7. THE PRINCE

12 4 0
                                    

“Bolos pelajaran memang paling epik banget dah” ujar Eky sembari rebahan di kursi yang di susun dengan sedemikian rupa agar bisa menjadi tempat untuk ber–leyeh leyeh.

Rizal, Gibran dan Gusti hanya mengangguk membenarkan perkataan si kekeyi itu eeh maksudnya si Eky. etdah typo nya gitu amat thor ^^Oke Lanjut ke leptop si unyil.
Mereka bertiga tengah mabar sambil di temani minuman gelas dan sebungkus kacang bergambar dua kelinci dengan ukuran jumbo.

“udah ah capek gue” ujar Gusti sambil meletakkan hp nya di atas ban besar yang dijadikan tempat untuk meja.

“Hilih bicit. Bilang aja lo capek dari tadi kalah mulu. Ya nggak para hadirin?” sarkas Rizal.

Gibran hanya terkekeh, “gue juga capek. Udah lah” ujar Gibran sambil memakan kacang yang  ada diatas meja.

“Halah gak asik lo semua.” Rizal berjalan ke arah Eky yang tengah molor, ia mengguncang tubuh Eky dengan tidak manusiawinya. Berharap Eky mau di ajak mabar dengannya.

Gibran memandang Puja yang tengah berdiri di tepi rooftop sambil menahan lengannya di pembatas. Ia berjalan menghampiri Puja yang terlihat dari tadi hanya memandang lurus ke depan tepat di lapangan out door.
Gibran mengikuti arah pandangan Puja tertuju, tepat di bawah sana seorang gadis dengan pakaian olahraga sedang saling mengoper bola dengan teman yang lainnya.

“Kenapa nggak langsung ngomong?” tanya Gibran yang memang sudah mengetahui bawa kaptennya ini tengah menyukai gadis yang di bawah sana.

Puja hanya diam tak menghiraukan keributan yang di buat Eky dan Rizal serta tak menjawab pertanyaan yang di layangkan Gibran. Katakan saja jika Puja memang pengecut, ia tidak berani mengatakan yang sejujurnya. Percayalah Puja takut bahwa ia menyukai sendirian sedangkan gadis itu tidak. Dan juga ia takut kalau gadis itu menjadi pacarnya dijamin pasti gadis itu akan menjadi incaran musuhnya yang tersebar di luaran sana.

Jika kalian para readers bertanya mengapa Puja mempunyai musuh banyak?
Jawabannya karena Puja adalah ketua dari geng yang ditakuti di penjuru kota Jakarta,
The Prince adalah sebutan geng tersebut sebenarnya mereka tidak pernah menamai secara resmi nama geng itu, namun banyak orang menyimpulkan nama geng itu sendiri dengan sebutan The Prince. Pasalnya seluruh anggota geng tersebut 99,9% mempunyai wajah tampan di atas rata-rata.
Ya walaupun Eky bobrok tapi dia juga termasuk jajaran cowok tertampan di SMU Gemintang.

Geng tersebut diketuai oleh Puja sedangkan tangan kanan nya yaitu Gibran, dan anggota intinya adalah Puja, Gibran, Gusti, Rizal dan terakhir si Eky. Geng tersebut mempunyai anggota lebih dari 300 orang dan anggota The Prince tersebar di sekolah yang berbeda-beda.
Maka dari itu banyak dari geng lain yang ingin menjatuhkan Puja dengan cara mencari kelemahannya. Geng lain merasa iri melihat geng tersebut banyak disegani.

“Eky, bangun napa lo!” Rizal mengguncang tubuh Eky dengan tidak manusiawinya.

Sedangkan Eky masih tak bergeming, Rizal geram dengan jahil ia menarik satu kursi dan alhasil tubuh Eky terjatuh membentur lantai sangat keras.

“Anjir punggung gue berasa encok”
Eky mengumpat, tubuhnya telentang, terkapar tak berdaya di atas lantai.

“Mabar yuu” ujar Rizal dengan raut di imut-imut kan.

Eky bergidik menatap wajah Rizal, ia meraup wajah Rizal dengan telapak tangannya.
“Jijik zal, jijik. Udah sono main sama si siti aja, gue masih ngantuk. Minggir!” Eky mengusir Rizal untuk segera pergi dan kembali melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

“Sejak kapan gue punya temen yang namanya siti?” beo Rizal sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

“Itu noh yang lagi makan kacang” tunjuk Eky ke arah Gusti yang tengah menikmati kacang.

“Enak aja lo main ganti nama gue, gue aduin mak gue baru tau rasa lo” ujar Gusti yang tak terima namanya di ganti udah bagus namanya Gusti setara dengan wajah tampannya.

“Masuk kelas gih, jangan keseringan bolos. entar otaknya kaya si Eky” ujar Puja melerai pertengkaran sengit itu.

Eky terbangun dari tidurnya, sambil mengusap dadanya, “Pedes banget, Ja. Ampe mau copot ginjal gue saking nyesek nya,” ujarnya dengan mimik wajah yang hiperbola.

“Udah gendut lo sekarang, ampe seragam sekolah ukuran tripel XL aja masih sesek ?” sembur Rizal.

Mereka semua tergelak mendengar omongan Rizal yang kampret tapi ada benarnya.

Memang ya tertawa di atas penderitaan orang itu paling menyenangkan, apalagi orang nya itu si Eky. Aah rasanya mantap.

“Coba nih waktu pembagian otak lo kemana, gue nggak liat tuh waktu ngantri panjang ?” Tanya Gusti

Terlihat raut wajah Eky yang tengah berpikir keras
“Ah,Gue tinggal boker sebentar” jawabnya dengan wajah watados.

“Pantesan lo dapet nya yang sisa” Rizal menempleng kepala Eky greget sambil tertawa ngakak sampai-sampai air matanya keluar. Kampret tuh emang si Eky bisa-bisanya jawab dengan wajah sok polosnya.

“Pantesan gobloknya udah kayak pipa Rucika mengalir sampai jauh!” saut Puja santai.

“Kyaaaaa!” Puja dan yang lainnya kompak berseru mengejek Eky.

“Gak berperike-bangsat-an banget lu semua?!”

Eky mengelus dadanya, untung kesabaran nya kebal, setebal pantatnya.

Disini memang si Eky lah yang sering menjadi bahan nistaan teman-temannya. Tapi sejahil-jahilnya mereka sebenarnya mereka itu menyayangi satu sama lain, bagi mereka The  Prince adalah keluarga ke dua setelah kedua orang tuannya. Maka tak jarang ketika salah satu diantaranya di lukai ataupun dikeroyok dari geng musuh tidak segan-segan Puja akan berdiam diri.
The Prince akan siap membela walaupun nyawa sebagai taruhannya.

↖(^▽^)↗

Author Note:
Gimana, gimana sama part ini?
Untuk part Mega nanti nyusul,
Ouhiya aku juga mo ngasih kabar buat kalean,
Kabarnya adalah....



Nanti ada tokoh baru,
Couo yang nanti bakalan suka sama si Mega cuantiq;)
Ciri-cirinya dia itu badboy
Udah gitu aja jangan banyak².
Fika ingetin juga jangan lupa vote, komen and share cerita puja songong ini, okee.
Fika sayang kalian😚

 Dia Rey PujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang