6. KUIS dadakan!!!

15 2 0
                                    

Pagi ini cerah tapi tak secerah hati Mega, bagaimana tidak?!
Bu Mira selaku guru pengampu mapel fisika tiba-tiba mendadak akan mengadakan kuis. Sialnya lagi Mega lupa tadi malam tidak membaca ulang materi yang sudah di ajarkan pada pertemuan minggu kemarin. Padahal Mega termasuk murid yang terkenal dengan kepintaran nya.

Jika kalian bertanya mengapa Mega harus merasa pusing?
Jawabannya karena Mega sebenarnya malas harus menghitung dengan mulut komat-kamit, dengan mata memantau jari jemarinya.

Mega menatap malas lembar soal yang ada di atas mejanya, mata bulat itu menelusuri semua teman kelasnya yang terlihat diam dan fokus mengerjakan soal itu. Lalu tatapan itu jatuh pada seorang laki-laki yang duduk di sebrang sebelahnya, ia heran melihat laki-laki itu yang tengah menghitung soal sambil terus tersenyum.
Apakah se –menyenangkan itu pelajaran fisika?
Ahh ingatkan Mega laki-laki itu tersenyum pasti bukan karena menyukai soal itu, iya pasti.

Apalagi kalau bukan mau tebar pesona! Mega mendesis, mencebik kan bibirnya.  Nye-nye-nye

Puja merasakan ada seseorang yang tengah memperhatikannya, lantas kepalanya menoleh kesamping kiri. Mendapati Mega yang tengah menatap kearahnya dengan umpatan binti tatapan sinis. Alisnya terangkat bingung.

“Apa lo liat-liat?!”

Mega melotot ,“Ge-er bangett”

Mega dan Puja serempak terlonjak kala bu Mira menggebrak meja menggunakan penggaris kayu berbentuk panjang.
“Kalian berdua bisa diem nggak? Jangan buat saya kecewa dengan nilai kamu ya Puja. Kamu juga Mega kalian berdua itukan pintar masa soal gitu aja ribut!”

“Iya bu, maaf” cicit Mega dan Puja.

Bu Mira kembali duduk dan membenarkan kaca matanya yang sedikit turun, “yasudah kembali tenang jangan ribut”

Setelah mendengar perkataan bu Mira, Mega membungkukkan badannya ke arah kanan.
“Liat aja siapa yang nilainya lebih bagus dia pemenang” bisik nya tepat di samping telinga Puja.

“Siapa yang menang boleh minta satu permohonan” giliran Puja yang membungkuk ke arah kursi Mega dan membisikinya.
Setelahnya Puja menjauh ia melihat raut wajah Mega yang sengit, bibirnya mengucap kata ˝O-K-E˝tanpa suara.

Bel istirahat berbunyi nyaring, untung Mega sudah selesai mengerjakan soal itu. ya walaupun pada nomer sembilan ia merasa kesusahan.
Ia menatap bangga pada lembar jawabannya dalam hati ia bergumam pasti nilainya lebih bagus dari si cowok songong itu
Ha-ha-ha Mega tersenyum jenaka.

Setelah mengumpulkan lembar jawaban ke depan Mega berjalan keluar, ia duduk di depan koridor kelasnya menunggu Alea keluar.
Saat menunggu dari ujung koridor Tita dan Gita berjalan menghampiri Mega yang duduk sendirian.

“Hallo epribadeeh” teriak Tita yang masih jauh.

Mega langsung menunduk mengumpat dalam hati
'bukan temen gue'

“Sendirian aja neng?” tanya Gita setelah sampai di depan Mega.

“Liatnya apa?!” damprat Mega sewot yang langsung membuat kedua cewek itu kicep. Gita dan Tita sama sama mengelus dada dan menggeleng pelan, “astogee mulutnya minta di timpuk”

“Yuk ah ke kantin, otak gue udah mau meledak rasanya” Alea keluar dari kelas dengan wajah lesu binti kelaparan. Akhirnya mereka berempat berjalan ber-iringan menuju kantin, membuat para kaum adam menatap kagum kearahnya, tepatnya kearah Mega seorang.

“Tadi lo bisik-bisik sama Puja ngomongin apa, hayo..?” tanya Alea pada Mega. Sebab tadi di kelas ia tak sengaja melihat Puja berbisik ke arah Mega.

 Dia Rey PujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang