random 6 : tentang Ricky

2.4K 332 29
                                    

sometimes, I just want to enjoy being single without having to think about anyone. for now, I don't think I can afford anyone. broken heart is not easy to heal, and now I'm not ready for heartbreak again.

Ricky Zakno, penghuni kamar No. 07

— ••• —

Malam menjemput, mentari tenggelam di ufuk barat, sepasang kaki berselimutkan sepatu pantofel itu terlihat melangkahkan kaki menuju sebuah restoran ternama. Cowok berkacamata itu menoleh ke kanan kiri dan tidak menemukan siapapun yang ia cari. Namun seketika ia tersentak tatkala seorang gadis menepuk pundaknya sambil tersenyum manis.

"Halo, Kak Ricky owner-nya Zak’s Fashion 'kan?" suara lembut itu dengan sopan menyapa Ricky.

"E-eh iya bener hehe," ujarnya.

"Ayo masuk, Kak. Aku tadi udah pesen meja," katanya.

Ricky melihat kanan kiri atas bawah tapi kali ini tidak menemukan banyak pohon cemara. Di sekelilingnya hanya ada puluhan meja kursi beserta alat-alat musik yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka duduk.

"Kak kenalin aku Renata. Aku adeknya Mbak Dira yang sering beli gamis di kakak. Beberapa kali aku juga beli gamisnya, lucu-lucu banget. Aku suka! Tapi mungkin Kakak nggak inget aku hehe," ujar gadis itu.

Ricky mengangguk canggung sambil menyunggingkan senyumnya. Ia memperbaiki letak kacamatanya dan menengok ke sekitar untuk menetralisir rasa gugupnya.

"Ah iya Kak, aku kesini ngajakin Kakak semata-mata bukan mau ketemuan aja. Aku mau ajak Kakak bisnis bareng,"

"E-eh? Bisnis?" gadis dihadapannya itu mengangguk.

Makanan datang tak lama setelah itu. "Nah makanannya udah dateng. Sambil dimakan ya Kak,"

"Iya. Makasih banyak. Maaf aku ngerepotin banget ini," sahut Ricky dengan tak enak hati.

Renata terlihat mengibaskan tangannya. "Nggak lah! Biasa aja. Nggak usah malu-malu," ujarnya.

Keduanya makan dengan khidmat sambil sesekali melemparkan pertanyaan ringan. Ketika piring keduanya sudah bersih dan menyisakan makanan penutup, barulah keduanya saling berbicara perkara utama pertemuan mereka hari ini.

"Aku mulai dari mana, ya? Aku baru mau buka bisnis jadi aku masih perlu bimbingan dari orang berpengalaman. Menurut aku Kak Ricky cocok banget soal ini apalagi Kakak berpengalaman juga dalam dunia online shop,"

"Waduh. Aku nggak sehebat itu, kok. Aku masih terus belajar juga. Masih newbie lah hitungannya,"

"Ish... Nggak boleh gitu, tau! Kakak nggak usah merendah, aku tau omzet penjualan dari online shop lumayan banyak," ujar gadis itu.

Ricky mengusap belakang telinganya yang terasa mulai panas. Cowok itu kalau sedang malu pasti telinganya memerah.

"Jadi, rencana bisnisnya gimana nih?"

"Gini, aku kan ada bangunan ruko ya, Kak. Kebetulan kata Mbak Dira juga tempatnya nggak jauh dari tempat tinggal Kak Ricky. Nah, aku punya modal lumayan nih buat buka butik, tapi aku maunya pemasaran butik ini nanti nggak cuma offline tapi online juga. Maksud aku, Kakak kan juga udah punya toko online sendiri dan juga udah punya brand, menurutku ntar kita kongsi aja, gitu. Aku jadi pemilik tempat dan memasok pakaian, bagian pemasaran dan pengaturannya nanti Kak Ricky. Niatnya aku sih gitu Kak, tapi kalau Kakak ada opini lain, silahkan diungkapkan, ya. Biar aku coba dengerin," jelasnya panjang lebar.

Rumah Nomor 8 | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang