《20》 Vektor Skalar

17 4 0
                                    

'Map siapa ini?' Batinku saat melihat map kertas berwarna cokelat berada di atas bangkuku.
Ku putuskan untuk melihat apa isinya.

Kalian berpikir aku lancang? Dia ada di bangkuku, apa salahnya aku membuka. Siapa tau titipan seseorang untukku.

Saat kubuka, terdapat amplop cokelat yang di tutup begitu rapat dengan tulisan.

Untuk : Vektor Skalar
Ini album perpisahan SMP. Waktu itu aku meminjamnya dan lupa mengembalikannya padamu. I'm sorry.

Tulisnya dengan bolpoin bergaya bold membuatnya makin tebal dan jelas.

Aku membatin. Siapa yang meminjam albumku?

Ku putuskan lagi untuk membuka isi di dalam amplop.
Oh ya hanya sekedar info. Hari ini aku datang lebih awal dan kondisi kelas masih sepi.

Bukan sebuah album foto yang ku dapat tapi sebuah surat kecil dan beberapa lembar kertas folio berisi tulisan ketik biodata.

'Hai Vektor, maaf harus membohongimu soal isi amplop ini. Aku berikan data seseorang yang mungkin ada hubungannya dengan kasus di sekolah belakangan ini. Aku dengar kau memiliki grup detektif yang terdengar sangat hebat.' Tulisnya di sana.

Aku agak senang namun sedikit bingung siapa orang yang mengirim ini?
Aku membuka isinya dan membaca sebuah nama di sana

SURAT KETERANGAN KEDATANGAN SISWA

Nama : Sisily Adinda/34567890122-20778
Dengan surat-surat yang telah di konfirmasikan sebelumnya dengan ini ananda di tempatkan di
Kelas  : X IS 4

Untuk segera melanjutkan pendidikannya kembali.

Siapa Sisily Adinda?

Tak lama kemudian Velen datang. Aku menyapanya.

"Apa itu Tor? Dapat surat dari penggemar ya?" Kata Velen lalu tertawa.

"Bacalah." Kataku.

Ia pun membaca dengan serius pada saat membaca lembar pertama data diri ia sedikit terkejut.

"Ada apa Vel?" Tanyaku.

"Enggak papa. Siapa yang bener2 kasih data ini ya? Emm kita bawa ke markas? Aku kabari Erlen dan Guntur nanti" katanya.

"Siapp"

Jam pelajaran di mulai. Tak ada percakapan berarti antara aku dan Guntur. Hari ini ia tampak lesu dan tak bergairah untuk berbicara.

"Eh Tur. Udah di kasih tau Velen kalau nanti kumpul markas belum? Ada sesuatu hal penting banget. Analisis loe bakal diasah di sini. Asik ga tuh" kataku

"Nggak. Gue sibuk. Lagian masalah detektif nggak kelar-kelar. Gue ada urusan penting lainnya." Jawabnya

Ada apa ini? Kenapa dia seperti acuh pada case ini?
Dengan gaya ala dokter ku tempatkan telapak tanganku pada dahinya untuk bertanya apa ia sedang sakit atau sehat.

"Gue sehat kali. Gausah lebay." Katanya lalu menepis tanganku dan pergi keluar kelas.

Aneh, dia kenapa?

Aku hanya pergi ke kantin sendiri. Memang biasanya bersama si dingin Guntur. Tapi entah apa yang menyambarnya pagi ini hingga ia begitu galak padaku.

Aku bertemu Velen yang nampak sedang memberi tahu agenda di markas nanti sore

"Vel. Guntur ga ikut. Dia sibuk katanya" kataku.

"Loh, emang dia sibuk apaan? Tumben ga ikutan" timpal Erlen

"Udahlah lagi males gue sama dia. Gatau kesambet apaan. Tau tau jadi galak." Kataku sekenanya.

"Yaudahlah kita bertiga aja. Mungkin next Guntur join lagi" kata Velen.

----------

Agenda kemarin sedikit kurang membara karna ga ada muka jubel Guntur. Gue penasaran dia kenapa sih sebenarnya.

Hari ini gue datang nggak pagi amat dan ga siang amat. Ya tengah tengah lah. Sampai di jelas. Guntur udah duduk dengan novel tebal di tangannya sambil memasang wajah jubel ciri khasnya itu.

"Ada yang titip buat loe. Gue taruh di laci." Katanya.

Aku segera memiringkan kepala.

Walla!
gue dapat map cokelat lagi.

"Eh Turr. Looe liat ini! Ini map yang sama kaya yang di ceritain sama Velen." Kataku antusias.

"Masa' beda kali. Buka aja dulu"

Aku membukanya dan

PANTI ASUHAN CAHAYA HATI
SURAT ADOPSI ANAK

Dengan Nama : Susi Asarip dan Handi Prawitno
Menyatakan bahwa kami akan mengurus
Ananda : Sisily Aninda
Dengan sebaik-baiknya sebagaimana mestinya seorang keluarga.

Dan akan bertempat tinggal di :
Jl. Panglima Sudirman No. 97
Bersama-sama dengan ayah dan ibu baru.

No telp : 085789523xxx

Dipindah asuhkan pada umur 10 Tahun,

Tertanda
Pengurus Panti

dan

Pengabdopsi

"Broo! Liat ini. Serius. Kita bisa cari apa hubungan dia dengan kasus ini. Join cari alamatnya yuk." Kataku.

"Sorry Tor. Gue absen lagi. Kalian aja duluan. Gue dikabarin aja hasilnya gimana"

Oke, dua kali ga papa kali ya?

"Oh yaudah."

----------

Kami bertiga mendatangi alamat yang tercantum. Dan, yang kalian tau. Tempat itu udah ganti pemilik. Katanya sang pemilik pindah ke Australi. Ya gila kali kita mau nyusul ke sana.

Akhirnya. Sesuai yang kami tau, kami putusin untuk ketemu sama si Sisily itu di sekolah besuk.

Tapi aku rasa ini ide yang agak buruk. Kalau sudah budrek kaya gini sih mau gimana lagi. Mana si Guntur absen terus.

----------

"Hai, kamu Sisily ya?" Sapa Velencya pada seseorang yang dikatakan teman sekelasnya bernama Sisily.

Sesaat sebelumnya, Erlen berkata ia pernah melihatnya di kamar mandi dengan ekspresi yang agak aneh. Dia adalah salah satu adik kelas TK Erlen sepertinya  jadi, tidak aneh jika ia agak lupa.

"Eh" kata siswi itu nampak kaget.

"Iiya. Ada apa ya?" Katanya sekali lagi agak gugup.

"Gausah gugup kali, cuma mau nanya dikit doang" kataku. Ya siapa tau dia gugup gara-gara ada gue. Eakk

"Emm tanya apa ya Kak?" Jawabnya.

"Duduk di sana aja yuk" kata Velen.

Kami tentu tak langsung menanyakan hal-hal berkaitan beberapa kejadian di sekolah belakangan ini. Karena jika dia ada kaitannya dengan semua kasus akan sangat fatal akibatnya untuk kami.

Dia menjawab dengan cukup tenang. Tak ada hal-hal yang mencurigai darinya. Hanya satu. Yaitu saat ditanyai kenalkah dia dengan Sandra? Ia sedikit tercekat dan menjawab kakak tingkat Tari.

Kami memutuskan untuk pulang saja. Seperti yang di katakan Guntur. Ia menginginkan laporan hasil dari kami. So, gue adain acara Video call dengannya. Tapi tak juga kunjung di balas. Last seen wanya sepulang sekolah? Seriously?

----------

Keesokannya,
Sudah hampir jam masuk tapi kenapa Guntur tak juga datang?

Hari berlalu tanpa ada yang berarti.

Guntur nampaknya tak masuk.
Hemm.

Akan ku telpon dia.

Jangan lupa vote and comment yaww...

Jumat Sore🌇
An🌈

WHO IS THE MURDERER -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang