19 : èSéMA ( Diluar Dugaan )

109 39 96
                                    

Jangan lupa Vote terlebih dahulu ya sebelum membaca 💛

Tandai typo jika kalian menemukannya saat membaca :)

HAPPY READING!!

•°•

"Aku mengkhawatirkannya, tapi dia.......... ?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ese tampak kacau, ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Elvira. Pasalnya ia melihat Nayra dan Diana berada di kelas tadi, itu menandakan bahwa Elvira saat ini sedang sendirian. Bukan karena tidak memiliki teman lain, hanya saja Elvira tidak mungkin pergi kalau tidak bersama kedua sahabatnya itu.

"Kamu dimana si!" batin Ese kesal.

Ia terus berlari ke seluruh sudut sekolah, tapi tidak juga menemukan Elvira. Saat ini sekolah tampak seperti labirin yang membuat laki-laki itu kebingungan mencari jalan keluar.

«èSéMA»

"Apa yang ingin kau lakukan?" Elvira menangkap pergelangan tangan Vania yang hendak menamparnya.

Vania terkejut melihat betapa cepatnya reflek gadis di depannya. Tangannya mulai terasa sakit saat Elvira mencengkramnya kuat.

"Aaakkkkhhh! Sakit!!" pekik Vania mencoba melepaskan tangannya, Elvira yang melihat Vania kesakitan akhirnya melepaskan cengkramannya.

"Kalian ingin membully ku dengan kekuatan yang lemah seperti ini?" Elvira menatap jengah sekumpulan perempuan di depannya.

"Apa kau bilang?!" Desi tidak terima dengan apa yang Elvira lontarkan.

Matanya menangkap rambut Elvira, ia berpikir untuk menariknya tapi gagal karena pergerakan Desi terbaca jelas oleh Elvira.

"Maaf, aku tidak berminat untuk bertengkar dengan cara menjambak. Kau tau, itu sangat tidak keren."

Elvira menangkap pergelangan tangan Desi lalu memutarnya kebelakang hingga gadis itu memekik kesakitan.

"Aduuhh duhhh sakit! Lepaskan!" pekik Desi meronta namun dihiraukan oleh Elvira.

"Dengarkan aku!" ujar Elvira tegas.

"Kalian pikir Ese akan suka dengan perempuan seperti kalian ini? Ese itu laki-laki yang baik tau!" ujar Elvira.

"ya....walaupun sangat dingin si, tapi tetap saja sifat kalian ini tidak benar. Harusnya kalian bersikap yang baik jika ingin disukai Ese" lanjut Elvira menggurui.

Perkataan yang Elvira lontarkan membuat seseorang yang sedang bersembunyi tersenyum mendengarnya.

"Apa?! Kau pikir kami ini tokoh antagonis? Jangan membual!" teriak Caca tidak terima.

"Benar! Kau pikir dirimu itu lebih baik dari kami?!" Zahra ikut menimpali.

Elvira merasa bosan dengan adu mulut ini, apa tidak bisa mereka berkelahi dengan keren? Adu tinju gitu? pikirnya.

"Sepertinya begitu. Kalau tidak mana mungkin kan Ese sukanya padaku dan bukannya kalian?" Elvira mengatakannya dengan percaya diri dan itu semakin mengundang rasa kesal dihati Vania dan teman-temannya.

• èSéMA •   [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang