Now Playing | Jangan Lupakan Aku - Andmesh Kamaleng
***
Happy ReadingNote:
Jangan lupa bismillah sebelum membaca.***
Hari ini adalah hari keberangkatan fakhri. Ardila bahkan tidak tau harus mengucapkan salam perpisahan seperti apa. Kemarin baru saja ia kehilangan satu sahabat nya, dan hari ini dia akan kehilangan satu laki-laki yang pernah menjadi pengisi kekosongan hati nya.
“kamu yakin mau pindah ?” tanya Ardila lesu
“kalo aku si ngga yakin, tapi tuhan yakin” ucap Fakhri dan membelai rambut Ardila gemas
“ri..aku sayang sama kamu, dari dulu” ucap Ardila dan meraih tangan Fakhri
“aku tau dan bahkan aku jauh lebih sayang sama kamu” ucap Fakhri tersenyum
“tapi nanti kamu sesekali kesini kan?” tanya Ardilal
“insya allah kalo lagi free aku pasti sempetin buat kesini. Oh iya, ini kalung kamu” ucap fakhri sambil mengeluarkan sebuah kalung
“tap ri..itu kan udah bukan hak aku lagi” ucap Ardila menolak
“barang yang udah aku kasih ke kamu, itu bakal selamanya jadi milik kamu. Anggap aja sebagai kenang-kenangan dari aku. Kalo kamu kangen kamu bisa pegang kalung itu dan merem sambil membayangkan kalo aku ada di deket kamu” ucap Fakhri dengan tulus
“masa sih, ngga percaya deh. Kan kamu tukang bohong” ucap Ardila
“sekarang aku ngga bohong, cobain aja kalo ngga percaya kalo aku udah berangkat”
“ri.makasih ya buat selama ini” ucap ardila sembari memeluk fakhri secara tiba-tiba
“sama-sama..maaf ya kalo aku suka bikin kamu marah” ucap Fakhri dengan membelai rambut aArdila pelan
“engga kok, aku ngga marah. Cuma kesel aja”ucap Ardila
“haha..jadi mau sampai kapan kamu peluk aku” goda fakhri
“eh..sorry”ucap ardila yang langsung melepas pelukannya
"ri, jangan lupain aku ya." Kata Ardila
"kamu itu terlalu indah untuk dilupakan." kata Fakhri
"kok kaya lirik lagu" Kata Ardila
"masa sih, ya maaf deh. Aku ngga bisa merangkai kata-kata yang bikin kamu terkesan."
"dasar ngga romantis." kata Ardila.
"jaga diri baik-baik ya, disini." kata Fakhri
"rasanya ngga adil banget buat aku, ri. Kamu pergi disaat aku udah bener-bener jatuhin hati aku sejatuh-jatuhnya sama kamu." kata Ardila
"kamu pernah ngerasain ldr?"
"belum."
"berarti ini pertamakalinya kita ldr."
"kita?"
"iya, kita."
"aku yakin, suatu saat nanti kita akan bertemu lagi diwaktu yang tepat dan memperbaiki semuanya." Kata Fakhri
"kamu yakin?" tanya Ardila
"yakin."
"boleh ngga sih kalo aku ikut sama kamu ke bekasi." Kata Ardila
"ehmmm, ngga boleh. Kecuali..."
"kecuali apa?"
"kecuali kalo kamu calon istri aku, hehehe" kata Fakhri
"calon istri? Sekarang aja statusnya masih calon pacar. Ngga usah kasih aku harapan yang lain, kalau nantinya ngga bisa nepatin." Kata Ardila
"lah emang kamu masih mau jadi calon pacar aku?"
"ya--tergantung."
"kok tergantung."
"tergantung, kamu masih mau mempertahankan atau milih buat berhenti."
"kamu maunya yang mana?"
"bertahan."
"kenapa?"
"jangan tanya lagi karna alasan apa aku nyuruh kamu untuk bertahan."
“udah waktunya aku berangkat nih. Kamu jaga diri baik-baik ya disini. Kabarin aku kalo kamu udah dapet pengganti aku.” ucap fakhri
“pasti. kamu hati-hati ya disana. Kabarin aku juga kalo kamu udah move on dari aku”
“ngga janji ya haha” ucap Fakhri tertawa
***
Satu tahun sudah fakhri meninggalkan ardila. Selama satu tahun itu, ardila lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar. Pergi keluar pun ketika ada sesuatu hal yang mendesak saja. Hari-hari nya kian berubah, sepi dan sunyi. Itu yang ardila rasakan. Andai saja bunga tidak di jemput oleh tuhan, pastilah harinya akan terasa lebih baik walaupun tanpa fakhri.
Ardila selalu melakukan apa yang fakhri katakan pada hari itu. jika ia tengah merindukan fakhri, ia akan memejamkan matanya sambil memegang kalung dan membayangkan wajah fakhri. Namun, sudah beberapa bulan ini, ardila tidak berhubungan lagi dengan fakhri. Bahkan nomor handphone nya pun sudah tidak aktif lagi. Akankah fakhri berubah ?
Ardila selalu yakin, jika cinta tak harus memiliki. Fakhri bukanlah takdir untuk ardila, begitu juga ardila bukanlah takdir untuk fakhri. Ardila selalu berpikir, pasti fakhri telah mempunyai pengganti ardila dihati nya. Untuk itu, ardila berusaha untuk tidak terlalu ingin mencari tahu bagaimana sekarang keadan fakhri atau bahkan dengan siapa dia sekarang. Ardila yakin, apapun yang fakhri putuskan, itu adalah hal yang terbaik untuk dirinya.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Yang Salah (Completed)
Teen FictionTepat satu tahun lalu. Ardila dan Fakhri memutuskan untuk memilih berjalan di jalan masing-masing. Keputusan yang benar-benar menyiksa sampai detik dimana Ardila mengungkap perasaannya saat ini. Ardila tau benar bahwa hal ini bukanlah hal yang mudah...