Happy Reading ~
•°•
"Aku berpura-pura tidak tau dan membohongi diriku sendiri karena aku takut untuk mengakui kebenaran bahwa cinta itu tidak pernah ada untukku"
.
.
.
.
.
.Sudah 1 jam Elvira menangis, kini badannya sudah sangat lemas dan akhirnya ia memutuskan untuk kembali kekasur dan merebahkan tubuhnya.
Hari menujukkan pukul 3 pagi, matanya sangat mengantuk namun dirinya tidak mau tidur. Pikirannya menerawang jauh ke masa lalu.
*Flashback On~
"El, ibu kecelakaan" ujar sang ayah memeluk Elvira yang menangis.
"Ayah, ibu pasti bangun kan?" Elvira bertanya sambil menangis sesegukan.
Matanya tidak kuasa melihat sang ibu yang terbaring lemah di ruang ICU dengan berbagai peralatan medis yang menempel di tubuh ibunya.
Nico hanya bisa diam menahan tangisnya melihat kondisi ibunya dari kaca pembatas.
"Iya sayang, ibu pasti bangun dan sembuh seperti sedia kala. El harus selalu berdoa ya"
Adrian memeluk erat anak perempuannya lalu mengecup kening putrinya, sungguh iapun hancur melihat keadaan istrinya namun ia harus tegar menahan tangis agar anak-anaknya bisa tenang.
Hari berganti bulan lalu berganti tahun, keluarga Elvira mendapatkan cobaan bertubi-tubi.
Bisnis sang ayah hancur karena ditipu, rumahnya disita oleh bank hingga mereka berempat terpaksa tinggal disebuah kontrakan kecil dan lusuh.
Elvira saat itu masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) kelas 5, namun gadis kecil itu tidak pernah bersedih meski hidupnya tidak senyaman dulu.
Bagi Elvira kebahagiaan adalah keluarganya, asalkan bisa hidup bersama keluarganya ia tidak masalah untuk hidup susah
Adrian berkali-kali bangkit dan memulai usahanya, namun tidak berjalan mulus hingga mereka mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Nela sudah sadar dari komanya pada bulan kedua setelah kecelakaan, namun kakinya lumpuh sementara hingga harus duduk dikursi roda dan melakukan terapi.
Nela mengalami shock dengan keadaannya yang lumpuh dan keluarganya yang jatuh miskin, beberapa kali Nela mengamuk tidak terkendali.
Elvira yang masih kecil menjadi sosok yang dewasa sebelum waktunya. Demi membantu sang ayah, gadis mungil itu sepulang sekolah menjual koran ditepi-tepi jalan raya, mencoba membantu keuangan keluarga demi sesuap nasi.
Nico sang kakak tidak mau ikut Elvira untuk berjualan koran, karena malu takut diejek oleh teman-temannya.
"El, kamu lagi ngapain sayang?" tanya Adrian lembut.
"Ayah... ini El coba masak tumis kangkung sama tempe goreng. Ayo kita makan Yah" Jawab Elvira antusias.
Elvira mulai belajar memasak untuk menggantikan sang ibu yang sakit, ia sekolah, mencari uang dan membersihkan rumah namun mencuci pakaian menjadi tugas Ayahnya karena itu terlalu berat untuk Elvira yang masih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
• èSéMA • [ON GOING]
Teen FictionElvira Merva adalah gadis baik hati yang berpikiran lurus, menyukai kisah cinta namun enggan untuk mengalaminya sendiri. Baginya cinta adalah keluarganya, tapi tidak bagi keluarganya. Semua orang melihat Elvira yang di penuhi kebahagian tanpa tahu...