Delapan orang kepala dengan latar belakang berbeda-beda kini memutuskan hidup bersama dalam satu atap. Pak Jo selaku pemilik rumah memutuskan untuk menampung delapan anak itu dengan senang; walau sedikit banyak harus menerima kelakuan aneh dan segal...
📢 Ada gambar dan video. So, please turn on your internet connection. Khub khun katukhon✨
• • • •
Malam hari usai berkegiatan, semua personil rumah nomor 8 akan sibuk di area dapur. Pak Jo sedang mandi dan anak-anak itu tengah grasak-grusuk di dapur menyiapkan makan malam. Soni ditemani Aji dan juga Ricky malam ini memutuskan untuk memasak rawon pakai bumbu instan.
Personil belum lengkap sebab Fenly dan Farhan belum pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 namun dua insan manusia itu belum nampak juga batang hidungnya.
"Son, lu naruh jeruk nipis dimana?" tanya Aji.
"Noh di kulkas. Potong tiga biji aja, Ji. Jangan kebanyakan," sahut Soni sambil tetap mengaduk rawon di hadapannya.
"Rik, apinya jangan kegedean. Ntar gosong diluar tapi dalemnya kagak masak," ujar Soni pada Ricky yang fokus menggoreng ayam.
Tidak lama suara bel dari arah luar pun terdengar beriringan dengan suara Farhan. Menyusul setelahnya Fenly yang langsung ke dapur, keduanya datang berbarengan.
"Rik, gue ada bawain kalian Mcflurry, taroh kulkas ya. Abis makan malem baru dimakan sama-sama," perintah Farhan yang disambut anggukan oleh Ricky.
"Siap, kapten!"
"Eh iya ini gue juga ada bawa pizza titipan si Gilang. Makannya buat nobar drakor ntar malem aja katanya," kata Fenly sambil menaruh pizza bawaannya diatas meja.
"Banyak banget makanan kita hari ini," ujar Fajri. "Alhamdulilah, Ji," tegur Ricky.
"Iye bang iye,"
Saat semua hidangan telah siap, mereka berbondong-bondong ke meja makan. Personil lengkap malam ini tanpa satu pun yang tertinggal.
"Yok makan semua. Ala kadarnya. Mohon maaf kalo ayamnya kematengan ataupun kurang masak, yang goreng tadi setengah sadar soalnya doi lagi galau," ujar Soni sambil menuangkan air ke gelas satu per satu anggota rumah.
"Yaelah, Son mulut lo ke gue jahanam banget kenapa sih. Gue nggak galau dikatain galau, ntar giliran gue beneran galau malah lo kata-katain. Nyebut gue," cowok berkacamata itu menyahut dengan nada pasrah.
"Ssstttt... Sudah, ya. Mending kalian makan daripada adu bacot yang nggak bikin kenyang," ucap Pak Jo menengahi.
Makan malam pun berlangsung dengan khidmat kala itu.
[]
Usai makan malam, Fiki dan yang lainnya langsung menuju kamar masing-masing. Rencananya jam 9 nanti mereka akan nonton drakor bareng di kamar Farhan.
Namun, belum lama Fiki berada di kamarnya, suara aneh muncul dari atas. Cowok itu mendongak dan seketika saja terkejut saat AC miliknya menimbulkan suara mengerikan disertai kucuran air seperti hujan.
Fiki melompat dari kasurnya dan buru-buru meminta bantuan kepada yang lainnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.