Happy Reading ~
•°•
"Abang sudah pulang?"
Nesya yang sedang duduk disofa sambil menonton televisi menoleh kearah Abangnya yang ikut duduk disampingnya.
"Hmm, ini pesananmu" jawab Ese menyerahkan bakso pesanan adiknya.
"Abang gak beli?" tanya Nesya saat ia melihat hanya ada satu bungkus bakso.
"Enggak, Abang naik dulu ke atas" Ese berdiri dan melesat ke arah kamarnya dilantai 2.
Nesya mengangguk dan mulai berjalan ke arah dapur untuk mengambil mangkuk dan air minum.
'bruggh'
Ese menjatuhkan tubuhnya di ranjang miliknya, merebahkan seluruh tubuhnya yang pegal karena tidur dengan posisi terduduk saat di halte tadi.
"Mengantuk sekali rasanya" gumam Ese, memejamkan matanya.
Namun menit berikutnya ia sudah bangkit dari tidurnya dan mulai melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Selesai membersihkan diri dan mengganti bajunya dengan baju santai, Ese melesak ke arah dapur untuk membuat mie instan karena perutnya yang mulai terasa lapar.
Namun saat turun dari tangga, Nesya menegurnya.
"Abang mau makan? Tadi didapur ada ayam goreng sama sayur bayam jagung, bibi yang masak."
Ese hanya menatap adiknya datar, ia melihat adiknya yang duduk disofa dengan meja yang berantakan.
"Abang tau, tidak mungkin juga mamah akan memasak-" ucapan Ese terjeda, ia terbayang sosok mamahnya yang sangat sibuk dengan karirnya sebagai designers pakaian yang hampir seluruh waktunya ia habiskan untuk berada dibutik.
"Dan tolong bersihkan meja setelah kamu selesai makan" lanjut Ese dan berlalu meninggalkan adiknya yang tampak acuh.
«èSéMA»
"IBUUU!"
"Ada apa si? Kenapa harus berteriak?" tegur sang ibu kepada anaknya.
"El, hari ini sekolah naik angkutan umum lagi?" ujarnya merajuk.
"Iya, Abangmu dari pagi buta sudah berangkat karena ia ada kegiatan di kampusnya."
"El benar-benar akan telat hari ini" gerutunya.
"Tidak akan, ini masih jam setengah 6" balas Ibunya tanpa menoleh, sibuk mencuci piring.
"Hmm, kalau begitu.... izinkan El bawa kendaran kesekolah ya?" Senyum berbinar terpancar dari wajah Elvira.
"Tidak boleh, kamu bahkan belum memiliki SIM"
"Kalau begitu El akan membuatnya, bagaimana?" usaha Elvira tidak berhenti sampai disitu.
"Tetap tidak boleh, kamu belum lancar membawa motor" tolak sang ibu.
"Selalu saja tidak boleh" gumam Elvira sebal namun masih bisa terdengar oleh ibunya.
"Biarkan saja, El sudah besar" tiba-tiba sang Ayah berbicara dan membela Elvira.
Wajah Elvira tentu kembali berbinar.
"Ayahhhhh!" teriak Elvira senang dan melesat untuk memeluk Ayahnya.
"Mas-"
"Jangan terlalu mengekangnya Nel" potong Adrian.
Nela hanya pasrah, ia tidak bisa membantah perkataan suaminya.
"Sabtu ini, nanti Ayah temani El untuk membuat SIM."
![](https://img.wattpad.com/cover/227172446-288-k576432.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
• èSéMA • [ON GOING]
Teen FictionElvira Merva adalah gadis baik hati yang berpikiran lurus, menyukai kisah cinta namun enggan untuk mengalaminya sendiri. Baginya cinta adalah keluarganya, tapi tidak bagi keluarganya. Semua orang melihat Elvira yang di penuhi kebahagian tanpa tahu...