"Memaafkan itu memang tidak mudah, tapi ketika kita mampu melakukannya, maka tidak akan ada lagi rasa sakit yang tertinggal"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Maaf aku telat" ujar Ese dengan deru nafas yang memburu akibat berlari dari parkiran.
"Kau ini, pasti lupa karena keasyikan pacaran ya!" sorak salah satu anggota tim basket Reyhan.
Laki-laki itu diam tidak menjawab, meski ia tahu bahwa Reyhan hanya bergurau tapi ia juga tidak bisa berbohong karena kenyataannya hari ini memang ia menghabiskan waktu bersama Elvira.
"Sudah-sudah, keburu malam. Lebih baik kita latihan!" titah ketua basket yang akan turun jabatan besok -Gilang-
"Baik Kak!" ujar Ese dan teman satu timnya serempak.
«èSéMA»
"El!"
Gadis itu menoleh saat mendapati namanya dipanggil, ia tersenyum saat melihat sahabatnya yang setengah berlari kearahnya.
"Tumben datang se-pagi ini?" ujar Diana pada Elvira yang masih menampakan binar bahagia.
"El? Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu yang baik?"
Diana bertanya dengan tatapan menyelidik, dan Elvira semakin melebarkan senyumnya.
"Hmm, begitulah"
"Wahhh, apa itu?"
"Akan aku beritahu jika ada Nayra, aku malas untuk mengulang cerita" jelas Elvira dan dibalas dengan wajah cemberut Diana.
"Oh ayolah, aku penasaran!" bujuk Diana mengguncangkan bahu Elvira pelan.
"Tidak bisa, lebih baik kau simpan dulu rasa penasaranmu itu" ujar Elvira tersenyum senang lalu mempercepat langkahnya menuju kelas.
"Ya!! Elviraaaaa!!"
Diana memekik kesal sedangkan Elvira tertawa senang karena berhasil membuat sahabatnya itu penasaran.
'Diana terlalu peka' batin Elvira.Sesampainya dikelas, ternyata disana sudah ada Nayra yang duduk termenung menatap kearah luar jendela.
"Nay? Kau kenapa?"
Pertanyaan Elvira membuat Nayra terkejut, ia bahkan tidak menyadari kalau sahabatnya sudah ada di hadapannya.
"Apanya yang kenapa?" tanya Nayra berpura-pura bingung.
"Jangan berpura-pura Nay, wajahmu menjelaskan kondisi hatimu"
Elvira cukup peka terhadap kondisi hati orang lain, jadi ia yakin kalau Nayra sedang tidak baik-baik saja.
"Benar, kau jangan membohongi kami" tambah Diana mengambil tempat duduk disamping Nayra.
Nayra menatap kedua sahabatnya bergantian, lalu menghela nafasnya gusar, matanya mulai berkaca-kaca.
"Orang tuaku... sepertinya akan bercerai" ujar Nayra pelan, matanya menatap kosong meja dihadapannya dengan senyum kecut yang menghiasi wajahnya.
Elvira dan Diana terkejut namun mereka memilih diam mendengarkan, mereka tidak ingin membuka suara untuk memotong ucapan sahabat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
• èSéMA • [ON GOING]
Fiksi RemajaElvira Merva adalah gadis baik hati yang berpikiran lurus, menyukai kisah cinta namun enggan untuk mengalaminya sendiri. Baginya cinta adalah keluarganya, tapi tidak bagi keluarganya. Semua orang melihat Elvira yang di penuhi kebahagian tanpa tahu...