

"kemana aja, asalkan sama kamu"

"males." jawab Ardila singkat

"kenapa? Aku udah ganteng loh." ucap Sukma dengan percaya diri.

Disaat Ardila ingin menjawab Sukma, Ardila melihat kedatangan Fakhri yang baru saja sampai dan melihat kebersamaan antara Ardila dengan Sukma.

Ardila lantas berjalan menuju Fakhri dengan langkah ragu.

"hari ri." sapa Ardila kikuk

"Sukma--disini?" tanya Fakhri

"kamu kenal sama dia?"

"dia kan satu sekolah sama aku." ujar Fakhri

"oh iya, kamu--ngapain kesini?" tanya Ardila

"mau mastiin kalo kamu ngga di apa-apain sama si playboy itu." ujar Faknri

"husst..nanti kalo dia denger gimana." bisik Ardila

"ya bagus, berarti dia punya kuping." ucap Fakhri

Posisi Sukma yang memang berada tak jauh dari Ardila dan Fakhri pun memutuskan untuk berjalan mendekati dua manusia yang tengah membicarakan dirinya. Dengan sikap sok akrabnya pada Fakhri, Sukma pun menepuk pundak Fakhri dan menyapa nya.

Waktu Yang Salah (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang