Happy Reading~
•°•
"Pertemuan pertama itu kebetulan namun pertemuan berikutnya adalah takdir"
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari rabu telah tiba, seluruh murid sudah bersiap untuk mengikuti studytour ke Jogja.
"Anak-anak kalian duduk sesuai dengan nomor absen kalian. Bapak sudah meletakkan nomor absen jadi kalian tidak usah berebut bangku"
Teriak wali kelas mereka yang tak lain adalah Pak Ridwan.
"Yahhh, masa kita duduknya terpisah si!" tukas Diana kesal.
"Aku rasa meski menyebalkan, tapi duduk tanpa kalian akan sangat membosankan" jawab Nayra sedih.
"Ya, aku rasa juga begitu" Elvira ikut menimpali dengan wajah yang ditekuk.
"Tapi El, absenmu kan berdekatan dengan Ese. Jadi-"
"Belum tentu, urutan kursinya juga kita tidak tau. Meski namanya setelah aku, bisa saja ia ada dikursi seberang atau kursi belakang"
Potong Elvira pada Nayra.Lalu setelah beberapa penjelasan dari tiap wali kelas dan beberapa tugas yang akan dikerjakan selama perjalanan, semua murid segera masuk kedalam bus.
"Ese?" ujar Elvira sedikit kaget.
"Hmm" jawab Ese malas.
Elvira membeku, merasakan jantungnya berdetak keras seolah ia terkena serangan jantung.
"Jadi benar aku duduk dengan Ese? Duh... jantung, berdetaklah sewajarnya" batin Elvira meringis.
"Kau tidak duduk?" tanya Ese menaikan sebelah alisnya bingung.
"I...iya ini aku duduk kok" jawab El dengan berusaha menahan ekspresi gugupnya.
Tanpa El sadari, Ese tersenyum samar menatap gadis musim semi itu.
Kenapa gadis musim semi? Karena hanya musim semi yang mampu mencairkan dinginnya Es.
Perjalanan berlangsung tenang dan damai karena memang murid-murid IPA-3 bukan kelas yang berisik, ditambah dengan duduk sesuai absen membuat murid-murid tidak begitu banyak bertingkah.
Sudah masuk jam makan malam, sehingga bus yang membawa seluruh murid kelas 2 berhenti disebuah tempat makanan atau biasa disebut 'Angkringan' yang cukup besar dan luas sehingga mampu menampung semua murid dan para guru SMA Pusara Jaya.
Dengan nuansa Sunda dan tentunya menu makanan sunda, murid-murid sudah berhamburan mengambil sendiri makanan mereka di meja prasmanan yang cukup besar dan panjang.
"Sayap Ayam" batin Elvira mencoba mengambil ayam bumbu manis pedas tersebut.
'Tak'
Elvira terpaku saat capitannya terhalang capitan orang lain, Elvira pun menoleh untuk melihat siapa yang telah berani mengganggu sayap ayamnya.
"K...kau?"
"Hai El" senyum jelas terpampang dengan sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
• èSéMA • [ON GOING]
Teen FictionElvira Merva adalah gadis baik hati yang berpikiran lurus, menyukai kisah cinta namun enggan untuk mengalaminya sendiri. Baginya cinta adalah keluarganya, tapi tidak bagi keluarganya. Semua orang melihat Elvira yang di penuhi kebahagian tanpa tahu...