Seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda berusaha berlari dengan langkah cepat. Rambutnya ikut bergerak seirama dengan langkahnya.
Upacara bendera akan dimulai lima menit lagi. Ia terus berlarian denfan nafas tersengal-sengal.
Mega terpaksa berlarian berangkat menuju sekolah. Ia bisa saja berangkat menggunakan angkot atau kendaraan apapun namun, keadaan jalanan yang sangat macet dan padat membuat Mega terpaksa turun dari taxi dan memilih berlari dengan tergesa-gesa menembus kemacetan.Gadis itu berhenti di depan gerbang yang sudah tertutup. Mega membungkuk, memegang kedua lututnya berusaha mengatur nafasnya agar kembali normal. Setelah dirasa nafasnya teratur kembali Mega mendongak keatas memandang gerbang menjulang tinggi di depannya.
Mega mengetukkan jarinya di dagu dengan wajah serius. Mega mencoba memutar otaknya.
“Aduh ayo dong otak bantu gue.”
Mega mengacak rambutnya kesal dan menghentakkan kakinya berulang-ulang. Mega berpikir keras. Namun tetap saja ia tidak mendapatkan ide untuk bisa tetap masuk kedalam. Atau jangan jangan gara-gara ia kehausan jadi Mega susah untuk berfikir?Mega berjongkok, ia terus mengetuk kepalanya yang terasa pening.
"Ya allah bantuin Mega buat masuk ke dalam. Kirimin Mega tangga nyasar ya allah"Seorang cowok dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku sebelah menggeleng sambil terkekeh. Mendengar do'a gadis yang ada didepannya. Aneh.
Mega berdiri lalu membalikkan badannya begitu mendengar kekehan seseorang.
“Lo terlambat juga?” seru Mega.
Cowok itu hanya diam, lalu ia melangkah meninggalkan Mega. Merasa diabaikan Mega mengejar langkah cowok itu.
“Lo belum jawab pertanyaan gue.” Mega mencekal lengan cowok itu.Cowok itu hanya mengangkat alis tebalnya, lalu pandangannya mengarah pada cekalan tangan gadis itu. Cowok itu menarik nafasnya gusar. “Lo liat gue diluar itu tandanya gue juga telat.”
“Sekarang jauhin tangan lo!” Cowok itu menatap tajam kearah Mega.
Mega langsung menepis tangan cowok itu sebal.
“Cih. Songong amat lo.”Cowok itu kembali melangkah meninggalkan Mega sendiri.baru beberapa langkah lengan cowok itu kembali di cekal erat oleh Mega.
Puja menarik nafasnya gusar, ia kehabisan kesabarannya.
“Apa lagi?”
Mega mencebikkan bibirnya kesal.
“Lo mau kemana?”“Menurut lo? Yah kedalam lah.” ujar cowok itu datar.
“Lo tahu caranya masuk?” Tanya Mega antusias.“Tahu.”ujar cowok tersebut.
“Gue ikut ya.” mata Mega berbinar, akhirnya ia bisa masuk kedalam.
Mega terus mengguncang lengan Puja layaknya seorang anak kecil yang merengek meminta dibelikan permen. Puja hanya terdiam menatap lekat wajah cantik gadis itu. Detik berikutnya ia mengangguk sebagai jawaban.
Mega mendongakkan kepalanya keatas ,melihat pohon yang berdiri kokoh didepannya.
“Lo serius mau masuk lewat pohon ini?” Tanya Mega menunjuk pohon di depannya. Puja hanya mengangguk.“Yaudah sekarang lo dulu yang naik.” suruh Puja.
“Eh enak aja gue pake rok pendek nanti lo ngintip lagi.”
cerca Mega sewot.
Di pandangnya Mega dari ujung kaki hingga ujung rambut. Benar saja cewek itu memakai rok lipat berwarna biru tua kotak-kotak khas murid SMU Gemintang diatas lutut. Membiarkan kulit putih kaki jenjangnya terekspos.“Yaudah gue dulu yang naik.”
tanpa menunggu waktu yang lama cowok itu sudah duduk di atas pohon tersebut.
“Giliran lo. Cepat!”Mega gelisah pasalnya ia takut memanjat pohon .seumur-umur baru kali ini Mega harus memanjat pohon dengan pakaian rok yang minim.
“Oi mau naik nggak kalau nggak gue tinggal?” Pertanyaan Puja membuat Mega tersadar dari lamunannya. Mega mengangguk ia perlahan mulai memanjat dengan tangan satunya di bantu cowok itu.
Saat kakinya mendarat pada ranting pohon, ranting itu malah patah alhasil membuat Mega terpeleset jatuh kebawah.
Mega menutup matanya takut, tapi tangannya masih memegang kuat sebelah tangan Puja.
Cowok itu berusaha menarik tubuh Mega agar tidak jatuh.Namun sayang, kakinya justru malah ikut terpeleset. Hingga akhirnya, keduanya terjatuh dalam keadaan Puja memeluk tubuh Mega, melindunginya agar tidak terluka.
Puja memandang kearah Mega khawatir.
“Lutut lo berdarah!”
Mega meringis ,benar saja saat ia melihat lututnya sudah berderai dengan darah segar. Matanya memicing mencari sebab luka pada kakinya. Mega menemukan pecahan kaca kecil yang mungkin menggores lututnya.
Tanpa membuang waktu Puja langsung berjongkok didepan membelakangi Mega,membuat cewek itu mengangkat alisnya bingung.
“Naik!”“Hah?”
“Ck. Naik, gue gak bisa maksa lo buat manjat pohon lagi...”
“Lo gue gendong.” lanjut Puja.
“Tapi siku lo luka.” tunjuk Mega ikut meringis melihat siku Puja yang lecet sedikit parah.
“Gue nggak suka ada penolakan.”
Dengan perlahan Puja berjalan dengan Mega yang ada di gendongannya.
“Lo berat banget si.”Mega yang mendengar langsung melotot.
“Enak aja gue nggak berat ya.” Jarinya menyentil kepala belakang Puja.“Ini buktinya gue capek gendong lo.”
Mega mengeram marah.
“Kalau nggak niat buat gendong mending gausah.”Puja terkekeh.
“Bercanda kali ah.”Puja kemudian mendudukkan Mega di kursi warung sebrang jalan SMU Gemintang. Ia memesan air putih pada mak Sri ibu penjual warung itu yang biasah dijadikan Puja sebagai tempat tongkrongan bersama teman-temannya.
Setelah pesanannya datang puja langsung berlutut didepan Mega dengan satu kaki sebagai penumpu.Ia membersihkan luka di lutut Mega agar tidak infeksi. Mega hanya diam tercenung sambil menahan sakit akibat luka itu. Ia meremas erat bahu Puja. Saat Puja mengangkat wajahnya tak sengaja matanya menubruk mata hitam pekat gadis itu.
Dua pasang mata mereka tak sengaja menatap. Beberapa menit mereka saling bertatap pandang. Kecanggungan mendera keduanya.
Cepat-cepat Puja memutuskan pandangannya.
“Lo bawa obat merah nggak?”“Eh Sebentar.” Mega mengecek dalam tasnya. Tangannya merogoh masuk kedalam, mencari benda yang ia cari.
Detik berikutnya ia menggeleng.“Gue lupa bawa.”
Puja berdiri. “Yaudah lo tunggu sini dulu. Biar gue beli di warung sebelah.”
Mega memandang punggung tegap Puja yang mulai menjauh. Entah ini perasan Mega atau apa ia merasakan seperti ada rasa yang membuncah di hatinya.
———————————
Terimakasih buat kalian yang udah baca RP 2 ...
Thank you buat para readres.
Jangan lupa tinggalin jejaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Rey Puja
Teen FictionCover by Hadi Susilo^^ "Dirimu bagaikan nukleus(inti sel) percayalah tanpa adanya dirimu semuanya menjadi kacau" • • Mega membenci semua yang ada pada diri Puja. Melihat sosok cowok sok keren, sok ganteng, sok populer membuat mood nya mendadak buruk...