3. Gang Cinta

44 6 3
                                    

Suasana kantin saat ini sungguh sangat ramai. Mega dan ketiga sahabatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat beberapa puluhan atau bahkan ratusan lautan manusia yang saling berdesakkan.
Mega berpikir apakah kantin yang berada di lantai dasar dan lantai tiga sedang tidak buka atau bagaimana? Tidak seperti biasanya kantin kelas XI ramai seperti sekarang.

“Busett! Rame banget njrit. Kek mau demo.” ujar Tita asal ceplos sambil berdecak kagum.

“Kita cari tempat duduk aja dulu, baru pesen makanan.” ujar Mega menimpali. Sungguh kakinya sudah pegal berdiri melihat orang-orang yang sedang mengantri makanan sana sini.

“Yaudah gue sama Tita cari tempat duduk lo berdua pesen makanan gih.” usul Gita.

“Oke. Lo berdua mau pesen apa?” tanya Alea.

“Samain aja.”

Keempat nya berpisah arah, Mega dengan Alea sedangkan Gita bersama Tita mencari tempat duduk yang kosong.

Alea berjalan mengantri di tempat stand minuman. Sedangkan Mega berdiri ditengah kerumunan, dia bingung harus membeli apa. Stand makanan semua tampak ramai.

Awalnya Mega ingin membeli bakso tapi karena antriannya lama dia akhirnya mengantri ditempat stand siomay.
Mega langsung mengantri untuk membeli siomay. Tapi kenyataanya sama saja stand siomay juga berdesakan. Semua orang yang ada didepan dan belakang Mega saling mendorong. Mega saja sampai sesak nafas dibuatnya.

“Woyy! Gue gue nggak bisa keluar! Munduran dikit napa!” teriak Eky dia sahabat Puja. Eky tidak bisa keluar dari sana karena ada banyak siswa-siswi yang menghalanginya.

Mega sendiri tidak habis pikir. Bagaimana bisa SMU Gemintang sekolah elit yang dihuni oleh kalangan atas dan menjadi sekolah terfavorit bisa sampai kekurangan tempat kantin. Padahal jumlah kantin disini sudah tiga. Di lantai atas khusus untuk anak kelas tiga. Lantai dua khusus anak kelas dua dan lantai dasar khusus anak kelas satu. Dan setiap kantin mempunyai tempat yang luas dengan fasilitas ace setiap sudut kantin. Bahkan meja nya bisa terhitung 35 meja panjang dan setiap meja diisi lima kursi.

Kayaknya SMU Gemintang harus
memperluas tempat kantin deh' fikir Mega.

Tiba-tiba orang yang berada didepan mendorong badannya kebelakang. Semua itu terjadi secara spontan. Mega yang tidak siap merasa tubuhnya terhuyung kebelakang.

Mega memejamkan matanya rapat, ia takut terjatuh. Namun saat Mega membuka mata ia merasakan ada tangan kekar yang menahan tubuhnya.

”E–eh.” Mega langsung berdiri tegak ia memandang orang itu. Keduanya terkunci pada pandangan itu. Eh ralat hanya cowok itu yang terpaku melihat mata binar Mega yang tetasa meneduhkan.

“Makasih.” Mega bersuara yang berhasil membuyarkan lamunan cowok itu.

Cowok itu mengalihkan pandangannya sambil mengusap lehernya salah tingkah. Berikutnya ia kembali memandang Mega. “Nggak apa-apa?” Tanya cowok itu.

Mega mengangguk, cowok itu mengulurkan tangannya.
“Gibran.”cowok itu memperkenalkan diri.

Mega membalas jabatan itu.
“Mega.”

“Gue udah tau kok...”

“Di sekolah ini nggak ada yang gak kenal sama lo. Semua murid juga tau lo itu primadona SMU Gemintang.” lanjut cowok itu tersenyum manis.

Tidak terasa giliran Mega yang untuk membeli pesanannya.
Ia melangkah satu kali. Ia berucap dengan ibu penjual stand siomay lalu badannya kembali kebelakang.
“Gue duluan ya.”
Mega membawa nampan yang berisi mangkuk siomay empat.

 Dia Rey PujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang