23 : èSéMA ( Kakak Ipar)

126 28 147
                                    

Tolong tandai jika kalian menemukan typo atau kesalahan lainnnya saat membaca bab ini ya, dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian ♡♡♡

HAPPY READING! ❤

•°•

"Jika kamu mencintai seseorang, maka kamu juga harus mencintai keluarganya"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tiga minggu berlalu setelah kejadian dimana Nico marah kepada kedua orang tuanya. Nela dan Adrian berusaha berbicara dengan putranya itu, namun Nico enggan untuk mendengarkan.

Nico tetap menjadi Nico yang biasanya, nico yang jail kepada Elvira dan juga perhatian pada adiknya itu. Namun Nico menjadi laki-laki yang cuek di depan Nela dan Adrian, meski begitu, ia tetap menjaga sopan santunnya pada kedua orang tuanya.

"Nico udah selesai sarapannya, Nico berangkat dulu Yah, Bu" ujar Nico dan beranjak dari meja makan untuk menyalimi kedua orang tuanya.

"Abang pergi dulu ya" ucap Nico mencubit pipi adik kembarnya, Zahra dan Zidan.

"Sakit Bang" protes si kembar kompak. Nico hanya tersenyum geli melihatnya.

"El, Abang pergi dul—"

"Abang katanya mau ajak El jalan-jalan" potong Elvira memberengut sebal.

"Hehehe, iya iya, minggu ini kita pergi. Oke?" bujuk Nico pada adiknya. Ia sendiri yang berjanji saat dikamar Elvira tapi ia juga yang terus membatalkan rencana jalan-jalannya karena mendapatkan tugas dari professornya untuk menjadi asisten di salah satu rumah sakit besar.

"Oke, janji?" Elvira mengulurkan jari kelingkingnya.

Nico terdiam, bagaimanapun kalau sudah berjanji jari kelingking, ia tidak mungkin bisa membatalkannya.

"Janji" ucap Nico tanpa menyambut jari kelingking Elvira.

"Mungkin" lanjut Nico pelan.

"Tuh kan! Abang pasti mau nunda lagi kan! Ngaku!" pekik Elvira tidak terima. Matanya sudah menyipit dengan pipi yang menggembung tanda tidak suka.

"Aduh El, Abang gak bisa janji. Soalnya Abang bener-bener sibuk. Nanti kalau urusan kuliah Abang udah beres, kita pasti pergi. Janji" bujuk Nico kembali.

Elvira masih dengan wajah kesalnya, padahal abangnya sendiri yang mengajaknya, tapi Nico sendiri yang pada akhirnya membatalkannya. Dan itu sudah lewat dari tiga minggu yang lalu.

"El, kamu ngerti dong kalau Abang kamu sibuk. Gak usah marah kaya gitu sama Abang kamu" Nela bersuara untuk membela Nico.

Elvira menunduk sedih, ia hanya ingin abangnya menepati janji, tapi ia juga tidak ingin dimarahi ibunya.

"El gak salah Bu. Nico yang salah karena Nico yang duluan janji mau ngajak Elvira pergi" bela Nico.

Nico menatap adiknya yang sedih, ia akhirnya menghela nafasnya pasrah. Elvira memang selalu manja padanya, dan kalau Nico sudah menjanjikan sesuatu, maka pantang buat Elvira untuk lupa dan ia akan terus menuntutnya.

"Yaudah Abang janji, minggu ini kita jalan-jalan" ucap Nico menyenangkan hati adiknya. Ia juga mengulurkan jari kelingkingnya.

• èSéMA •   [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang