4 : èSéMA ( Retak )

159 84 105
                                    

Happy Reading ~

•°•

"Aku tau jatuh cinta itu menyakitkan, tapi apakah itu juga berlaku ketika aku mencintai keluargaku sendiri?"
.
.
.
.
.
.
.

"Seperti yang kalian ketahui, minggu depan kita akan melakukan study tour selama 3 hari. Jadi jangan lupa persiapkan diri kalian dan barang-barang kalian. Bagi yang memiliki riwayat penyakit, isi form yang sudah bapak berikan"

Pagi ini Pak Ridwan, wali kelas dari IPA-3 kembali mengingatkan kegiatan tahunan untuk anak kelas dua.

"Baik Pak!" ujar serempak para siswa-siswi.

"Aku tidak sabar untuk jalan-jalan ke Jogja" ujar Diana antusias.

"Bukankah kau tiap tahun pulang kampung kesana? Ckck" Nayra mencebik.

"Iya memang, tapi jelas berbeda jika perginya bersama 2 sahabatku~" Diana kembali berbinar.

"Ini akan jadi perjalanan yang melelahkan" Elvira angkat bicara.

"Benar sekali" Nayra tampak lelah.

"Loh? Memang kenapa?" Diana menatap khawatir kedua sahabatnya yang tampak tidak bersemangat.

"Tentu saja, itu karena kita akan mendengar ocehan panjangmu disepanjang perjalanan" Ujar El dan Nay bersamaan.

"Wah keren, itu akan sangat menyenangkan" bukannya kesal, justru Diana semakin bersemangat.

"Aku menyerah"
"Akupun"
Tampak El dan Nay pasrah.

Diantara ketiganya, memang Diana diberikan kelebihan untuk berbicara panjang lebar tanpa henti dan tanpa lelah. El dan Nay sepertinya sudah terbiasa meski tentu melelahkan juga, padahal mereka hanya mendengarkan.

Jam istirahat kembali berbunyi dan semua murid sudah berhamburan ke kantin untuk mengisi perut lapar mereka.

"Ese" Seorang gadis memanggil Ese yang masih setia duduk dibangkunya.

"Ada apa?" jawab Ese malas.

"Aku membuatkanmu bekal, maukah kamu menerimanya?" ujar sang gadis malu-malu.

Elvira dan kedua sahabatnya yang masih dikelas 'Speechless' melihat pemandangan tersebut.

"Ternyata benar Ese itu terkenal ya?" bisik Nayra pada kedua sahabatnya dan dibalas anggukan.

"Betul, aku selalu melihat Ese dihadang oleh beberapa siswi cantik dari adik kelas sampai kakak kelas" Diana ikut menambahkan.

"Eh? Kenapa para siswi itu menghadang Ese?" Elvira sepertinya tertular kelemotan Diana.

"Ya apalagi kalau bukan untuk mencari perhatian Ese dan menyatakan perasaan" jawab Diana malas.

"Kenapa bisa? Apa bagusnya dia? Memangnya manusia dingin itu tampan ya?" Elvira mencebik tidak suka.

Elvira sendiri bingung, kenapa rasanya kesal sekali melihat Ese didekati banyak perempuan.

"Memang" kompak Diana dan Nayra.

Elvira hanya mendesis mendengar jawaban sahabatnya.

Percakapan ketiga sahabat itu terdengar oleh Ese, meski mereka berbisik tentu saja suara mereka sangat besar hingga masih bisa terdengar.

• èSéMA •   [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang