"Orang paling cerdas sekalipun bisa menjadi bodoh jika sudah jatuh cinta"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Baik ini hari terakhir kita disini, kegiatan selajutnya kita akan........ blaa... blaa... blaa" instruksi dari salah satu guru yang bertanggung jawab.
"Terakhir kita akan ke malioboro, untuk kalian yang ingin membeli oleh-oleh" lanjut guru tersebut.
"Yesss! Lihat saja, aku pasti membeli semua rasa bakpia!" pekik Elvira senang.
"Suka banget sama bakpia?" tanya Ese yang berdiri disamping Elvira.
"Bukan hanya bakpia Ese, tapi dia suka semua jenis makanan karena yang ada didalam kepalanya hanya makanan dan makanan" jelas Diana malas.
"Dianaku sayang, makanan adalah hal terpenting untuk manusia agar bisa tetap hidup. Jadi... Memikirkan makanan lebih penting dari pada memikirkan mantan yang sudah berlalu" balas Elvira menyeringai pada Diana yang tampak gugup.
"Ya! Kita kan sedang membicarakan oleh-oleh, kenapa jadi mantan si?" teriak Diana kesal.
"Hmmm. Tapi tadi sepertinya kau yang duluan berbicara tentang apa yang ada dipikiranku"
"Itu kan karena oleh-oleh yang kamu pikirkan pasti sesuatu yg kamu suka dan tentunya itu adalah makanan"
"Lalu letak masalahnya dimana?" jawab Elvira malas.
"Ya jelas masalahnya adalah, niatmu yang membeli oleh-oleh untuk dirimu sendiri"
"Aku membelinya untuk dimakan bersama kok" sangkal Elvira.
"Ya memang niatmu membeli banyak bakpia untuk dimakan bersama, tapi pada akhirnya kau hanya akan memakan semuanya sendirian" balas Diana mengejek.
"Itu si, salahkan tubuhku yang memerlukan makanan yang sangat banyak" jawab Elvira asal.
Diana menghela nafas pasrah, baginya berdebat dengan Elvira apalagi jika itu menyangkut makanan, maka jawabannya ia 'tidak akan menang!'
"Kau sangat suka makan ya?" tanya Ese yang dibalas anggukan mantap dari Elvira.
"Lalu..." kalimat Ese menggantung dan matanya meneliti Elvira dari bawah sampai atas.
"Lalu?" tanya Elvira sedikit menelengkan kepalanya ke kanan dan mengerutkan keningnya bingung.
"Lalu kenapa badanmu tidak tumbuh seperti gadis pada umumnya? Bahkan dengan porsi makanmu itu, seharusnya tinggimu itu bisa mengalahkan tiang listrik" jelas Ese dengan wajah serius seolah memikirkan kenapa 'garam' namanya 'garam'? Kenapa tidak dinamai 'gula' saja?
Elvira yang merasa tertohok dengan ucapan Ese menggembungkan pipinya tanda tidak suka, bahkan ia menyipitkan matanya.
"Ah aku tau, pasti didalam perutmu itu bukan ada cacingnya tapi ada naga!" seru Ese yakin seolah itu adalah hal yang masuk akal untuk dikatakan.
Mendengar apa yang dilontarkan Ese, Diana tertawa sangat keras dan itu membuat Elvira sangat marah pada Ese hingga ia melepas sepatu ketsnya dan melemparnya hingga mengenai kening pemuda tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/227172446-288-k576432.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
• èSéMA • [ON GOING]
Fiksi RemajaElvira Merva adalah gadis baik hati yang berpikiran lurus, menyukai kisah cinta namun enggan untuk mengalaminya sendiri. Baginya cinta adalah keluarganya, tapi tidak bagi keluarganya. Semua orang melihat Elvira yang di penuhi kebahagian tanpa tahu...