28 : èSéMA ( Hancur )

23 1 0
                                    

"Tuhan, bolehkah aku meminta untuk menghilang? Karena sepertinya, aku hanya membuat orang lain terluka"

.
.
.
.
.

"Kita perlu beli snack" ujar wanita dengan rambut di kuncir satu kepada laki-laki yang menatapnya datar.

"Itu hanya menambah beban bawaan saja, kita bisa beli disana nanti" balas laki-laki tersebut malas.

"Bang Nico pelit!"

"Aisshhhh, kalau abangmu ini pelit, tidak mungkin abang mau membiayai liburanmu" ujar Nico menekan kepala adiknya yang tidak lain adalah Elvira dengan sebelah tangannya.

"Jelas berbeda! Itu taruhan yang Abang buat sendiri!" balas Elvira tidak mau kalah.

"Kamu tau tidak berapa banyak uang tabungan Abang yang keluar untuk liburan kali ini? Dan kamu masih mau memeras abangmu ini?" Nico mencubit pipi Elvira kesal.

"Akkkkhhh, jangan cubit pipi El!" pekik Elvira, berusaha melepaskan capitan Nico.

"Kamu bilang beli snack untuk liburan? Hah.... Jangan mengada-ngada, semua makan itu sudah akan lenyap sebelum kita sampai dirumah. Memangnya Abangmu ini akan tertipu dengan mudah" ujar Nico sinis, ia tau betul kalau itu hanya akal-akalan Elvira saja untuk bisa menguras isi dompetnya.

Elvira yang tertangkap basah dengan ide liciknya hanya mengerucutkan bibirnya sebal.

"Abang terlalu peka untuk hal yang tidak penting" gumam Elvira pelan namun masih tertangkap di pendengaran Nico.

"Tidak penting? Abang itu selalu peka untuk setiap hal penting ataupun tidak penting sekalipun"

"El tidak yakin tuh" balas Elvira meledek.

"Kalau begitu, coba sebutkan ketidakpekaan yang El ketahui, dan Abang akan membelikan snack yang kamu pilih kalau itu memang ada" tantang Nico pada adiknya.

Elvira tersenyum licik, ia yakin sehabis ini bisa makan semua snack ditangannya saat pulang nanti.

"Oke"

"Tapi kalau kamu tidak bisa, kamu harus teraktir Abang makan burger, bagaimana?" Nico tersenyum menatap adiknya yang sepertinya sedang berfikir.

"Oke, deal!" ujar Elvira percaya diri.

"Oke, jadi coba sebutkan ketidakpekaan abangmu yang tampan ini" tantang Nico dengan senyum yang menyebalkan dimata Elvira.

"Oke, kalau begitu. Apa abang tau seorang perempuan cantik yang menyukai abang sejak lama?" tanya Elvira, gadis itupun menyeringai saat melihat ekspresi terkejut milik Nico.

"Apa? Perempuan cantik yang menyukai abang?" tanya Nico yang dibalas anggukan oleh Elvira.

"Hmmppt" Nico terlihat menahan tawanya hingga membuat Elvira mengernyit bingung.

"Hahahahahah, aduh El.... Itu mah banyak.... Hahahahah... Masa mau disebutin satu-satu si" Nico akhirnya melepaskan tawa yang sudah ia tahan dan sedikit meledek adiknya itu.

"Aiisshhh, sok tampan sekali anda" sinis Elvira saat mendengar ucapan Nico yang terlalu percaya diri.

"Memang tampan" jawab Nico percaya diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

• èSéMA •   [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang