everyone can change. some are getting old and mature, but some are just stuck. I may look like a child, but you have to believe that now I am an adult. not only age but my mind is also mature.
— Gilang Dika, penghuni kamar no. 02 ——•••—
"Makanan datang!!!" seruan keras yang terdengar di seluruh penjuru rumah membuat mereka serempak membuka pintu kamar. Dengan mata berbinar manusia kelaparan itu buru-buru menuju meja makan.
"Woah! Lo abis narik duit ya, Lang?" tanya Shandy saat melihat berbagai macam makanan yang masih berada di plastik itu.
"Gue ambil piring dulu," ujar Soni. Aji menyusul cowok itu dan membantu Soni mengambil beberapa tempat untuk makan malam mereka.
"Pak Jo mana guys? Belum balik?" Fenly mengangguk. "Hm. Pak Jo akhir-akhir ini hectic banget. Kayaknya lembur lagi,"
"Yah, padahal gue bawa banyak buat si Bapak,"
Shandy yang mendengar hal itu lantas menaikkan kedua alisnya. "Lo mau nyogok ya biar bulan ini nggak bayar kos?!" tuduhnya begitu saja.
Plak.
Farhan tiba-tiba saja menggeplak kepala cowok itu. "Ngadi-ngadi! Bukannya bersyukur lo dibeliin makanan sama Gilang, malah nuduh,"
Gilang mengangguk setuju. "Betul tuh. Kita kan keluarga, makanya gue nyariin Pak Jo. Suudzon mulu lo Bang Sen,"
Mereka tergelak. Makanan itu kemudian disusun rapi diatas meja dan mereka duduk di kursi. "Eh, gue telpon Pak Jo dulu ya," ucap Farhan.
Dua kali panggilan tersebut tidak tersambung. Hingga beberapa saat kemudian nama Pak Jo muncul di layar. Farhan segera mengangkat telepon itu tanpa berbasa-basi.
"Malam Pak Jo,"
"Ya, ada apa?"
"Pak Jo sudah otw pulang belum? Kita nungguin Pak Jo buat makan malam nih,"
Diseberang sana Pak Jo terdengar menghela napasnya dengan panjang. "Kalian makan aja, ya. Saya kayaknya malam ini nginap di kantor. Kerjaan banyak banget, nggak bisa saya tinggal,"
Farhan mengangguk mengerti. "Baik, Pak. Kalo gitu nanti saya bilang sama anak-anak lain. Pak Jo jaga kesehatan Pak, makan malamnya jangan di skip. Semangat bekerja, Pak,"
"Ya, Farhan terimakasih banyak. Titip salam saja sama anak-anak. Jaga rumah dengan baik, besok siang saya pulang. Jangan berantakin rumah ya," nasihat Pak Jo dengan nadanya yang tegas.
"Siap laksanakan, kapten!"
Panggilan ditutup begitu saja. Farhan kembali ke meja makan dan menggeleng kearah teman-temannya. "Pak Jo nggak pulang malam ini. Lembur katanya. Jadi, Pak Jo titip salam doang trus katanya jangan berantakin rumah,"
Mereka mengangguk. "Kalo gitu, ayo kita makan!" seru Gilang.
Mereka makan dengan khidmat malam itu. Setelahnya disusul dengan agenda nonton film bersama. "Btw, lo kenapa tiba-tiba beli makanan banyak banget, Bang?" tanya Fiki disela-sela makan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Nomor 8 | UN1TY
FanficDelapan orang kepala dengan latar belakang berbeda-beda kini memutuskan hidup bersama dalam satu atap. Pak Jo selaku pemilik rumah memutuskan untuk menampung delapan anak itu dengan senang; walau sedikit banyak harus menerima kelakuan aneh dan segal...