Bab 21

9 2 0
                                    

Now Playing | Jangan Hilangkan Dia - Rossa

***
Happy Reading ^.^

Note :
Jangan lupa Bismillah dulu sebelum membaca.

🍄🍄🍄

Ardila barus saja dari kamar mandi, tiba-tiba ponsel miliknya bergetar dan menampilkan sebuah notifikasi panggilan dari nomor tak dikenal.

081765987*** is calling

"Selamat pagi, ini dari pihak rumah sakit pelita jaya. Apakah saya sedang berbicara dengan nyonya Ardila larasati?"

"benar, ada apa ya suster telfon saya?"

"rumah sakit kami baru saja menerima pasien seorang laki-laki, korban kecelakaan yang bernama Fakhri. Sudah berulang kali pihak rumah sakit menghubungi orang tua dari pasien, namun sama sekali tidak ada jawaban. Maka dari itu, saya menghubungi mba, karna kontak anda berada di atas."

"Astaghfirullah. S--sekarang kondisi Fakhri gimana sus? Luka dia parah, ngga?"

"pasien mengalami patah tulang di lengan sebelah kiri, dan dari hasil Ct Scan, kemungkinan pasien mengalami luka dalam dibagian kepala akibat membentur badan jalan."

Hancur rasanya hati Ardila ketika mendengar berita kemalangan dari Fakhri. Keringat dingin mulai bercucuran dan membasahi pelipis, sedangkan Tangan yang digunakan untuk memegang ponsel mulai bergetar hebat setelah suster mengatakan kondisi Fakhri.

Lama kelamaan, semua hal yang terlihat oleh Ardila mulai kabur dan berubah menjadi gelap.

Tak lama, terdengar suara sayup-sayup seseorang memanggil nama Ardila. Anehnya, Ardila juga merasakan bahwa mukanya mulai basah. Apa air mata?

"ARDILA, BANGUN!!" teriak mamah Ardila dengan menyipratkan air yang berada di dalam gayung ke wajah Ardila.

"FAKHRI !!" Ardila terperanjat bangun dari mimpi buruk yang menimpanya.

Mamah Ardila yang melihat anaknya terbangun dengan nafas yang tak beraturan itu pun langsung menghujat.

"bangun-bangun, teriak nama Fakhri. Harusnya istighfar kalo dapet mimpi buruk." ucap Mamah Ardila memperingatkan

"udah mah." jawab Ardila

"kapan, mamah belum denger."

"di--mimpi." jawab Ardila santai, dan langsung mendapat jeweran dari sang mamah.

"Aaaaa--s---sakitt mah. Lepasin !!" pekik Ardila kesakitan.

"sekarang kamu mandi, setelah itu bantuin mamah di dapur, banyak cucian numpuk." jelas Mamah Ardila

"ck"

"eh ngga boleh gitu ya,"

"iya mah iya"

"mamah tunggu di bawah." ujar Mamah Ardila dan pergi meninggalkan Ardila sendirian di kamar.

Ardila masih tak mengerti tentang mimpi buruk yang dialaminya tadi. Semuanya benar-benar terlihat real, namun kenyataannya itu semua hanyalah mimpi.

Berbagai pikiran aneh mulai muncul. Apa ini sebuah firasat atau hanya sebuah bunga tidur semata?

"semoga aja Fakhri ngga kenapa-kenapa." ujar Ardila

"ck--tapi kalo dia beneran kecelakaan gimana. Arggghh" ucap Ardila frustasi dan mengacak rambutnya frustasi.

"Fakhri, kenapa sih lo bikin gue overthinking kaya gini." Kata Ardila

Untuk memastikan apakah keadaan Fakhri baik-baik saja, Ardila memutuskan untuk menghubungi Fakhri saat itu juga.

Waktu Yang Salah (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang