Now Playing | So Curious - IZ*ONE
***
Happy ReadingNote :
Jangan lupa bismillah sebelum membaca.🍄🍄🍄
Rumah dengan aksen khas jaman Belanda yang dihiasi berbagai macam tanaman hias di depan rumah membuat kesan indah nan aesthetic di luar rumahnya.
Ardila melihat sekeliling rumah Fakhri yang nampak sepi dari balik pintu gerbang. Nampaknya sama sekali tak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Motor yang biasanya Fakhri gunakan pun tak terlihat.
Ardila kembali melihat ponsel dan mencoba menghubungi Fakhri untuk kesekian kalinya.
Akhirnya doa Ardila terkabul, Fakhri mengangkat telfon Ardila untuk pertama kalinya setelah beberapa kali Ardila menghubungi Fakhri dengan susahnya.
"hallo dil" suara Fakhri terdengar baik-baik saja. Ardila perlahan bernafas lega.
"F--fakhri.. Kamu ngga pp?" tanya Ardila memastikan
"maksud kamu?" tanya Fakhri bingung.
"kok aku hubungin dari pagi nomor kamu ngga aktif."
"sorry, hp aku lowbat tadi."
"kamu dimana, aku ada di depan rumah kamu."
"kamu ngapain di rumah aku. Sekarang, aku lagi ngga ada di rumah."
"terus dimana?"
"Rumah Sakit."
Deg. Perasaan yang tadinya lega, kini Ardila mulai overthinking tentang Fakhri.
"kamu sakit? Aishhh.. Berarti mimpi aku bener semalem. Kamu kecelakaan? Di rumah sakit mana? Kasih tau dong, jangan diem aja." Kata Ardila
"gimana aku mau ngomong, orang kamunya juga nyerocos terus kaya bebek. Hahaha.."
"ishh serius. Kamu ngga tau gimana khawatirnya aku sama kamu."
"aku seneng kamu khawatir kaya gini."
"Fakhri...."
"iya.. Iyaa serius nih, sekarang aku lagi di Rumah Sakit Aksana Jarta."
"aku kesana ya."
"eh--ngga usah. Kita ketemuan di cafe biasa aja."
"yaudah deh. Nanti sore ketemu di cafe biasa, jam 5."
"kamu pulang aja. Lagian ya, di rumah aku itu banyak hantu nya."
"coba kamu liat deh, pasti hawanya sepi banget."
"ngga usah nakut-nakutin deh. Sebel"
"hahaha.. Pulangnya hati-hati. Oh iya, kamu ke rumah aku sama siapa, naik apa?"
"naik motor aku."
"emang udah bener motornya?"
"udah dong."
"kalo mogok lagi, kamu langsung telfon tukang bengkel yang biasa."
"iyaa"
"jangan ngebut"
"iyaa engga"
"jangan ngelamun."
"engga, ri."
"udah diisi bensin?"
"udah"
"yaampun, kalo kamu nanyain aku terus kaya gini, aku pulangnya kapan dong."
"ehmm.. Nunggu aku pulang dari Rumah Sakit."
"males. Udah ah, aku tutup ya. Sampai jumpa nanti sore di cafe."
"sampai jumpa dila cantik."
"lebay." ucap Ardila dan mengakhiri panggilan telefon dengan Fakhri.
Akhirnya semua hal yang membuat Ardila pusing tujuh keliling telah terbayar sudah. Walaupun hanya mendengar suara Fakhri dari via telephone, Ardila sudah tau bahwa keadaan Fakhri memang baik-baik saja.
Namun anehnya, ketika Ardila bertanya sedang apa Fakhri di Rumah sakit, Fakhri malah sama sekali tak menjawabnya.
Hal itu justru semakin membuat rasa penasaran Ardila mulai tumbuh dan berkembang semakin besar.
Tapi tak apa. Semua yang membuat Ardila penasaran akan terjawab setelah pertemuannya dengan Fakhri di cafe nanti sore.
***
Sesampainya di rumah, Ardila langsung dihadang oleh sang Mamah di depan pintu rumahnya.
Dengan tatapan menghunus tajam ke arah mata Ardila, sontak hal itu membuat Ardila ragu untuk melanjutkan langkah kakinya.
"kenapa berhenti, sini mamah bilang." ucap Mamah Ardila dengan tegas.
"ngga mau. Nanti marah" ucap Ardila dengan nada takut.
"ck.. Sini" ujar mamah Ardila
"janji dulu." ujar Ardila
"halah.. Emang mamah abg pake janji segala. Sini, ngga."
"iya.. Iyaa Ardila maju nih."
"kamu disuruh bantuin mamah cuci piring, malah langsung ngelayab ngga tau kemana." omel mamah Ardila
"yaelah mah, Ardila ada urusan sebentar." jelas Ardila
"urusan. Kamu darimana? Habis nyamperin cowo? Kamu ini, jadi cewe yang mahal dikit dong." ucap Mamah Ardila
"emang gue barang." ucap Ardila lirih, namun masih bisa terdengar oleh Mamahnya.
"eh, mamah denger ya." ucap mamah Ardila.
"bawel." ketus Ardila dan langsung masuk ke rumah.
"Ardila !!" teriak mamah Ardila
"udah deh mah, Ardila cape mau istirahat." ucap Ardila dan terus berjalan menuju kamar.
🍄🍄🍄
Masih lanjut dong. tapi di bab selanjutnya yaa 💋
Jika kalian sudah membaca cerita ini, silahkan tinggalkan jejak 👣dengan vote dan komen supaya Author tau bagian mana yang perlu diperbaiki.
Terimakasih semua ʕ•ﻌ•ʔ
***
Instagram :@s.sefaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Salah (Completed)
Teen FictionTepat satu tahun lalu. Ardila dan Fakhri memutuskan untuk memilih berjalan di jalan masing-masing. Keputusan yang benar-benar menyiksa sampai detik dimana Ardila mengungkap perasaannya saat ini. Ardila tau benar bahwa hal ini bukanlah hal yang mudah...